BERITA VIDEO
VIDEO : Ternyata Pelajar yang Ikut Unjuk Rasa Tak Tahu Maksud Aksi Itu
Ternyata pelajar yang mendatangi gedung DPR tidak tahu persis isu yang dibawanya dalam aksi unjuk rasa. Simak dialognya dengan polisi.
3. Ada anak korban yang diajak teman mainnya di rumah (bukan satu sekolah) untuk aksi di DPR bahkan diminta membolos sekolah hari itu, anak ini masih SMP dan yang mengajak siswa SMA.
Siswa SMP ini mengalami patah tulang pada lengan;
4. KPAI juga mendapatkan anak yang rumahnya dekat lokasi rusuh menjadi korban juga karena menonton aksi usai pulang sekolah.
Padahal minggu ini menurut pengakuannya sedang berlangsung PTS (penilaian tengah semester). Karena PTS selesai pukul 16 wib (siswa SMP ini masuk sekolah siang hari atau sistem 2 shift), anak-anak tersebut bergerak ke DPR untuk menonton kakak-kakak SMK dan SMA aksi
5. Di RS Pelni, Komisioner KPAI juga bertemu dengan para orang tua anak-anak korban karena dikontak pihak rumah sakit atau relawan.
KPAI juga bertemu dengan beberapa orang tua yang tidak dikontak RS, secara inisiatif mencari anak-anaknya di RS, para orang tua tersebut sangat kebingungan mencari anak-anaknya karena belum pulang ke rumah, sementara handphone nya tidak aktif.
Ada orang tua yang mengatakan menerima WA wali kelas di grup para orang tua dan baru menyadari anaknya tidak berada di rumah mungkin ikut aksi.
Kepanikan para orangtua terlihat nyata dan mereka telah mencoba mendatangi beberapa RS.
Imbauan pengecekan keberadaan anak melalui kepala-kepala Dinas Pendidikan yang dilakukan KPAI berarti cukup efektif. Anak-anak itu ternyata merahasiakan rencana aksi mereka kepada para orangtuanya;
6. Anak-anak korban menyatakan megalami luka karena terjatuh saat di siram gas airmata, pingsan karena kelelahan dan belum makan dari siang, ada yang pingsan karena dehidrasi kekurangan minum diterik matahari siang itu, dan juga ada korban-korban luka karena diduga akibat pukulan aparat.
Bahkan ada satu anak dengan luka lebam di sekujur tubuh dan mata kanan bengkak karena di pukul aparat sekitar 10 orang ketika yang bersangkutan terpisah dari rombongan saat kondisi kocar kacir karena massa aksi di siram bertubi-tubi dengan gas air mata.

7. Malam itu (25/9) KPAI juga bertemu dengan para relawan dan mendapatkan informasi masih ratusan anak terjebak di kolong jembatan tol Slipi dan Tomang, juga banyak korban tergelatak di depan kantor BNI Pejompongan.
KPAI tidak bisa menembus lokasi, namun berhasil mengontak 119 untuk pemprov DKI Jakarta menambah ambulance.
Ambulans terus membawa korban anak-anak ke RS. Saat di RS MH di Benhil, KPAI menyaksikan sendiri setiap 15 menit masuk ambulan.
Saat pertaama tiba di RS jumlah korban 14, namun dalam 2 jam korban menjadi 26 anak yang dibawa ke RS. Beberapa harus rawat inap karena luka cukup berat.