Aksi Terorisme
Terduga Teroris di Bekasi Sudah Tinggal 10 Tahun, Warga Kaget Tetangganya Terlibat Teroris
Pihak Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Mabes Polri melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Jalan Flamboyan 2 Blok F3 Perumahan Griya
Penulis: Muhammad Azzam |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Muhammad Azzam
BEKASI, WARTAKOTALIVE.COM - Pihak Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Mabes Polri melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Jalan Flamboyan 2 Blok F3, Perumahan Griya Setu Permai 1, Setu, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Penggeledahan dilakukan setelah terlebih dahulu menangkap seorang pria yang terlibat terorisme bernama Suranto Giatmoko (39) di Jalan Pangkalan 9, Limus Nunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Ketua RT setempat Abdullah mengatakan, tak ada yang mengira SG terlibat dalam jaringan terorisme.
Hal itu dikarenakan dia telah tinggal selama 10 tahun bersama istrinya dan tak ada gelagat mencurigakan.
"Orang memang tertutup dan jarang sosialisasi sama tetangga warga sekitar. Tapi engga kelihatan ada penampilan teroris gitu," ujar Abdullah, Minggu (27/10/2019).
Abdullah menuturkan SG lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
Akan tetapi tak ada yang mengetahui soal pekerjaannya.
"Jarang ngobrol jarang ketemu. Jadinya mama tahu tentang keluarga itu. Apalagi pas Sabtu Minggu engga pernah ada, jadi gimana warga yang libur kerja mau tanya-tanya dia," ungkap Abdullah.
Abdullah menambahkan dirinya telah melakukan pendataan dan meminta KTP, KK maupun buku nikah.
"Sudah saya data, saya minta data-data. Dia baru kasih foto kopi KTP dia aja, tapi semua datanya ditulis," jelas Abdullah.
Di rumah itu juga orang masuk silih berganti.
Akan tetapi SG dan istrinya selalu tinggal disitu.
"Memang keluar masuk, engga tahu itu sodaranya atau temannya saya engga tahu. Tapi tetap tinggal disitu SG sama istrinya," kata dia.
Sementara Bahri tetangga terduga teroris itu mengaku kaget atas penggeledahan rumah tetangganya karena terlibat teroris.
"Kaget juga ya, saya sesekali ngobrol. Tapi memang jarang. Kelihatannya biasa saja engga ada ke arah sana (teroris)," kata dia.
Apalagi terduga teroris itu telah lebih dulu tinggal ketimbang dirinya di kawasan tersebut.
"Dia duluan malah dari pada saya, sempat mampir awal pindah kenalan sama kasih nasi syukuran gitu," kata dia.
Sementara Camat Setu, Surya Wijaya mengimbau kepada masyarakat agar lebih peka dan melakukan deteksi dini terhadap warga pendatang baru, terutama yang tampak mencurigakan.
Sementara bagi warga pendatang baru atau tamu diminta untuk langsung melapor ke RT setempat.
“Kami akan terus mendata penduduk wilayah RT dan RW setempat, terutama bagi mereka yang KTP-nya luar Kecamatan Setu atau luar Kabupaten Bekasi," jelas dia.
Atas kejadian ini, lanjut Surya, pihaknya akan melakukan pendataan ulang ke sejumlah rumah kontrakan.
" Kami juga mungkin akan mendata lagi penduduk yang mengontrak.
"Kami juga akan data para pemilik kontrakan dan kosan, rencana kita kumpulkan berikan sosialisasi terkait ini," paparnya.
Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Mabes Polri melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Jalan Flamboyan 2 Blok F3, Perumahan Griya Setu Permai 1, Setu, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Penggeledahan dilakukan setelah terlebih dahulu menangkap seorang pria yang terlibat terorisme bernama Suranto Giatmoko (39) di Jalan Pangkalan 9, Limus Nunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor.
"Iya betul, (kemarin) Densus 88 lalukan tindakan penangkapan terhadap salah satu warga Setu yang TKP penangkapannya bukan di wilayah Setu.
"Namun di sini adalah tempat kediamannya," kata Kapolsek Setu AKP Wahid Key, Minggu (27/10/2019).
Proses penggeledahan itu berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB.
Wahid Key menyebut proses penggeledahan disaksikan ketua RT.
Dari penggeledahan itu sejumlah barang bukti diamankan.
Seperti satu unit Laptop, satu papan target anak panah, satu busur berikut anak panahnya, satu botol kecil yang diduga berisi spirtus, dan satu buku agama tentang Jihad.
Sementara berdasarkan keterangan tetangga maupun ketua RT setempat, lanjut Wahid Key, terduga teroris itu sudah cukup lama tinggal di rumah itu.
Akan tetapi jarang berada di rumah.
"Ya sementara info yang kita input memang keberadaan disini keluar masuk.
Ada beberapa yang tinggal disitu, ketua RT juga jarang ketemu," jelas dia.
Ia juga sempat geram, pasalnya terduga teroris itu sudah lama tinggal di lokasi itu akan tetapi tidak didata dengan baik.
"Ya itu faktornya, tetangga cuek, RT cuek. Bingung jadinya tadi pas ditanya tentang orang itu.
"Ini jadi pelajaran agar kedepan jangan sampai begitu, lakukan pendataan itu penting," kata dia.
Datasemen Khusus Antiteror (Densus 88) menangkap tiga orang terduga teroris dan melakukan penggeledahan rumah terduga teroris di Bekasi dalam satu hari.
Proses penangkapan dan penggeledahan rumah terduga teroris itu pada Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Tiga terduga teroris yang ditangkap berada di wilayah Kota Bekasi dan penggeledahan rumah terduga teroris berada di Kabupaten Bekasi.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Indarto membenarkan atas adanya penangkapan terduga teroris oleh Densus 88.
"Iya, benar ada penangkapan (3 terduga teroris di Bekasi) Sabtu kemarin," ujar Indarto ketika dikonfirmasi, Minggu (27/10/2019).
Penangkapan pertama ada berinisial Jimmi Febrian (34) di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara Pukul 07.50 WIB.
Kemudian terduga teroris berinisial Rustam, (39). Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah itu diringkus di Margajaya, Bekasi Selatan sekitar pukul 09.30 WIB.
Ketiga, Densus 88 mencokok Hendri Chanigo (33), pria domisili Grogol Petamburan di Pekayon Jaya sekitar pukul 10.44 WIB.
"Lebih rincinya biar Densus yang jelaskan ya, kami (polres) hanya back-up," kata Indarto.
Untuk penggeledahan rumah terduga teroris itu di Perumahan Griya Setu Permai 1, Setu, Kabupaten Bekasi.
"Iya benar Densus 88 dibackup Polres lakukan penggeledahan rumah terduga teroris," ujar Kapolres Metro Bekasi Kombes Candra Sukma Kumara.
Candra menyebut penggeledahan rumah itu dari hasil penangkapan terduga teroris bernama Suranto Giatmoko (39) di Jalan Pangkalan 9, Limus Nunggal, Cileungsi, Bogor.
Ada sejumlah barang yang diamankan dari rumah terduga teroris tersebut.
Mulai dari anak panah, busur panah hingga papan target anak panah.
"Barang bukti dan terduga teroris dibawa ke Densus," kata Candra.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, ketiganya berbaiat kepada Abu Bakar Albaghdadi dan ditengarai berpartisipasi dalam kegiatan paramiliter/i'das di Gunung Ciremai, Jawa Barat pada Maret 2019 silam.
Ketiganya juga disebut mengetahui ihwal perakitan bahan peledak oleh Endang alias Abu Rafi alias Pak Jenggot.
Pak Jenggot sendiri sudah lebih dulu dibekuk polisi pada Mei 2019 lalu. Ia diduga berafiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). (MAZ)
