Pesawat Jatuh
Gelombang Protes Rakyat Iran Terjadi Dampak Pesawat Berpenumpang 176 Jiwa Tega Dihabisi dengan Rudal
Gelombang protes dilakukan oleh publik di Iran setelah Iran mengakui, mereka menembak jatuh pesawat Ukraina yang membawa 176 jiwa.
Dia mengatakan, dia menginginkan tidak lebih dari taekwondo, keamanan, dan kehidupan yang bahagia, dan sehat.

"Saya adalah salah satu dari jutaan wanita yang tertindas di Iran, dengan siapa mereka telah bermain, selama bertahun-tahun," kata atlet berumur 21 tahun itu.
"Aku mengenakan apa pun yang mereka minta aku kenakan," katanya, merujuk pada kerudung Islam, yang wajib bagi semua wanita di depan umum di Iran.
"Aku mengulangi semua yang mereka katakan kepadaku untuk dikatakan," katanya menulis.
Dia melanjutkan:
"Tidak ada dari kita yang berarti bagi mereka."
• Truk Terjun Menghancurkan Pagar Rumah Warga Kemang Diduga Kelebihan Muatan Mengangkut 250 Sak Semen
Keamanan ditingkatkan di Teheran kemarin ketika Donald Trump memperingatkan Iran agar tidak melukai para demonstran.
"Kepada para pemimpin Iran, JANGAN MEMBUNUH PROTESTER ANDA," demikian Trump men-tweet pada hari Minggu dengan gaya metropolitannya.
Ketegangan tampaknya memuncak lagi pada akhir pekan, dengan kehadiran polisi yang besar terutama di sekitar Azadi Square yang ikonis di pusat selatan.
Polisi anti huru-hara bersenjatakan meriam air dan pentungan terlihat di Amir Kabir, Sharif, dan Universitas Teheran, serta Lapangan Enqelab.
Sedangkan sekitar 50 milisi Basij mengacungkan senjata paintball, yang berpotensi menandai para pemrotes kepada pihak berwenang, juga terlihat di dekat Amir Kabir.
Kematian Qassem Soleimani pada awalnya menyatukan warga Iran dalam berkabung pekan lalu, tetapi pengakuan Iran bahwa pesawat itu menembak jatuh pesawat telah memicu kebangkitan kemarahan anti-pemerintah.

Menteri Pertahanan AS, Mark Esper mengatakan, Trump masih bersedia untuk duduk dan berdiskusi tanpa prasyarat cara baru untuk maju dengan Iran.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu memilih untuk meredakan ketegangan meski penembakan pesawat tidak bisa dimaafkan.
Padahal, sejumlah pihak sudha dalam kondisi tegang akibat konflik yang terjadi.
Teheran mengatakan, pihaknya mendukung pelonggaran ketegangan setelah krisis yang dimulai dengan kematian Qassem Soleimani dalam serangan udara AS pada 3 Januari.
Dalam pertemuan antara Presiden Iran, Hassan Rouhani dan emir tamu Qatar, kedua belah pihak sepakat bahwa upaya pelonggaran adalah satu-satunya solusi untuk krisis regional.
• Aa Gym Mengungkap Gubernur DKI Adalah Orang Sangat Beruntung Selalu Diserang dan Tidak Pernah Dipuji
Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu, tetapi mereka juga menikmati hubungan kuat dengan Iran, yang mana, mereka berbagi ladang gas terbesar di dunia.
"Kami sepakat ... bahwa satu-satunya solusi untuk krisis ini adalah deeskalasi dari semua orang dan dialog," kata Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani tentang apa yang diyakini sebagai kunjungan resmi pertamanya ke Iran.
Sementara itu, Rouhani mengatakan:
"Kami telah memutuskan untuk memiliki lebih banyak konsultasi dan kerja sama untuk keamanan seluruh wilayah."
Presiden Iran juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, yang berkunjung, Shah Mehmood Qureshi, yang negaranya telah menawarkan untuk menengahi antara Teheran dan sekutu AS, Riyadh.
Arab Saudi dan Iran terlibat perang berkepanjangan di Yaman.
Dalam briefing ke parlemen, Hossein Salami, komandan Pengawal Revolusi Iran, mengatakan, rudal yang ditembakkannya Rabu lalu di pangkalan Irak, yang menampung pasukan AS tidak ditujukan untuk membunuh personil Amerika.
Sejauh ini, AS mengatakan, tidak ada personel Amerika yang terluka dalam serangan itu.
Namun, Iran malah menembak jatuh pesawat sipil, sehingga memicu kemarahan dunia pada tindakan keji tersebut.