Sisi Lain Jakarta
Kisah Roemah Piatoe Ati Soetji, Badan Usaha Sosial yang Didirikan Tahun 1914
Awalnya dia merupakan anggota perkumpulan Roemah Piatoe Ati Soetji, sebuah badan usaha sosial yang diyakini didirikan pada 27 Oktober 1914.
Namun, pada dekade-dekade selanjutnya, tak ada catatan tentang ibu negara yang menyambanginya lagi.
Di Perpustakaan Nasional, menemukan Bintang Timor edisi 13 Mei 1874 yang mewartakan Tan Tjeng Po, seorang asisten residen dan tuan tanah, mendirikan satu sekolah atas biayanya sendiri untuk bocah-bocah desa yang mendiami kawasan tanah partikelir miliknya di Batu Ceper.
Setahun berikutnya, Bintang Timor edisi 29 Mei 1875 mengabarkan lagi seorang filantropi dan letnan tituler Souw Siauw Tjong mendirikan sekolah serupa di Mauk.
Sang tuan tanah itu dikenal kerap berderma, memberi makan orang miskin, dan rendah hati.
Sejak 1955 nama Roemah Piatoe Ati Soetji berubah menjadi Panti Asuhan Hati Suci, kemudian berkembang menjadi Yayasan Hati Suci.
• Dampak Demo Terhadap Toko Ritel, Berikut Penjelasan dari Aprindo
Selama seabad perjalanannya, institusi sosial ini telah berkembang tak sekadar panti asuhan, tetapi juga pendidikan dari TK sampai SMA.
Mengapa usaha nirlaba seperti ini bisa lestari?
Barangkali, jawaban utamanya bukan soal kekayaan yang dimiliki warga kota, melainkan soal ketulusan hati—hati suci.
“Kita tidak bisa bekerja lama di lapangan sosial,” ungkap Nyonya Lie, “jika kita sendiri tidak dikuasai oleh perasaan kasih terhadap sesama manusia.”
• Mencari Rumah Mulai Rp 100 Jutaan di Pameran IIPEX 2019
Berita ini sudah diunggah di National Geographic dengan judul Roemah Piatoe Ati Soetji, Filantropi Istri Mayor Cina di Betawi
