Aksi Terorisme
Terduga Teroris yang Ditangkap di Depok Dikenal Tertutup dan Tak Pernah Berinteraksi Dengan Warga
Terduga teroris Wiji alias Patria alias Dwi, dan keluarganya dikenal tertutup oleh warga Perumahan Bukit Mampang Residence, Limo, Depok.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Penggeledahan rumah terduga teroris, Wiji Joko Santoso alias Patria alias Dwi, membuat warga sekitar kaget.
Pasalnya, warga di Perumahan Bukit Mampang Residence, Blok N No. 8, Jalan Cemara, Limo, Depok, tak menyangka keluarga yang telah tinggal satu setengah tahun di lingkungan itu terkait dengan jaringan teroris internasional.
"Ya kaget, karena memang enggak nyangka aja," ujar Mutia (29) seorang warga di sekitar tempat tinggal terduga teroris kepada wartawan di rumahnya, Perumahan Bukit Mampang Residence, Limo, Depok, Rabu (13/11/2019).
• Antisipasi Teroris, Depok Peketat Masuknya Warga Baru dan Mengawasi Rumah-Rumah Kontrakan
Mutia mengatakan, selama ini keluarga Wiji tinggal bersama seorang istri dan dua putranya yang masih duduk di Sekolah Dasar.
Sebagai warga, keluarga Wiji terkenal tertutup, jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Paling kalau ketemu ya pas anter uang keamanan dan kebersihan komplek saja, itu juga cuma kasih uang terus pulang," kata Mutia.
• Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sebuah Sekolah Dasar Islam di Depok
Menurut Mutia, keluarga Wiji tak pernah hadir jika ada acara di komplek, seperti halal bihalal dan sebagainya.
Keluarga tersebut tak datang dengan alasan tak mengetahui adanya acara.
"Sama sekali enggak pernah bergaul istrinya, saya enggak pernah ketemu sama suaminya, dan enggak tahu yang mana," kata Mutia.
• Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Limo, Depok
Namun demikian, Mutia mengatakan, keluarga tersebut tak pernah bermasalah serta tak pernah ada acara apapun di rumahnya.
"Ya kalau dia mau ada arisan atau acara apapun kan harus lapor, tapi ini enggak, karena emang enggak pernah ada apa-apa di rumahnya," tutut Mutia.
Saat penggeledahan, Mutia mengatakan kepolisian berhasil mengamankan beberapa barang yakni satu buah laptop, belasan telepon seluler, tujuh paspor beda-beda nama, serta beberapa buku-buku tentang Islam.
• VIDEO : Pengamat Prediksi Aksi Terorisme Akan Terus Meningkat
Warga lain yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan hal serupa terkait keluarga Wiji yang tertutup.
"Pintu rumahnya enggak pernah kebuka, istrinya juga enggak pernah keluar. Paling kalau mau beli sayuran atau makanan untuk anaknya," kata warga yang tinggal di dekat rumah Wiji.
Akan tetapi, warga tersebut mengatakan, anak Wiji yang kecil kerap kali bermain di sekitaran komplek.
• Mahfud MD: Berkaca dari Kasus Penusukan Wiranto, Bom Medan Pintu Masuk Bongkar Jaringan Terorisme
"Kalau anak-anaknya sih biasa, main sepeda, bulu tangkis, ya macam-macam. Tapi, ibunya di rumah terus," katanya.
Warga Pendatang
Wiji merupakan warga pendatang di komplek tersebut.
• Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Diduga Balas Dendam Tewasnya Pimpinan ISIS Baghdadi
Saat pindahan, Wiji tak diantar atau didampingi keluarganya, baik dari keluarga Wiji ataupun keluarga sang istri.
"Dia di sini mengontrak. Waktu pindahan enggak ada keluarganya yang anterin. Barang-barangnya juga datangnya sedikit-sedikit, enggak sekaligus," tutur warga.
Untuk wilayah perumahan tersebut, biaya kontrak ditaksir sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per tahun.
• 8 Fakta Kasus Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan, Kata Tetangganya Pelaku Dikenal Warga yang Baik
Warta Kota sempat menyambangi kediaman Wiji, tampak sebuah mobil terparkir di garasinya bersama motor dan sepeda ukuran sedang.
"Saya enggak tahu itu mobil dia atau bukan. Istrinya biasanya kemana-mana naik motor, anter jemput sekolah juga naik motor," kata Mutia.
Tim Densus 88 pada Selasa (12/11/2019) pagi, menangkap seorang terduga teroris di SDIT Izzati, Beji, Depok.
• Rumah Wiji Joko Santoso Digerebek Tim Densus, Warga Sebut Orangnya Tertutup dan Jarang Berinteraksi
Pelaku diketahui bernama Wiji Joko Santoso alias Patria alias Dwi, kelahiran Rembang, 14 juli 1975.
Keterlibatan Wiji adalah menjalin hubungan internasional dengan jaringannya hingga pernah menjadi pelatih di Moro serta keahlian militer dengan membuat bom serta perakit senjata.
Selain itu, terduga teroris ini juga pernah masuk ke jaringan Suriah bersama Askari dengan tujuan menjalin hubungan dengan Free Syirian Army (FSA).
• BOMBER Polrestabes Medan Kelompok JAD atau Kelompok NII Pro ISIS? Begini Penjelasan Nasir Abbas
Sementara itu dari hasil penangkapan pelaku, anggota Densus berhasil mengamankan satu unit Honda Beat mewah B 6726 URQ untuk aktivitas sehari-hari pelaku