Demokrasi

Anies Minta Pemkot Data Kerusakan Aset Pasca Pecahnya Bentrok Antara Mahasiswa dan Aparat

Anies Baswedan telah menginstruksikan kepada tiga Pemerintah Kota Administrasi di wilayah setempat untuk mendata potensi kerusakan.

Penulis: Joko Supriyanto |
Warta Kota/Alex Suban
Para mahasiswa memenuhi Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, di depan Gedung MPR/DPR/DPR RI, baik di jalan arteri maupun jalan tol dalam kota, Selasa (24/9/2019). 

Ia juga menghimbau kepada para mahasiswa agar tidak melakukan perusakan ketika melakukan aksi penyampaian pendapatan di muka umum. Bahkan ia mengaku siap menerima para mahasiswa atas tuntutannya.

"Kita sebagai warga negara boleh menyampaikan aspirasi, kapan pun saya siap menerima. Tapi jangan timbulkan anarkis apalagi terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Sebelumnya aksi demo dilakukan oleh mahasiswa di depan gedung DPR RI, mereka menolak RUU KUHP, hanya saja DPR RI menunda RUU KUHP itu, sedangkan para mahasiswa meminta RUU KUHP di batalkan.

Aksi ini pun berakhir dengan kericuhan, bahkan beberapa fasilitas umum di sekitar Gatot Subroto pun rusak, tak hanya itu aksi ini semakin anarkis hingga mengakibatkan 3 pos polisi di bakar oleh massa.

17 Pelaku Perusakan Diangkap

Aksi demo penolakan RUU KUHP dan UU KPK yang dilakukan sejumlah mahasiswa di depan gedung DPR RI, Senayan, berakhir ricuh dengan aparat kepolisian. Imbas dari kericuhan ini pun beberapa mahasisaa dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka.

Namun, meski begitu, ada beberapa fasilitas umum yang di rusak oleh oknum yang memanfaatkan situasi ditengah kericuhan mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Hal ini terlihat ketika malam hari, beberapa bom molotov sengaja dilemparkan, bahkan salah satu yang menjadi sasaran bom molotov yaitu terbakarnya Polsubsektor Palmerah. Beberapa remaja tanggung ketika itu terlihat melempari bom molotov ke arah pos polisi.

Tak sampai di situ saja, pos polisi di Senayan hingga pos polisi Slipi pun juga menjadi sasaran keanarkisan massa yang berasal dari oknum yang memanfaatkan situasi ini dengan mengunakan bom molotov hingga petasan.

Atas kejadian itu, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengamankan 17 terduga pelaku perusakan pos polisi Slipi. Mereka diamankan tanpa mengunakan almamater yang diduga merupakan oknum yang memanfaatkan situasi untuk menyerang polisi.

Penangkapan itu pun dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi. Ia mengatakan jika pelaku yang diamankan seluruhnya remaja dibawah umur yang ikut serta dalam kericuhan malam itu.

"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengrusakan dan pembakaran pos lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih dibawah umur," kata Hengki, Rabu (25/9/2019).

Hengki mengungkapan jika melihat dalam pola yang dilakukan para pelaku ini, hampir mirip ketika kericuhan yang terjadi pada saat 21-21 Mei lalu, dimana pelakunya merupakan anak-anak dibawah umur.

 Anies Baswedan Mengungkap Banyak Korban Luka Pasca Bentrok Didominasi Kalangan Mahasiswa

Apalagi barang bukti yang diamankan berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan. Kini pihaknya mengaku masih mendalami pola yang digunakan para pelaku ini.

"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved