Emiten Operator Telekomunikasi Menyerap Hampir Seluruh Belanja Modal 2019
emiten operator telekomunikasi telah menyerap hampir keseluruhan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan untuk tahun ini.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Sejak awal tahun hingga September 2019, para emiten operator telekomunikasi telah menyerap hampir keseluruhan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan untuk tahun ini.
PT XL Axiata Tbk (EXCL) misalnya, telah menyerap Rp 6,5 triliun atau setara 86,7 persen dari total capex 2019 yang sebesar Rp 7,5 triliun.
Head External Communications EXCL, Henry Wijayanto, mengatakan, capex ini digunakan untuk pembangunan transmisi, backhaul, modernisasi dan peningkatan jaringan, yaitu berupa penambahan base transceiver station (BTS) dan penggelaran fiberisasi jaringan.
"Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya lalu lintas data di seluruh jaringan dan untuk memberikan stabilitas, memperluas kapasitas jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan data XL Axiata," kata Henry, kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11/2019).
• Ada Apa, Saldo Uang Elektronik Bank Menyusut Rp 200 Miliar dalam Satu Bulan
Hingga akhir 2019, EXCL menargetkan bisa memiliki lebih dari 135.000 BTS.
Jaringan XL Axiata juga ditargetkan bisa mencakup 95 persen populasi masyarakat Indonesia di lebih dari 440 kota dan kabupaten.
Selanjutnya, PT Indosat Tbk (ISAT) telah menyerap capex Rp 8,6 triliun atau setara 86 persen dari total capex tahun ini yang sebesar Rp 10 triliun.
Capex ini digunakan untuk perluasan jaringan 4G yang intensif.
Per September 2019, jumlah BTS 4G ISAT berjumlah 29.317 unit atau bertambah 12.267 unit dari jumlah pada akhir tahun lalu yang sebanyak 17.050 unit.
• Rupiah Ditutup Menguat Setelah Sempat Lesu, Berikut Penjelasannya
Sementara itu, secara total, Indosat telah mengoperasikan 95.190 BTS yang terdiri dari BTS 2G, 3G, dan 4G.
Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Abdulaziz A A. Al-Neama mengatakan, BTS 4G Indosat saat ini menjangkau 83,5 persen populasi masyarakat.
"Karena kami melihat lebih banyak ruang untuk perbaikan, kami sangat berkomitmen untuk terus fokus dan memberikan pengalaman data, penggelaran jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan kami, bahkan lebih baik,“ kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11/2019).
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sepanjang tahun ini, ISAT berencana membangun 18.000 BTS baru yang lebih difokuskan pada BTS 4G.
Hingga akhir tahun ini, ISAT menargetkan BTS 4G-nya bisa mencapai 35.050 unit dan bisa menjangkau 90 persen populasi masyarakat Indonesia.
• Ramai soal Desa Fiktif, Ini Proses Pembentukan Desa Berdasarkan Undang-undang
Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menyerap capex sebesar Rp 22,2 triliun.
Jumlah ini setara 21,6 persen pendapatan TLKM yang sebesar Rp 102,63 triliun.
Perusahaan ini menargetkan capex to revenue bisa mencapai 27 persen pada akhir tahun nanti.
"Ada beberapa capex item yang baru bisa dibukukan pada kuartal IV-2019, terkait dengan penyelesaian beberapa pekerjaan," kata Direktur Keuangan TLKM, Harry Mozarta Zen, kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11/2019).
Menurut dia, belanja modal tersebut dialokasikan terutama untuk pengembangan jaringan dan infrastruktur, baik mobile broadband maupun fixed broadband.
• 6 Aktivitas Ini Sering Bikin Mager dan Buat Tugas Tertunda
Pada bisnis mobile broadband, belanja modal diperuntukkan bagi peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, serta peningkatan sistem IT.
Sepanjang tahun ini, Telkomsel, anak usaha TLKM, telah menambah sebanyak 20.829 BTS yang seluruhnya berbasis 4G.
Dengan demikian, jumlah BTS Telkomsel hingga saat ini telah mencapai 209.910 unit atau tumbuh 14,5 persen dari kuartal III/2018, dan 76 persen di antaranya adalah BTS 3G/4G.
Sementara itu, pada bisnis fixed broadband, belanja modal tersebut digunakan untuk membangun jaringan akses dan infrastruktur backbone berbasis fiber optic untuk mendukung bisnis mobile dan fixed broadband.
• Investor Asing Jual Saham Perbankan, IHSG Ditutup Turun 51,9 Poin
Sebagian belanja modal juga digunakan untuk pengembangan proyek lain, seperti menara telekomunikasi.
Belum lama ini, TLKM melalui anak usaha Mitratel menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik ISAT.
"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas dari aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki oleh menara telekomunikasi ke depannya," kata Harry.
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga telah hampir menyerap seluruh anggaran belanja modalnya pada tahun ini yang sebesar 200 juta dollar AS.
"Sampai hari ini, kami sudah investasi hampir mendekati US$ 200 juta," kata Direktur Keuangan FREN, Antony Susilo.
Sepanjang tahun ini, FREN menargetkan bisa membangun 5.000 BTS 4G baru sehingga bisa memiliki 32.000 BTS pada akhir tahun ini.
Sebagai informasi, sejak beralih dari layanan Code Division Multiple Access (CDMA) ke Global System for Mobile Communications (GSM), FREN memang selalu membangun BTS 4G sehingga perusahan ini tidak memiliki BTS 3G maupun 2G.
• Dari Ratusan Fintech Terdaftar di OJK, Hanya Belasan Punya Izin
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Operator telekomunikasi menyerap hampir seluruh belanja modal 2019