Unjuk Rasa Mahasiswa
POLISI Ciduk 17 Perusuh yang Bakar Pos Polisi di Slipi, Polanya Mirip Kerusuhan 21-22 Mei 2019
AKSI demonstrasi mahasiswa menolak pengesahan sejumlah RUU di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, berakhir bentrok dengan aparat kepolisian.
Penulis: Joko Supriyanto |
AKSI demonstrasi mahasiswa menolak pengesahan sejumlah RUU di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, berakhir bentrok dengan aparat kepolisian.
Imbas dari kericuhan ini, beberapa mahasiswa dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka-luka.
Beberapa fasilitas umum dirusak oleh oknum yang memanfaatkan situasi di tengah kericuhan mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Hal ini terlihat ketika malam hari, beberapa bom molotov sengaja dilemparkan.
Bahkan, salah satu yang menjadi sasaran bom molotov adalah Polsubsektor Palmerah.
Beberapa remaja tanggung ketika itu terlihat melempari bom molotov ke arah pos polisi.
• Adik Imam Nahrawi Sebut KPK Zalim dan Politis, Ini Kata Laode M Syarif
Tak sampai di situ saja, pos polisi di Senayan hingga pos polisi Slipi pun juga menjadi sasaran anarkisme massa yang memanfaatkan situasi ini dengan mengunakan bom molotov hingga petasan.
Atas kejadian itu, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengamankan 17 terduga pelaku perusakan pos polisi Slipi.
Mereka diamankan tanpa mengunakan almamater, dan diduga merupakan oknum yang memanfaatkan situasi untuk menyerang polisi.

Penangkapan itu pun dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi.
Ia mengatakan pelaku yang diamankan seluruhnya remaja di bawah umur yang ikut serta dalam kericuhan malam itu.
"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus perusakan dan pembakaran pos lantas Slipi."
• Eggi Sudjana Tanya ke Jokowi Apakah Merasa Digulingkan? Kalau Tidak Ia Minta Kasusnya Dihentikan
"Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih di bawah umur," kata Hengki, Rabu (25/9/2019).
Hengki mengungkapan, jika melihat pola yang dilakukan para pelaku, hampir mirip dengan kerusuhan 21-22 Mei 2019, di mana pelakunya merupakan anak-anak di bawah umur.
Barang bukti yang diamankan berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan. Kini pihaknya mengaku masih mendalami pola yang digunakan para pelaku.
• VIDEO Garuda Muda Pesta 15 Gol ke Gawang Kepulauan Mariana Utara
"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," ujarnya.
Selain itu, Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami kejadian ini, apalagi para pelaku yang diamankan berasal dari luar Jakarta.
"Para pelaku yang diamankan juga berasal dari luar daerah atau luar Jakarta, ini yang patut kita curigai dan akan terus kita dalami," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku melihat unjuk rasa sudah anarkis, dari rumah dinasnya di sebelah kompleks Parlemen, Selasa (24/9/2019) malam.
• PRAKA Zulkifli yang Gugur Dibacok di Wamena Papua Pernah Bebaskan 344 Sandera OPM Bareng Kopassus
Fahri Hamzah menyayangkan unjuk rasa berujung rusuh dengan membakar sejumlah benda.
"Ya enggak jelas sudah, sudah bakar-bakar begitu, lapangan tembak yang di belakang, Hotel Mulia gerbangnya kena katanya, terus di sebelah situ pos polisi kena."
"Jadi ya kita menyangkan karena ternyata mahasiswanya sudah enggak ada, akhirnya jadi kerusuhan. Harus menjadi evaluasi bersama," kata Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
• 22 dari 26 Korban Tewas Akibat Kerusuhan di Wamena Warga Pendatang
Fahri Hamzah menyayangkan karena menjelang malam, yang tampak berunjuk rasa bukan lagi mahasiswa.
"Jadi patut disayangkan karena sudah tidak ada mahasiswanya," ujarnya.
Fahri Hamzah mengaku dirinya sedari sore menunggu mahasiswa untuk berdialog. Namun, tidak ada mahasiswa yang mau berdialog.
• KAPOLRI Sebut KNPB Dalang Kerusuhan di Wamena yang Akibatkan 26 Warga Tewas
"Ternyata sudah enggak ada mahasiswanya memang. Massanya sudah pulang, ini sisa-sisanya kita enggak tahu ini kok bakar-bakar mobil, bakar pos polisi kan?"
"Setahu saya ya, saya kan aktivis mahasiswa juga," ucapnya.
Ricuh Sampai Dini Hari
Kericuhan aksi massa di sekitar Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, belum berakhir hingga Rabu (25/9/2019) sekira pukul 00.10 WIB,
Dini hari tadi, kericuhan bergeser ke flyover Slipi, Jakarta Barat, dan sekitaran Hotel Mulia, Senayan.
Massa mulai bergeser. Aparat kepolisian bergerak menjauhkan massa dari Gedung DPR MPR. Situasi di depan Gedung DPR arah Semanggi kemudian mulai kondusif.
• ADA Demonstrasi Mahasiswa di Depan MPR/DPR, Ini Pengalihan Rute Bus TransJakarta
Hanya bekas gas air mata yang masih menyengat. Sampah-sampah botol plastik berserakan di jalan. Ratusan aparat masih berjaga hingga ke area Gedung TVRI.
Namun, kericuhan sempat meletup lagi di Gedung DPR arah flyover Slipi. Massa melempari batu ke arah polisi. Tembakan gas air mata diletuskan. Massa masih bertahan.
Di belakang Gedung DPR, Jalan Gelora, masih terdengar sesekali bunyi petasan. Brimob Polri masih berjaga dengan tameng lengkap.
• MAHASISWA: Maaf Perjalanan Anda Terganggu, Sedang Ada Perbaikan Reformasi
Aparat kepolisian memukul mundur massa dari Hotel Mulia Senayan, ke arah Senayan City.
Satu pos penjaga di gerbang belakang Gedung DPR terlihat hancur. Kaca pecah berserakan.
Massa juga membakar satu bus warna hijau tua bertuliskan Yonif Mekanis dan jip bermerek Rubicon di belakang Gedung DPR/MPR, Jalan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (24/9/2019) malam.
• JADWAL Lengkap Timnas Indonesia U19 di Kualifikasi Piala Asia 2020 dan Daftar 30 Pemainnya
Bentrokan massa dan aparat sempat terjadi di Jalan Gelora.
Massa membakar bus hijau milik TNI. Api menjalar, dan asap mengebul di awan. Selain bus, satu unit Jeep Rubicon juga terbakar.
Di dekat gerbang belakang DPR/MPR, satu pos pengamanan hancur. Kaca-kaca pecah, beling berserakan di tanah.
• JOKOWI Minta DPR Tunda Sahkan RKUHP, Komisi III Salahkan Menkumham Yasonna Laoly
Bentrokan antara mahasiswa dan polisi juga menjalar ke Stasiun Palmerah.
Pantauan Tribunnews, semua gerbang menuju kompleks parlemen ditutup.
Selain aparat kepolisian, juga tampak aparat TNI dari Korps Marinir berjaga di sekitar Kompleks Parlemen.
• INI 11 Materi Baru dalam RUU Pemasyarakatan yang Batal Disahkan DPR Hari Ini
Lebih dari 10 truk dan bus Marinir terparkir di dalam kompleks Parlemen. Mereka dilengkapi tameng serta pentungan.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) masih berada di Kompleks Parlemen hingga malam.
Bamsoet meminta para mahasiswa menurunkan tensi unjuk rasa. Bamsoet pun membuka diri berdialog.
• DINILAI Terapkan Standar Ganda, Jokowi Lewatkan Dua Peluang Emas untuk Selamatkan KPK
"Saya tawarkan kalau mau berdialog sebaiknya saya menerima di dalam supaya dialognya lebih tenang, tapi adik-adik mahasiswa meminta pimpinan keluar," paparnya.
Tak Pakai Almamater
Mulai sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang berunjuk rasa sebagaian besar menggunakan pakaian bebas dan bukan almamater.
Massa ini lah yang membakar Pos Polisi (Pospol) di pintu belakang Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019) malam.
Pantauan Tribunnews, sekitar pukul 23.10 WIB, massa membakar Pospol di pintu masuk bagian belakang Gedung DPR.
• TAHU dari Twitter, Pria Berjenggot Ikut Main Video Vina Garut Setelah Bayar Rp 600 Ribu
Massa membakar dengan melemparkan bom molotov ke arah pospol.
Tak lama berselang, api membakar pospol dan warung makan dekat Stasiun Palmerah itu.
Massa juga terlihat beringas dengan melempari bom molotov dan batu ke arah dalam Gedung DPR.
• PRIA Berjenggot Pemain Video Vina Garut Diciduk Polisi, Sempat Kabur ke Luar Jawa
Polisi yang berjaga di area dalam Gedung DPR menghalau massa dengan menembakan gas air mata.
"Ini enggak tahu saya mau pulang. Kami enggak kenal mereka," kata Irsyad, mahasiswa Universitas Tarumanegara, saat ditemui di lokasi, Selasa (24/9/2019) malam.
Setelah membakar bus di halaman Perbakin, kerusuhan menyebar ke arah Gelora Bung Karno.
• Jalan Depan Gedung DPR/MPR Ditutup karena Unjuk Rasa Mahasiswa, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintasnya
Tembakan gas air mata tetap diluncurkan oleh kepolisian.
Massa yang awalnya terkumpul di sekitaran Kelurahan Gelora hingga Perbakin, menyebar ke jalan arah Kemenpora-TVRI, dan Gelora Bung Karno. (*)