Pelayanan Publik
Sebanyak Empat Proyek Pengolahan Air Laut Menjadi Tawar Dibangun di Kepulauan Seribu
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun empat Instalasi Pengolahan Air (IPA) berteknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) di empat pulau.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Air yang selama ini berada di daratannya sekarang, kian payau, bahkan air rasanya asin, sehingga warga membeli air isi ulang dari daratan Pelabuhan Kali Adem, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Seperti yang diungkapkan oleh Jamaludin (48), tokoh masyarakat di Pulau Payung, Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Bila air tanah terasa asin, mereka akan beralih memakai air baku, yang dibeli seharga Rp 25.000 per meter kubik.
“Sekarang kondisi air tanahnya sudah asin, karena masih masuk musim kemarau,” kata Jamaludin, saat ditemui di Pulau Payung pada Rabu (20/11/2019).
• Update Puslabfor Mabes Polri Menyelidiki Penyebab Kebakaran Gedung Sekolah SMK Yadika 6 Pondok Gede
Menurut dia, air merupakan sumber kehidupan karena segala aktivitas masyarakat sangat bergantung pada air. Selain untuk diminum, air juga digunakan untuk keperluan masak, mencuci, mandi dan sebagainya.
“Kondisi ini sudah dirasakan oleh 193 warga dari 58 Kepala Keluarga (KK) di Pulau Payung. Apalagi musim kemarau ini sudah berjalan enam bulan lebih,” ujarnya.
Kata dia, kondisi ini membuat warga lebih selektif untuk memakai air baku yang dibeli dari daratan. Air tawar itu justru hanya dipakai untuk minum dan masak saja.
“Ada juga yang ngambil dari sumur (tanah) untuk masak dan minum, yah untuk menjaga di akhir nanti bila ada kekurangan air di sumur alam itu,” ungkapnya.
Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Husein Murad mengakui, warganya memang kerap dilanda kesulitan air bersih, walau diapit oleh lautan. Namun demikian, kata dia,
• DERETAN Negara Paling Berbahaya Tahun 2020 untuk Didatangi Terungkap Indonesia Tidak Masuk Daftar
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun empat Instalasi Pengolahan Air (IPA) dari air laut menjadi air tawar.
Adapun instalasi ini memakai teknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWRO).
“Sudah ada empat instalasi SWRO yang dibangun di Kepulauan Seribu, di antaranya di Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Payung dan Pulau Kelapa Dua,” ujar Husein.
• Seorang Whistle Blower Berhasil Kabur Mengungkap Kekejaman Kamp Konsentrasi China yang Melebihi Nazi
Sebelumnya, Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu mengandalkan paus dan gajah untuk mengevakuasi sampah di Kabupaten Kepulauan Seribu.
Namun jangan salah, ternyata paus dan gajah yang dimaksud merupakan alat pengangkut sampah.
Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @sudin_lh_p1000 pada Rabu (27/3) lalu, terlihat aktivitas bongkar muat sampah di Kepulauan Seribu.