Breaking News

Jokowi Ungkap Masih Banyak Pihak Senang Impor Minyak karena Untungnya Gede dan Bisa Dibagi-bagi

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) melihat masih banyak pihak yang senang impor minyak.

Biro Pers/Setpres - Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama jajaran terkait untuk membahas langkah-langkah dan antisipasi dalam menanggapi perkembangan ekonomi dunia di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019). 

"Kalau ini minim, maka sebuah negara jadi berbahaya karena berdampak ke ongkos politik ketika rakyat kekurangan bahan bakar," paparnya.

 KPK Merasa Tidak Pernah Dibantu Komisi III DPR, tapi Malah Dimarahi Terus

PT Pertamina menyebutkan, Indonesia sudah masuk dalam kategori darurat energi karena stok BBM sisa 12 hari.

Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, anjloknya stok BBM karena produksi terus turun, sehingga Indonesia sudah tidak lagi jadi eksportir minyak.

"Indonesia darurat energi. Indonesia sudah keluar dari OPEC, sudah tidak lagi eksportir, tapi importir," terangnya.

 Permintaan Laode M Syarif Cs kepada Komisi III DPR: Tolong Jaga KPK

Rifky menjelaskan, sebenarnya Presiden Joko Widodo pada 2015 sudah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 146 untuk mendorong pembangunan kilang Pertamina.

"Meski ada perpres, kecepatan eksekusi lambat. Sekarang kilang Balikpapan baru 90 persen, kilang Cilacap kerja sama dengan Aramco belum jadi-jadi," ungkapnya.

Ia menambahkan, cadangan minyak Indonesia saat ini tinggal sekitar 3,5 miliar barel, jauh di bawah periode 1980 sebanyak 12 miliar barel.

 Menteri Agama Fachrul Razi: Saya yang Dorong FPI Diberikan Izin Lagi

"Cadangan kita 3,5 milar barel, sedangkan Arab Saudi 200 miliar barel. Cadangan minyak kita hampir sudah tidak ada lagi," beber Rifky. (Seno Tri Sulistiyono)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved