PT PP Menurunkan Target Kontrak Baru, Gara-gara Proyek Banyak Ditunda?
PT PP Tbk (PTPP) merevisi target nilai kontrak baru tahun ini jadi Rp 45 triliun, sebelumnya menargetkan nilai kontak baru bisa mencapai Rp 50 triliun
WARTA KOTA, PALMERAH--- PT PP Tbk (PTPP) merevisi target nilai kontrak baru tahun ini menjadi Rp 45 triliun.
Sebelumnya, emiten badan usaha milik negara (BUMN) ini menargetkan nilai kontak baru 2019 bisa mencapai Rp 50,3 triliun.
Direktur Utama PTPP, Lukman Hidayat mengatakan, revisi target ini dilakukan karena beberapa pelaksanaan tender proyek dari pemerintah mundur.
Apalagi, banyak tender dari sektor swasta ditunda atau bahkan dibatalkan.
• FFA Minta Maskapai AS Periksa Boeing 737 NG, Gara-gara Dimodifikasi di China?
"Tahun ini batal, tahun depan mungkin. Jadi itu pertimbangan kami sehingga perolehan kontrak baru kami turun dari Rp 50,3 triliun ke Rp 45 triliun," kata Lukman, Kamis (3/10/2019).
Hingga September 2019, nilai kontrak baru PTPP mencapai Rp 23 triliun.
Lukman mengatakan, pihaknya telah memenangkan beberapa tender proyek, tetapi belum menerima dananya sehingga belum dimasukkan ke dalam perolehan kontrak baru.
Beberapa diantaranya adalah proyek smelter alumina milik PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikerjakan oleh konsorsium PTPP, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan perusahaan asal China.
• Acuan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai Standar China, Pengamat: Berita Buruk
Beberapa waktu lalu, PTPP juga memenangkan proyek PT PLN untuk membangun dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara dengan nilai kontrak Rp 2,1 triliun.
Kemudian, PTPP juga mendapat proyek untuk membangun tol Semarang-Demak yang nilai investasi mencapai sekitar Rp 15,3 triliun dan akan dikerjakan oleh konsorsium PTPP dan WIKA.
"Kami punya investasi juga dalam proyek tol tersebut, yakni lebih dari Rp 2 triliun," kata Lukman.
Dengan adanya revisi kontrak baru tersebut, PTPP juga akan menurunkan target pendapatan tahun ini, yakni dari Rp 30 triliun menjadi Rp 28 triliun.
Emiten konstruksi BUMN ini juga akan menurunkan target laba.
Akan tetapi, Lukman belum bisa merinci perubahan proyeksi laba tersebut, sebab masih didiskusikan dengan komisaris perusahaan.
Menurut dia, perhitungan revisi ini akan selesai akhir Oktober.
Membangun
Sementara itu, PT PP melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Usaha (PKSU) dan Berita Acara Kesepakatan pengembangan kawasan hunian Stasiun Juanda.
PTPP bersama PT KAI akan mengembangkan kawasan hunian Stasiun Juanda seluas 6.902 meter persegi.
Terbagi dalam tiga tahap, kawasan hunian Stasiun Juanda akan dibangun dua tower dengan jumlah hunian mencapai 621 unit dan diperkirakan dapat menampung hingga 2.484 jiwa.
• Terpuruk, Begini Kondisi Penjualan Mobil Kategori LCGC selama Bulan Agustus 2019
Konstruksi tower satu direncanakan akan selesai pada akhir tahun 2021. Adapun total nilai investasi mencapai Rp 400 miliar.
Sinergi Perseroan bersama PT KAI (Persero) ini merupakan dukungan terhadap program pemerintah dalam penyediaan 1 juta hunian untuk mengatasi kekurangan backlog 15 juta unit.
Pengembangan hunian di kawasan stasiun yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar yaitu konsep hunian berkualitas yang terintegrasi dengan berbagai akses, tentunya dengan harga yang terjangkau.
• Meski Ditolak, Mata Uang Digital Libra Dapat Dukungan dari Visa dan Mastercard
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul PTPP menurunkan target kontrak baru 2019 jadi Rp 45 triliun, dan PTPP dan PT KAI kerjasama bangun hunian TOD di Stasiun Juanda