KPK Merasa Tidak Pernah Dibantu Komisi III DPR, tapi Malah Dimarahi Terus

WAKIL Ketua KPK Laode M Syarif mencurahkan perasaannya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Kuningan Persada Jakarta Selatan, Senin (22/2/2016). 

WAKIL Ketua KPK Laode M Syarif mencurahkan perasaannya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Ia merasa selalu kena marah Komisi III, saat KPK bertandang ke DPR.

Komisi III disebut lebih sering marah-marah ke KPK ketimbang memberikan bantuan.

Mendagri Sebut Jakarta Seperti Kampung Jika Dibandingkan Shanghai, Begini Respons Anies Baswedan

"Saya terus terang, saya tidak mau curhat, tapi saya bilang kenapa sih Komisi III itu kalau kita pergi ke sana (DPR) kita dimarahin melulu? Dibantuin itu jarang sekali."

'Terus terang kami hampir tidak pernah merasa terbantu, tidak pernah kami dibantu. Itu terakhir, itu curhat," ungkap Laode di lokasi.

Mendengar curahan hati Laode ini, anggota Komisi III Fraksi PPP Arsul Sani pun ikut menanggapi.

Takut Dicuri, Pemasangan Traffic Cone di Jalur Sepeda Tomang Raya pada Malam Hari Lihat Kondisi

Ia berujar Komisi III pernah membantu KPK, tapi luput dari perhatian.

Arsul memberi contoh saat kasus teror bom molotov yang menyasar kediaman dua pimpinan KPK, Laode dan Agus Rahardjo.

"Enggak pernah dibantu tidak benar. Ketika rumah Pak Laode atau Pak Agus dibom kan minta disuarakan juga, saya suarakan," jelas Arsul.

Mendagri Tito Karnavian: Politik Indonesia Stabil Sejak 01 dan 02 Gabung, Tinggal Urusan 212 Saja

"Kita minta atensi khusus dari pimpinan Kapolri, juga Komisi III minta atensi khusus sama pimpinan Polri," imbuhnya.

Ada pula bantuan penambahan anggaran yang ditawari Komisi III.

Tapi, katanya, usulan tersebut ditolak lantaran KPK menganggap cukup anggaran saat itu.

Lolos ke Liga 1, Besok Persita Tangerang Gelar Pawai Besar di Tigaraksa

Arsul mengatakan, penawaran tambahan angggaran yang diberikan ke KPK merupakan cermin dukungan terhadap lembaga anti-rasuah tersebut.

"Jadi jangan bilang enggak pernah bantu, kita sudah buka pintunya tapi bapak enggak manfaatkan."

"Yang ada kami selalu dituduh melemahkan KPK. Padahal kalau lemahkan gampang saja, kita enggak setujui anggaran," ucapnya.

Mendagri Tito Karnavian Sebut Jakarta Kayak Kampung Jika Dibandingkan dengan Shanghai

Sebelumnya, empat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015-2019 akan purna tugas bulan depan.

Rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR pada Rabu (27/11/2019) kemarin, mungkin jadi kunjungan terakhir mereka sebagai pimpinan lembaga anti-rasuah itu.

Agus Rahardjo, Laode M Syarif, Basaria Panjaitan, dan Saut Situmorang, akan mengakhiri masa jabatannya. Kecuali, Alexander Marwata yang kembali terpilih.

 Anies Baswedan Terpilih Jadi Ketum APPSI Setelah Dikritik Mendagri, Fadli Zon: Selamat Bro!

Mereka yang tak lagi menjabat memanfaatkan momentum RDP untuk mengutarakan kesan dan pesan masing-masing.

Ketua KPK Agus Rahardjo menyampaikan permintaan maaf atas nama pribadi maupun lembaga, kepada seluruh anggota Komisi III yang hadir.

Agus Rahardjo tak bosan berpesan supaya DPR, khususnya Komisi III, agar tidak lelah mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

 KPK Jelaskan Alasan Kasus RJ Lino Mandek kepada Komisi III DPR, Tegaskan Punya Dua Alat Bukti

"Pesan kami tetap, mohon bapak ibu Komisi III tidak henti-hentinya."

"Tidak lelah selalu mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi, terima kasih," ucapnya, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Senada dengan Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengutarakan permohonan maaf bila selama empat tahun ke belakang, tindakan KPK tidak sesuai dengan apa yang diharapkan DPR.

 Tiga Parpol Pendukung Jokowi Sodorkan Nama Calon Tenaga Ahli KSP, Bakal Diseleksi Ketat

Ia juga minta segala kebijakan yang sudah baik, bisa dilanjutkan oleh jajaran pimpinan baru.

Laode tak lupa memohon kepada DPR untuk menjaga lembaga anti-rasuah ini dengan sungguh-sungguh.

"Mohon maaf bila selama empat tahun terakhir ada hal, tindakan yang tidak sesuai dengan harapan."

 KPK Bakal Hentikan Empat Kasus yang Tersangkanya Meninggal

"Jika ada kebaikan pada periode kami, mudah-mudahan itu dapat dilanjukan oleh penerus kami. Terakhir, tolong bapak-bapak menjaga KPK," pintanya.

Selain mengucap rasa terima kasih ke Komisi III DPR, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan juga menitipkan pesan kepada Alexander Marwata yang terpilih lagi.

"Sudah ada fondasinya, nanti Pak Alex tinggal meneruskan yang sudah kita buat," ucapnya.

 Gaspol Jek Resmi Meluncur, Helm Bersayap dan Jaket Merah Jadi Pembeda, Ada Asuransi Bunuh Diri

Wakil Ketua KPK lainnya, Saut Situmorang, blak-blakan kepada Komisi III soal rencananya ke depan.

Saut mengaku ingin jadi intelijen setelah tak lagi jabat pimpinan KPK pada 21 Desember mendatang.

"Yang perlu dimaklumi dari saya pribadi, bahwa sampai tanggal 21 Desember nanti itu saya penegak hukum."

 KLASEMEN Indonesia di Grup B Setelah Kalahkan Thailand, Besok Lawan Singapura Malam Hari

"Tapi nanti ditanggal 21 ke sana, mungkin saya akan jadi intelijen," tegas Saut.

Soal Undang-undang KPK terbaru, Saut mengaku sebagian pihak masih skeptis.

Tapi, dirinya coba meyakinkan mereka yang masih menaruh keraguan itu.

 Rekomendasinya Banyak Tidak Dijalankan Kementerian, KPK Merasa Tak Dihargai

"Beberapa pihak luar sedikit skeptis juga."

"Saya coba meyakinkan mereka dengan mengatakan bahwa value di KPK itu nanti akan menghasilkan balances upaya untuk memberantas korupsi," paparnya. (Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved