Lingkungan Hidup
Terungkap Ustadz Abdul Somad Sangat Murka pada Pembakar Hutan Minta Mereka Harus Digantung di Monas
Ustadz Abdul Somad murka karena dia tahu, peristiwa pembakaran hutan ini bukan akibat terbakar sendiri, tapi hutan memang sengaja dibakar.
"Mengapa, padahal dia kaya raya?"
"Duit banyak, mobil mewah, gaji besar."
"Akibatnya, gaji sopir pun dimakan, gaji tukang setrika dimakan, gaji tukang galian kabel optik dimakan, kerja dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, meminta haknya."
"Kerja lembur untuk beli susu anak."
"Dijawab, tidak ada gaji kalau mau, kerja terus, kalau tidak mau, pergi sana, banyak orang lain."
"Sudah dicabut rahmat Allah dari hatinya."
Ustadz Abdul Somad mengungkapkan, betapa kekejaman itu demikian nyata.
"Gara-gara rahmat itu, maka singa tidak menerkam anaknya."
"Gara-gara rahmat Allah itu, maka ular tidak memakan anaknya."
"Gara-gara rahmat Allah itu, maka gajah tidak menginjak anaknya."
"Tapi, ketika rahmat itu dicabut, ada orang meletakkan anaknya di dalam kardus dan dalam kresek, apa yang saya ucapkan ini, fakta atau fiktif, itu fakta, real, true story," katanya.
"Gara-gara rahmat dicabut, sanggup orang membakar hutan, sehingga 6,7 juta orang menghirup udara kotor," katanya.
Karena itu, Ustadz Abdul Somad menyatakan, orang yang dimaksudkan tersebut adalah di antara mereka yang menunaikan solat Istisqo.
"Aneh bin ajaib, yang membakar itu pula ikut solat istisqo atau solat minta hujan diturunkan Allah SWT."
"Saya seumur-umur tidak pernah solat Istisqo, sekali pun tidak pernah."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/ustadz-abdul-somad-zakat.jpg)