Besok Puncak Hujan Meteor, Berikut Penjelasan Lapan Soal Meteor Quadrantid

Besok Puncak Hujan Meteor, Berikut Penjelasan Lapan Soal Meteor Quadrantid Menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan, Gunawan Admiranto

Editor: Dwi Rizki
instagram @lapan_ri
Ilustrasi Hujan Meteor Quadrantid 

Alasannya karena dari satu titik ini tampak muncul berkali-kali lintasan cahaya meteor, dan selanjutnya titik ini diberi nama radiant.

Guna memudahkan identifikasi pada peristiwa hujan meteor tersebut, titik radiant kemudian dikaitkan dengan rasi atau konstelasi yang terdekat dengan titik tersebut.

"Para astronom telah mencatat banyak peristiwa hujan meteor," jelas Gunawan.

"Fenomena ini ternyata berlangsung pada tanggal-tanggal tertentu setiap tahunnya, dan mereka kemudian berpikir bahwa ini terkait dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari," tambahnya.

Pada penelitian lebih lanjut, hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati daerah yang ditempati debu komet atau asteroid.

Debu komet atau asteroid tersebut kemudian terbakar hingga terjadi fenomena hujan meteor.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin Versi Mbah Mijan: Pertanda Akan Datangnya Bencana Alam?

Berikut 4 Fenomena Langit di Bulan Desember 2019, dari Hujan Meteor Hingga Gerhana Matahari Cincin

Puncak Hujan Meteor Quadrantid

Lebih lanjut dipaparkannya, hujan meteor Quadrantid berlangsung antara tanggal 12 Desember 2019 dan berakhir pada tanggal 12 Januari 2020.

Namun, puncak hujan meteor Quadrantid berlangsung pada tanggal 4 Januari 2020.

Radiant hujan meteor ini berada di konstelasi Bootes dan dari daerah Jawa Barat dan sekitarnya.

Hujan meteor tersebut akan tampak setelah pukul 02.46 WIB setelah rasi Bootes.

Hujan meteor Quadrantid terlihat di ufuk timur dan terus terlihat sampai Matahari terbit sekira pukul 05.21 WIB.

Dalam keadaan ideal atau malam tak berawan dan gelap sepenuhnya, langit akan dihujani sekira 120 buah meteor setiap jam.

Akan tetapi, kemungkinan untuk melihat hujan meteor Quadrantid akan sangat kecil terlihat pada Indonesia bagian barat.

Alasannya karena bulan Januari adalah musim penghujan.

"Masalah lain adalah bahwa radiant hujan meteor ini berada pada ketinggian 22 derajat dari horison, sehingga cahaya kota bisa mengaburkan cahaya lintasan meteor," tutupnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved