Yusuf Mansyur Bela Pemerintah soal Larangan Celana Cingkrang dan Cadar, Ini Penjelasannya

Walau beda pandangan dengan larangan pakai celana cingkrang serta cadar, Yusuf Mansyur Minta Umat Muslim berprasangka baik kepada pemerintah

Penulis: Dwi Rizki |
Dok Relawan
Ustaz Yusuf Mansyur menceritakan ke-Islaman Presiden Joko Widodo pada kegiatan Diskusi Publik dan Pembekalan Relawan Pemenangan 01, di Bandung, Sabtu (2/3/2019). 

"Nah itu kan dakwah juga namanya, bukan kemudian langsung dicegat di pintu kemudian bilang, 'nggak boleh masuk!, yang nggak berjilbab nggak boleh masuk!'. Yaah, sampai kapan kita dapat temen-temen yang berbeda gitukan," tambahnya.

Sikap terbuka tersebut juga dibuktikan Ustaz Yusuf Mansyur lewat pengalamannya sebelum menjadi ulama seperti sekarang.

Menurutnya, apabila dirinya ditolak ketika hendak masuk pesantren, dirinya yakin masih dalam lembah hitam saat ini.

"Saya juga kalau tidak diterima dengan segala keburukan saya, saya dulu tidak diterima dengan segala kesalahan saya, kalau dulu saya nggak diterima dengan segala kekeliruan saya, mungkin Indonesia tidak akan memiliki Yusuf Mansyur. Emang siapa Yusuf Mansyur?" ungkapnya sembari tertawa.

"Ya tapi emang begitu, terus dimotivasi, 'udah ente di situ jadi orang bener, ente bisa jadi orang bagus'," tambahnya.

Berdasarkan analogi yang disampaikannya btersebut, dirinya menegaskan agar semua pihak tidak menggeneralisir muslim bercelana cingkrang atau bercadar.

Sebab, semua pelaku radikalisme hanya merupakan oknum dari jutaan uat muslim di Nusantara.

"Poinnya adalah nggak menggeneralisir, ada orang yang kemudian pake celana pendek, terus mencuri misalnya.

"Apakah kita bilang 'jangan pake celana pendek', kenapa?, 'karena kalau kita pake celana pendek nanti jadi mencuri'. Kan nggak bener," jelas Ustaz Yusuf Mansyur.

"Ada kemudian ngebom pake celana panjang, terus kita bilang, 'tuh jangan pake celana panjang, soalnya nanti kalau pake celana panjang nanti dikhawatirkan ngebom'. Kan nggak bener itu kan, itu namanya menggeneralisir gitu," tegasnya.

Hal serupa ditunjukkan lewat penampilan para tersangka ataupun terdakwa kasus terorisme yang tengah menjalani persidangan.

Mereka yang berpenampilan selayaknya seorang muslim ditegaskannya tidak dapat disamaratakan dengan umat muslim lainnya yang berpenampilan serupa.

"Jadi kemudian para tersangka, maaf ya, para terdakwa didudukkan di pengadilan kemudian pake baju koko, pake peci yang biasa dipake umat Islam waktu solat, kalau pengajian, terus kemudian apakah kita bisa menggeneralisir?

Janganlah kita memandang orang generalis, memandang orang, 'ya semua kayak gitu, nanti akan gitu atau kita khawatir nanti kayak gitu', nanti hati kita juga nggak happy (senang)," ungkap Ustaz yusuf Mansyur.

"Lalu kemudian radikalisme dilawan dengan kekerasan, radikalisme dilawan dengan upaya-upaya yang begitu masif dalam membungkam dan kemudian diarahkan kepada begitu banyak arahan, justru ini yang kemudian tidak menjadikan Indonesia, menurut saya ada ketenangan, nanti yang timbul curiga satu sama lain, kan kesian gitu kan orang-orang yang bener-bener pengen menjalankan sunnah," tegasnya.    

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved