Perang AS Vs Iran

Sang Ayah Tewas, Putri Jenderal Iran Ancam Donald Trump: Hari yang Kelam Bakal Menimpa AS

SETELAH ayahnya tewas dirudal drone AS, putri jenderal Iran Qasem Soleimani memberi peringatan kepada Presiden AS Donald Trump. Begini ancamannya:

En.shafaqna.com
Mayor Jenderal Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds, cabang Garda Revolusi Iran 

"Hai Trump yang gila, engkau adalah simbol kebodohan dan boneka yang tengah dimainkan Zionis internasional..." 

"Kematian ayah saya hanya akan membangkitkan perlawanan di garis depan, dengan hari yang kelam bakal menimpa AS..."

SETELAH ayahnya tewas dirudal drone AS, putri jenderal Iran Qasem Soleimani memberi peringatan kepada Presiden AS Donald Trump.

Soleimani tewas bersama wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, pada Jumat pekan lalu (3/1/2020).

Komandan Pasukan Quds cabang Garda Revolusi Iran itu tewas setelah konvoi mobil yang ditumpanginya dihantam empat rudal dari drone MQ-9 Reaper milik AS.

5 Fakta Kekuatan Militer Iran, Mampukah Balas Dendam Terhadap AS Atas Tewasnya Qasem Soleimani?

Arti Bendera Merah Iran Dikibarkan, Pertanda Perang Iran Amerika sampai Sebut Cucu Nabi Muhammad

Diancam Iran, Donald Trump Balik Ancam: Jika AS Diserang, 52 Target Iran Bakal Dihantam Sangat Cepat

Sejumlah pemimpin senior Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, hadir dalam prosesi pemakaman Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani.

Putri Soleimani, Zaenab, menyatakan, AS dan sekutunya di Timur Tengah, Israel, bakal mendapatkan pembalasan.

"Hei Trump gila, jangan pikir segalanya bakal berakhir dengan mati syahidnya ayah saya," koar Zaenab dilansir Sky News Senin (6/1/2020).

Berbicara di Universitas Teheran, Zaenab mengatakan, 'rencana jahat' Trump adalah memisahkan Iran dan Irak melalui pembunuhan Soleimani.

Namun seperti dilansir CNN, putri jenderal 62 tahun itu menyebut, rencana dari presiden Partai Republik tersebut telah gagal.

Zaenab menuturkan, upaya Trump malah akan menyatukan dua negara karena didasarkan pada kebencian terhadap negara yang sama, AS.

"Hai Trump yang gila, engkau adalah simbol kebodohan dan boneka yang tengah dimainkan Zionis internasional," ujarnya.

"Kematian ayah saya hanya akan membangkitkan perlawanan di garis depan, dengan hari yang kelam bakal menimpa AS," ancamnya.

Foto yang diambil pada 14 September 2013, menunjukkan Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, ketika mendapat ucapan belasungkawa atas kematian ibunya di Teheran. Soleimani tewas dalam serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.
Foto yang diambil pada 14 September 2013, menunjukkan Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, ketika mendapat ucapan belasungkawa atas kematian ibunya di Teheran. Soleimani tewas dalam serangan yang diperintahkan Presiden AS Donald Trump di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020. (AFP/ISNA/Mehdi Ghasemi)

Menyingkirkan AS

Pengganti Soleimani di Pasukan Quds, Esmail Ghaani, sudah menyatakan dia akan 'menyingkirkan AS dari kawasan itu'.

"Tuhan Yang Mahakuasa sudah menjanjikan balasan atas kematiannya. Tuhan akan membalaskannya. Kami akan bersikap," kata Ghaani.

Diyakini, Ghaani akan meneruskan kepemimpinan Qasem Soleimani dalam memperluas operasi militer Iran di Timur Tengah.

Sebelum tewas dihantam rudal, Soleimani dimonitor serius oleh AS, dan bertanggung jawab atas serangan terhadap AS dalam dua dekade terakhir.

Sementara itu, Donadl Trump sudah menjawab, jika saja Teheran membalas dendam, maka Washington pun bakal balik membalas dengan 'cara yang berantakan'.

"Target itu, atau bahkan Iran sendiri, BAKAL DIHANTAM SANGAT CEPAT DAN KERAS. AS tidak ingin diancam lagi!" tandasnya.

Almarhum Jendral Qasem Soleimani (kiri) dan penggantinya
Almarhum Jendral Qasem Soleimani (kiri) dan penggantinya (ndtv.com)

AS ancam balik Irak

Seperti diberitakan Wartakotalive.com, giliran Irak yang mendapat ancaman balik dari Presiden AS Donald Trump, setelah Parlemen negara itu menyerukan pengusiran pasukan AS dari Irak. 

Sebelumnya, Iran mengancam akan melakukan aksi balas dendam terhadap AS pasca-tewasnya Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani di Irak, Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat.

Menanggapi ancaman tersebut, Donald Trump balik mengancam Iran. Pihaknya sudah mengidentifikasi 52 target dan bakal menyerangnya 'dengan sangat cepat' jika AS diserang.

 Diancam Iran, Donald Trump Balik Ancam: Jika AS Diserang, 52 Target Iran Bakal Dihantam Sangat Cepat

 Pemimpin Terkuat Kedua Iran Qasem Soleimani Tewas, Parlemen Irak Serukan Agar Pasukan AS Diusir

Pada Minggu (5/1/2020) waktu setempat, parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang berisi seruan supaya militer asing segera angkat kaki.

Meski begitu, resolusi yang dikeluarkan oleh parlemen tidak bersifat mengikat, dan membutuhkan persetujuan pemerintah.

Koalisi internasional yang dipimpin AS datang atas undangan Irak di 2014, untuk membantu mereka dalam mengalahkan ISIS.

Saat ini, terdapat sekitar 5.200 pasukan AS yang bermarkas di seantero negeri itu, dan bertindak sebagai penasihat.

"Jika mereka mengusir kami dengan cara yang tidak baik, maka kami akan menjatuhkan sanksi yang tidak akan pernah mereka bayangkan," ancam Trump.

"Sanksi itu akan membuat hukuman yang diberikan kepada Iran seperti recehan," lanjutnya seperti dilansir AFP Senin (6/1/2020).

 Akibat Panasnya Hubungan AS-Iran, Gerak Rupiah Diproyeksi di Level Rp 13.900-Rp 14.000 per Dolar AS

 Demi Balas Dendam ke AS, Pemeritah Iran Janjikan Hadiah Rp 1,1 Trilun untuk Kepala Donald Trump

Berbicara dari pesawat kepresidenannya, Trump menyatakan bahwa Pentagon mempunyai pangkalan udara yang sangat canggih.

"Pembangunannya butuh miliaran dolar AS. Kami tidak akan pergi kecuali mereka membayar biayanya," ujar Trump dikutip BBC.

Kemudian pada kicauannya di Twitter, presiden 73 tahun itu memamerkan besarnya biaya yang digelontorkan untuk militer.

Trump mengatakan Pentagon sudah menghabiskan dana 2 triliun dolar AS, sekitar Rp 27.925 triliun, demi pengembangan militer.

"Kami adalah pasukan yang TERBAIK di dunia! Jika Iran sampai berani menyerang, kami akan mengirim peralatan cantik kami," klaimnya.

 Arti Bendera Merah Iran Dikibarkan, Pertanda Perang Iran Amerika sampai Sebut Cucu Nabi Muhammad

Dihantam rudal

Serangan tersebut terjadi setelah jenderal top Iran Qasem Soleimani tewas dihantam rudal pada Jumat (3/1/2020).

Soleimani terbunuh bersama wakil pemimpin paramiliter Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad.

Komandan Pasukan Quds, cabang dari Garda Revolusi, itu dan Muhandis terbunuh ketika konvoi kendaraan mereka diserbu rudal.

Kematian Qasem Soleimani menuai kemarahan tak hanya dari Iran. Namun juga kelompok milisi yang bersekutu dengan mereka.

Pasalnya, jenderal berusia 62 tahun itu dianggap sebagai calon pengganti Ayatollah Ali Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi Iran.

Khamenei maupun sejumlah pejabat Teheran lainnya sudah menyatakan, mereka bakal balas dendam atas kematian Soleimani.

Rp 1,1 Triliun untuk kepala Donald Trump

Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya, pasca-tewasnya Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani, pemerintah Iran menawarkan hadiah 80 juta dolar Amerika (Rp 1,1 triliun) untuk kepala Donald Trump.

Diketahui, Qasem Soleimani tewas pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat di Bandara Internasional Baghdad, Irak karena serangan Amerika Serikat.

Terkait hal itu, siaran resmi pemerintah Iran mengatakan hadiah puluhan juta dolar akan diberikan kepada siapapun yang membunuh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Setiap dolar dari total imbalan yang ditawarkan didapat dari per kepala warga Iran

"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan 80 juta dolar Amerika untuk hadiah bagi mereka yang bisa membawa kepala Presiden Trump," bunyi pengumuman seperti dilansir en24.

Tak hanya itu, Iran juga menargetkan Gedung Putih untuk balas dendam terkait serangan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani.

Paska kematian Jendral Qaseem Soleimani karena perintah Presiden AS Donald Trump. Unjuk rasa berkumandang di Iran.
Paska kematian Jendral Qaseem Soleimani karena perintah Presiden AS Donald Trump. Unjuk rasa berkumandang di Iran. (The Guardian)

Dikutip Tribunnews.com dari Daily Mirror, hal itu diungkapkan anggota parlemen Iran, Abolfazl Aboutorabi pada Minggu (5/1/2020).

"Kami bisa menyerang Gedung Putih sendiri," kata dia.

 ANAK Pertama Ahok Puput Lahir di RS Menteng, Nama Abimanyu Purnama Diinfokan mantan Pejabat Jokowi

"Kami bisa menyerang mereka di tanah Amerika. Kami punya kekuatan, insya Allah kami akan menyerang pada waktu yang tepat," imbuhnya.

Pernyataan Aboutorabi itu diiringi sumpah Iran yang akan balas dendam atas kematian Qasem Soleimani.

Peringatan Hizbullah

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingkatkan pangkalan, kapal perang, dan tentara Amerika Serikat.

Ia mengatakan mereka semua (Amerika, red) akan membayar 'harga' karena telah membunuh Soleimani.

"Saat peti mati prajurit dan perwira Amerika mulai diangkut ke Amerika Serikat, Trump dan pemerintahannya akan menyadari mereka benar-benar telah kehilangan wilayahnya," ujar Nasrallah.

 Kenangan Mendiang Ria Irawan Berpose Diatas Sepeda Bersama Mick Jagger Tidak Akan Terlupakan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuduh Donald Trump telah melakukan pelanggaran berat hukum internasional atas tewasnya Qasem Soleimani.

Zarif menyebut Trump sebagai teroris yang sedang dalam gugatan.

Masih mengutip Daily Mirror, Amerika Serikat mengirim empat ribu penerjung payung tambahan dari Divisi Lintas Udara ke-82 untuk memperkuat pangkalannya di Irak.

Namun, Minggu kemarin, Baghdad bersiap mengusir pasukan asing di tanah mereka.

Pemerintah Baghdad melarang pasukan asing menggunakan tanah, wilayah, udara, atau air dengan alasan apapun.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putri Jenderal Iran kepada Trump: Hari yang Kelam Bakal Tiba" Penulis : Ardi Priyatno Utomo

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved