Pemain Uang Elektronik Semakin Banyak, Perbankan Masih Bisa Mendominasi
Besarnya kue uang elektronik di Tanah Air banyak membuat industri keuangan non bank (IKNB) turut ikut mencicipi bisnis tersebut.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Sekarang ini, bisnis uang elektronik makin semarak.
Besarnya kue uang elektronik di Tanah Air banyak membuat industri keuangan non bank (IKNB) turut ikut mencicipi bisnis tersebut.
Kendati demikian, industri perbankan hingga kini nyatanya masih menjadi salah satu pemakan kue terbesar.
Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk, salah satu bank BUMN mengaku adanya sinergi antar BUMN lewat dompet elektronik LinkAja kian membuat bisnis semakin luas.
Thomas Wahyudi, Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri, mengatakan, bersama dengan Himbara yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) LinkAja bakal tumbuh menjadi salah satu pemain besar di bisnis uang elektronik berbasis server.
Menurut Thomas, lewat kolaborasi ini penetrasi transaksi non tunai LinkAja di tahun ini bakal menembus 6,2 juta pengguna aktif di tahun 2019 saja.
• Berikut Penjelasan Analisis soal Nilai Tukar Rupiah
LinkAja merupakan uang elektronik berbasis aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan isi saldo dan menggunakannya untuk berbagai transaksi.
Dengan menggunakan LinkAja, pengguna dapat melakukan transaksi pembelian pulsa/paket data, pembelian/bayar listrik, transaksi di berbagai merchant offline dan online (seperti Tokopedia, Bukalapak).
Ke depannya aplikasi ini juga akan berfungsi sebagai dompet elektronik, sehingga tidak hanya uang elektronik, pengguna juga dapat menggunakan kartu debit atau kredit untuk bertransaksi melalui aplikasi dengan cara menambahkan kartu debit atau kredit.
Bank berlogo pita emas ini mengklaim pihaknya masih menjadi jawara dalam bisnis uang elektronik berbasis kartu chip yakni Mandiri e-money.
Tidak main-main, dari segi transaksi pada bulan Juli 2019 tercatat e-money sudah membukukan 100 juta transaksi dalam satu bulan saja.
Nilai transaksi dalam bulan Juli 2019 saja, tercatat sudah mencapai Rp 9,4 triliun atau naik 17 persen secara year on year (yoy).
Sementara sejak awal 2019, total transaksi Mandiri e-money sudah menembus 670 juta transaksi dengan jumlah kartu yang diterbitkan hampir menyentuh 19 juta keping.
"Dari sisi penerimaan transaksi, Bank Mandiri bekerja sama dengan beragam sektor baik sektor transportasi seperti MRT, TransJakarta, LRT, Damri, ASDP, tol, parkir, maupun sektor retail seperti Indomaret dan Alfamart dan food & beverages serta SPBU. Tahun ini fokus untuk peningkatan acceptance bidang parkiran dan berbagai merchant acceptance lainnya," kata Thomas seperti dikutip Kontan baru-baru ini.
Bank bersandi saham BMRI (anggota indeks Kompas100) ini juga punya segelintir strategi pengembangan bisnis uang elektronik.