Rusuh Papua

RUSUH Wamena Papua, Aksi Anarkis Pelajar SMA Hingga Menyusup Bawa Senjata Tewaskan 21 Orang

Tragedi rusuh Wamena Papua telan korban jiwa, yang diketahui kerusuhan Wamena Papua tewaskan 21 orang.

Editor: PanjiBaskhara
AFP/VINA RUMBEWAS
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah. 

Tragedi rusuh Wamena Papua telan korban jiwa, yang diketahui kerusuhan Wamena Papua tewaskan 21 orang.

Selain itu, dampak kericuhan di Wamena Papua, membuat ribuan warga Wamena Papua mengungsi.

Diketahui, kerusuhan di Wamena Papua terjadi, Senin (23/9/2019), aksi anarkis dilakukan pelajar SMA Wamena Papua

Bahkan, Dandim Jayawijaya menyebut ada penyusup bersenjata ke lokasi kerusuhan Wamena Papua tersebut.

Jalan Depan Gedung DPR/MPR Ditutup karena Unjuk Rasa Mahasiswa, Ini Pengalihan Arus Lalu Lintasnya

Live Streaming Arema FC Vs PSS Sleman, Hamka Hamzah Fokus ke Pertandingan, Kesampingkan Suporter

Ramalan Zodiak Rabu 25 September 2019 Scorpio Dapat Promosi, Cancer Ubah Strategi, Leo Kejar Target

Kerusuhan pecah akibat adanya kabar hoaks soal dugaan rasisme seorang guru ke siswa SMA Wamena.

Kabar yang berkembang viral di masyarakat tersebut memicu kemarahan para pelajar.

Massa membakar rumah warga, PLN, kantor Bupati Jayawijaya, dan pertokoan milik masyarakat.

Berikut ini kabar terkini terkait kerusuhan di Wamen dirangkum Tribunnews dari Kompas.com.

Promosikan Film Nasional, Sejumlah Film Indonesia Bakal Diputar di Stasiun MRT

Pembacok Anggota TNI di Wamena Menyamar Jadi Mahasiswa

Bedanya Mahasiswa Milenial dan Orde Baru Ikut Demo, Spanduk yang Dibawa Isinya Curhatan Cinta

1. Sebanyak 21 orang tewas

Dikabarkan sebelumnya, aksi anarkis tersebut menyebabkan 16 orang warga sipil menjadi korban tewas.

Sementara itu, 65 warga mengalami luka-luka.

"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua. Aparat sementara tidak ada korban," kata Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto, Senin (23/9/2019) dikutip dari Kompas.com.

VIDEO Kekerasan Anak, KPAI Jelaskan Video Disebar Nikita Mirzani, Terjadi di Ponpes Lampung

VIDEO: Jadi Duta FFI, Tara Basro Sebut Perfilman Indonesia Masih Banyak PR

Resmi Diumumkan, Usung 3 Kamera Belakang, Ini Perbedaan Spesifikasi Galaxy A20s dengan Galaxy A20

Situasi Wamena rusuh pada Senin (23/9/2019) terjadi baku tembak dan bakar gedung
Situasi Wamena rusuh pada Senin (23/9/2019) terjadi baku tembak dan bakar gedung (istiwewa)

Kabar terkini, dilaporkan terdapat 21 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.

Pihaknya telah menemukan beberapa jenazah yang diduga merupakan korban kerusuhan.

"Pagi ini sudah ditemukan 4 jenazah di antara puing-puing bangunan yang terbakar, jadi total 21 tewas," katanya di Jayapura, Selasa (24/9/2019) dikutip dari Kompas.com.

Gedung kantor dibakar di Wamena, Papua.
Gedung kantor dibakar di Wamena, Papua. (HO)

2. Ribuan warga mengungsi

Kerusuhan yang menyebabkan pembakaran sejumlah objek vital tersebut juga berimbas pada ribuan warga Wamena.

Ribuan warga Wamena memutuskan untuk mengungsi.

Mengutip dari Kompas.com, pengungsi terbanyak berada di Markas Kodim 1702 Jayawijaya.

Kerusuhan di Wamena, Senin (23/9/2019), sejumlah bangunan dibakar massa.
Kerusuhan di Wamena, Senin (23/9/2019), sejumlah bangunan dibakar massa. (TWITTER.COM/@antilalat)

Setidaknya terdapat 1.500 warga mengungsi di titik tersebut.

"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," kata Komandam Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto.

Selain di Markas Kodim, warga juga mengungsi di kantor Polres Jayawijaya serta satu rumah anggota polisi.

3. Akses internet dibatasi

Pasca kerusuhan tersebut, Kominfo memutuskan untuk melakukan pembatasan layanan internet di Wamena.

Pembatasan akan dicabut setelah situasi kondusif.

Menurut Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu, pembatasan dilakukan untuk pemulihan kemanan serta ketertiban.

"Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Wamena setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait, pemerintah memutuskan untuk melakukan pembatasan sementara layanan data telekomunikasi pukul 12.30 WIB hingga suasana kondusif," katanya, Senin (23/9/2019) dikutip dari Kompas.com.

Langkah ini juga diambil untuk mengantisipasi adanya berita hoaks serta provokasi di masyarakat.

4. Ada penyusup bawa senjata

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto mengatakan, ada penyusup yang bawa senjata dalam kerusuhan di Wamena.

Pihaknya menemukan seseorang yang membawa senjata larasa pendek.

Oknum tersebut langsung dikejar oleh petugas namun berhasil melarikan diri.

“Saat kami melihat adanya seorang warga membawa senjata api, kami langsung mengejarnya"

"Sayangnya, dia berhasil kabur dan kita hentikan pengejaran lantaran demo sudah anarkis dan chaos di daerah Jalan Hom-hom,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa saat kemudian, pihak TNI dan kelompok separatis terlibat kontak senjata, yang lokasinya tak jauh dari ditemukannya seseorang yang membawa senjata api sebelumnya.

Menurut Chandra Diyanto, dalam kontak senjata tersebut, kelompok separatis menggunakan senjata laras panjang dan laras pendek.

Chandra juga menambahkan, tak ada korban jiwa dalam kontak senjata tersebut.

Aksi anarkistis yang dilakukan pelajar SMA tersebut diduga kuat disusupi oleh Kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Dikatakan Chandra, aksi di Wamena memang murni dilakukan oleh pelajar SMA namun ada pihak yang menyusupi.

“Demo di Wamena memang murni dilakukan para pelajar SMA. Tapi aksi pembakaran sepertinya sudah terencana"

"Dan bisa saya katakan itu dilakukan kelompok KNPB,” ungkap Dandim, pada Senin (23/9/2019) tengah malam waktu Papua, dikutip dari Kompas.com.

Untuk diketahui, aksi demo anarkis dilakukan oleh pelajar SMA lantaran adanya berita viral soal rasisme yang dilakukan oleh seorang guru.

Namun, pihak Kodim Jayawijaya telah memastikan, kabar tersebut adalah hoaks.

Aksi demo awalnya direncanakan berlangsung pada 26-27 September 2019.

Unjuk rasa yang awalnya terjadi di SMA PGRI tersebut kemudian merembet dan pecah di jalan.

Pelajar SMA secara spontan mengajak seluruh pelajar Kota Wamena untuk turun ke jalan.

Aksi anarkis bermula saat pelajar SMA PGRI mengajak pelajar SMA Yapis, tapi tak diindahkan.

Pelajar SMA PGRI lalu melakukan perusakan ke SMA Yapis.

Peristiwa tersebut memicu para pelajar beraksi hingga memaksa sekolah lain untuk turun.

“Ajakan yang semakin kuat membuat jiwa muda para pelajar ini untuk ikut turun ke jalan. Jadi aksi ini murni dilakukan para pelajar."

"Namun aksi pembakaran ini sudah terencana dilakukan pihak ketiga, dimana hal ini kelompok KNPB,” kata Chandra.

(Tribunnews.com/Miftah, Kompas.com/Dhias Suwandi, John Roy Purba, Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "TERKINI Kerusuhan di Wamena: 21 Orang Tewas, Ribuan Warga Mengungsi hingga Ada Penyusup Bawa Senjata"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved