Masih Mahasiswa, Ini Cara Anggota DPRD Berusia 22 Tahun Mengatur Waktu Kuliahnya
Masih Mahasiswa, Ini Cara Anggota DPRD Berusia 22 Tahun Mengatur Waktu Kuliahnya. Modal sendiri, strategi di pleg dekati emak-emak dengan relawan muda
Syauqi Farhan Mawali merupakan anggota DPRD Tangerang Selatan termuda yang usianya baru beranjak 22 tahun.
Ia yang mewakili Dapil 5 Pondok Aren, Tangsel ini juga masih mengikuti perkuliahan di Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Dirinya pun membeberkan mengenai taktik atau strategi untuk dapat memenangi dalam Pemilihan Legislatif kemarin.
• UPDATE Profil dan Foto 10 Calon Pimpinan KPK Final dari Presiden, Tinggal Diserahkan ke DPR
Begitu juga dengan cara berbagi waktunya sebagai anggota dewan sekaligus mahasiswa.
"Persiapannya waktu mau nyaleg itu harus berjuang dengan ikhlas. Pakai hati walau pun perjuangan itu tidak mudah," ujar Syauqi tampak melemparkan senyum renyah saat dijumpai Warta Kota di Gedung DPRD Tangerang Selatan, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan memang sekarang dirinya kembali melanjutkan kuliah, sebelumnya sempat vakum 2 tahun karena sibuk dalam urusan politik. Sekarang baru masuk semester 5 Jurusan Ilmu Komunikasi.
"Saat ini waktu memang benar-benar padat. Harus diatur betul bagaimana saya sebagai anggota dewan dan juga mahasiswa," ucapnya.
• KRONOLOGI Siram Air Keras Guru Ngaji, Motif Dendam dan Direncanakan Sudah Lama Sebelum Eksekusi
Syauqi dari pagi sampai sore berkantor di Gedung DPRD. Menurutnya ini amanat rakyat, jadi dirinya harus kerjakan dengan sungguh-sungguh.
'Malamnya saya kuliah. Saya mengambil kelas karyawan. Karena kalau mengambil kelas reguler tidak bisa membagi waktunya.
Jadi harus benar-benar diatur jadwalnya. Gunakan waktu secara bermanfaat. Apalagi saya usaha butik juga," kata Syauqi.
• Tingkatkan Pengguna .id, Pandi Tetapkan Harga Baru Domain my.id US$ 1 dan Mudahkan Pendaftaran
Modal Rp. 500 Juta dari Usaha Sendiri
Syauqi mengungkapkan sewaktu kuliah di Mercu Buana aktif mengikuti sejumlah kegiatan dan organisasi. Pemuda berusia 22 tahun ini sempat vakum 2 tahun, berhenti kuliah dulu karena tertarik terjun di dunia politik.
"Awal karir politik saya dimulai dari ranting Gerindra di Kecamatan Pondok Aren. Pelan-pelan naik hingga sekarang sebagai Sekretaris DPC Gerindra Tangerang Selatan," ucapnya.
Menurutnya orangtuanya berlatar belakang pengusaha. Kemudian turun kepada dirinya untuk membuka usaha butik.
• Dugaan Asusila di Lokasi KKN, Unmul Minta 2 Mahasiswanya Temui Kepala Desa
Sampai akhirnya Syauqi punya otlet butik sendiri di kawasan ITC Serpong, Tangerang Selatan.
"Keluarga mendukung saya untuk terjun ke dunia politik. Karena saya memang murni menggunakan modal pribadi dari hasil usaha saya itu," kata Syauqi.
'Saya modal kurang lebih sekitar Rp. 500 juta. Modal itu hasil jerih payah saya dalam usaha membuka outlet butik selama lebih dari 2 tahun," ungkapnya.
• Tampan dan Seorang Ustaz, Inilah Anggota Termuda DPRD Kota Depok yang Berusia 25 Tahun
Ia mengklaim dalam setahun mendapat omset memang bisa ratusan juta rupiah dari usaha itu. Tapi relatif, kalau sedang banyak pesanan, pemasukan pun banyak.
Di butik itu, Syauqi produksi pakaian sendiri, jadi tidak tergantung dengan orang lain.
"Kalah atau menang sudah mengeluarkan modal sekitar Rp. 500 juta, ya saya ikhlas saja. Itu juga kan hasil kerja saya dari masyarakat. Ya balik lagi kepada masyarakat," papar Syauqi.
• Baju dan Pakaian Dalam Via Vallen Dibawa ART, Via Vallen Lapor Polisi Jika Tidak Ada Itikad Baik
Strategi di Pileg Dekati Emak-emak dan Relawan Muda
Dirinya pun membeberkan mengenai taktik atau strategi untuk dapat memenangi dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin.
"Saya punya taktik dalam perang nyaleg kemarin. Yaitu dengan mengerahkan relawan yang usianya di bawah 30 - 25 tahun.
Mereka kerjanya lebih lincah dan inovatif. Hingga saya memperoleh suara terbanyak ke- 3 di Pondok Aren sebesar 5.612 suara," ujar Syauqi kepada Warta Kota di Serpong, Tangerang Selatan belum lama ini.
• Perjuangan Fans Bertemu Sang Idola di KRL, Dina Rosalini Girang Bisa Ketemu Dmasiv
Ia menjelaskan pemilihnya itu kebanyakan dari kaum emak-emak. Dirinya mengaku bisa mengambil hati mereka dengan cara mendatangi pengajian atau majelis taklim ibu-ibu itu. Sehingga hati mereka tersentuh.
'Tangsel ini kan kota modern dan relgius. Walau pun gaul tapi saya juga sering mendatangi masjid - masjid," ucapnya.
'Untuk kaum mudanya, saya bikin turnamen olahraga. Seperti sepakbola dan bulutangkis. Mulai dari emak-emak dan lainnya juga banyak yang nonton.
Jadinya saya bisa terkenal di situ, karena bisa membuat warga menjadi aktif. Sehat jasmani dan juga rohani. Olahraga dan mengaji," kata Syauqi.