Ada Apa, Saldo Uang Elektronik Bank Menyusut Rp 200 Miliar dalam Satu Bulan

Dalam kurun waktu satu bulan atau month on month (mom) dana floating uang elektronik perbankan turun sebesar Rp 200 miliar.

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Seiring dengan ketatnya persaingan dan pesatnya perkembangan teknologi, bisnis uang elektronik perbankan mulai tergerus.

Sebabnya, saat ini mayoritas perbankan masih mengandalkan uang elektronik chip based atau berbasis kartu.

Sementara secara industri, perkembangan uang elektronik berbasis server tumbuh sangat cepat.

Disrupsi ini pun mulai nampak, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan per September 2019 total dana floating (saldo) uang elektronik perbankan mengalami penurunan sebesar 8,9 persen secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 2,3 triliun.

Rupiah Ditutup Menguat Setelah Sempat Lesu, Berikut Penjelasannya

Padahal pada periode bulan Agustus 2019, saldo uang elektronik yang diterbitkan perbankan masih tetap mengalami peningkatan kendati tipis sebesar 2,4 persen secara yoy.

Hal ini menunjukkan dalam kurun waktu satu bulan atau month on month (mom) dana floating uang elektronik perbankan turun sebesar Rp 200 miliar.

Kendati demikian, salah satu bank pemain uang elektronik terbesar di Tanah Air yakni PT Bank Mandiri Tbk menyatakan pihaknya masih mencatatkan kenaikan dari segi saldo.

Senior Vice President Transcation Banking and Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi, mengatakan, sampai dengan September 2019 total dana alias saldo uang elektronik perseroan yakni e-money masih mencapai Rp 1 triliun.

Ramai soal Desa Fiktif, Ini Proses Pembentukan Desa Berdasarkan Undang-undang

Angka tersebut mengalami peningkatan cukup tinggi yakni sebesar 25,44 persen secara tahunan.

Thomas mengatakan, tren tersebut utamanya disebabkan masih sangat tingginya kebutuhan masyarakat dalam melakukan pembayaran transportasi terutama jalan tol menggunakan kartu uang elektronik.

Terbukti, hingga kuartal III 2019 lalu dari total kartu Mandiri e-money yang beredar sebanyak 19 juta kartu, transaksi per bulan September 2019 sudah lebih dari 863 juta transaksi.

"Dengan total transaksi top up e-money sebesar 96,3 juta," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11/2019).

6 Aktivitas Ini Sering Bikin Mager dan Buat Tugas Tertunda

Transaksi top up atau isi ulang saldo e-money pun menurutnya turut mengalami peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Selain dari jalan tol, transaksi e-money juga banyak disumbang dari pembayaran parkir (secure parking, angkasa pura, parkir Railink Bandara, dan parkir DKI).

Tak hanya itu, pembayaran transportasi umum seperti KRL, TransJakarta dan MRT juga ikut menyumbang pertumbuhan transaksi e-money.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved