Pembunuhan di Sukabumi
Polda Metro Pastikan Hubugan Aulia dan Kelvin Adalah Tante dan Keponakan yang Diasuh Sejak Kecil
Polda Metro Pastikan Hubugan Aulia dan Kelvin Adalah Tante dan Keponakan. Sejak kecil Aulia Mengasuh Kelvin. Kelvin dimasukkan dalam Kartu Keluarganya
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto, memastikan bahwa hubungan dua orang otak pembunuhan ayah dan anak di Lebak Bulus, yakni Aulia Kesuma (45) alias AK dan Geovanni Kelvin (24) alias KV, adalah bibi atau tante dengan keponakan.
"Jadi hubungan mereka adalah bibi dan keponakan kandung. KV adalah anak dari adik AK.
Sejak kecil KV diasuh oleh AK. Sehingga sudah seperti anak sendiri. Jadi apa masalah yang dihadapi AK, maka KV juga merasa itu menjadi masalahnya," kata Suyudi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/9/2019).
Ia mengatakan Aulia Kesuma adalah dalang pembunuhan suami dan anak tirinya, yakni Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54), dan M Adi Pradana alias Dana (23), yang jenazahnya ditemukan terbakar dalam mobil di Cidahu, Sukabumi, Minggu (25/8/2019) lalu.
• Pembunuhan Ayah dan Anak, Aulia Kesuma Kenal Pupung Via Facebook, Aula Terlilit Utang Bisnis Kuliner
DAFTAR NAMA KARTU KELUARGA PUPUNG
Berdasarkan catatan Kartu Keluarga (KK) milik Pupung yang diterbitkan Kelurahan Lebak Bulus pada tanggal 31 Maret 2015, terdapat sejumlah nama yang tinggal bersama di rumah Pupung, yakni Jalan Lebak Bulus 1 Kavling 129 B Blok U15, RT 03/05 Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Pupung tercatat sebagai Kepala Keluarga, sedangkan Aulia Kesuma (35) tercatat sebagai istri sah korban.
Anggota keluarga lainnya adalah Mohammad Adi Pradana (24) alas Dana putra Pupung dari pernikahan sebelumnya dan putri dari pernikahan dengan Aulia, yakni MR (4).
Selain itu, terdapat dua orang lainnya yang tinggal serumah dari keluarga Aulia, yakni Geovanni Kelvin Octavinus Robert (24) dan Angelina Robert (21) seperti tertulis dalam KK.
• Aulia Kesuma Bayar Rp 40 Juta ke Dukun Santet untuk Bunuh Suaminya, Tapi Tak Mempan
Kelvin ini lah yang merupakan keponakan Aulia yang terlibat dalam pembunuhan berencana yang menewaskan Pupung dan Dana.
Kedua orang tersebut tercatat belum menikah dengan status lainnya dalam KK atau tidak memiliki hubungan dengan korban.
Sebelumnya diberitakan, Mariati, istri Ketua RT 03/05 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan menduga otak dari pelaku pembunuhan berinisial AK yang berstatus sebagai istri korban diduganya adalah Aulia Kesuma.
Sebab, istri pertama korban diketahui telah meninggalkan rumah pasca perceraian sekitar tahun 2013 silam.
• Pedih, Inul Kisahkan Perjuangan di Jakarta, Hingga Akan Diperawani Ramai-ramai
Pupung yang menikah dengan perempuan kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1984 (penulisan tahun 1984 disebutkan keliru karena usia Aula Kesuma sudah 45 tahun atau lahir tahun 1974) itu diungkapkannya segera memperbaharui KK sesaat kelahiran putri mereka, MR pada tanggal 25 Maret 2015.
"Ibu Aulia itu bukan istri siri, tapi istri resmi. Pak Pupung sebelumnya sudah cerai dengan istri pertama yang kabarnya sudah nikah lagi, dua orang anak ikut istrinya, kalau yang ikut pak Pupung itu anak ketiga," ungkapnya ditemui di rumahnya pada Selasa (27/8/2019).
"Jadi kalau dibilang pelakunya AK, kayaknya itu istrinya (Aulia Kesuma)," ujarnya.
Sementara terkait tersangka pria berinisial KV yang disebut pihak Kepolisian selaku eksekutor belum tentu inisial dari nama yang tercatat dalam KK.
• Ini 4 Kasus Manusia Tewas Digigit Anjing, Salah Satu Korban Hingga Tersisa Tengkorak
Dirinya tidak dapat berkomentar banyak lantaran inisial yang disebutkan berbeda dengan nama yang tercatat di KK.
"Kalau itu saya nggak tahu, nanti salah lagi, soalnya inisialnya beda sama namanya," ungkapnya.
Bukan hanya tidak mengetahui sosok KV, Mariati juga mengaku belum mengenal ataupun bertemu dengan kedua sosok yang namanya menumpang domisili dalam KK milik korban.
Mereka, diungkapkannya, tidak pernah keluar rumah ataupun bersosialisasi dengan warga.
"Kalau yang numpang KK itu saya malah belum pernah ketemu, itu saudaranya ibu Aulia. Numpang KK karena tinggalnya memang di rumah itu bareng pak Pupung," jelasnya.
• Ekowisata Mangrove Muara Gembong, Wisata di Ujung Bekasi
KENAL DI FACEBOOK
Aulia kata Suyudi, diketahui mengenal Edi alias Pupung melalui media sosial Facebook (FB).
Dari sanalah perkenalan mereka yang saat itu masing-masing berstatus janda dan duda, berlanjut ke pelaminan pada 2013.
Namun setelah enam tahun pernikahan mereka, masalah ekonomi yakni utang, membut Aulia gelap mata dan merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anak tirinya.
"Jadi mereka saling mengenal lewat Facebook. Dari sana berlanjut sampai menikah," kata Suyudi.
• Antar Sabu Senilai Rp. 300 juta, Driver Ojol Diringkus Polsek Ciputat Saat Hendak Transaksi
Ia memastikan motif pembunuhan yang dilakukan Aulia karena ia terlilit utang Rp 10 miliar di dua bank.
"Tersangka AK ini berutang ke bank untuk bisnis restoran. Namun tersangka kesulitan membayar bunga berjalan Rp 200 Juta per bulan," katanya.
Sehingga ia meminta suaminya menjual rumahnya di Lebak Bulus. "Tapi suaminya menolak, sehingga muncullah rencana pembunuhan," kata Suyudi.
Dari penilaian atau appraisal bank, harga rumah Edi alias Pupung di Lebak Bulus dihargai Rp 14 Miliar.
"Jadi kalau korban dan anaknya meninggal, maka otomatis ahli waris jatuh ke tersangka dan nilai Rp 14 Miliar bisa menutup utangnya, dan tersangka mendapat lagi keuntungan Rp 4 Miliar," katanya.
• UPDATE, Bukan Cuma Suara Dengkuran, Usaha Milik Pembunuh Ayah Kandung di Bekasi Bangkrut
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan tersangka Aulia Kesuma, sempat menyewa dukun santet untuk menyantet suaminya Edi alias Pupung.
Bahkan Aulia menghabiskan dana Rp 40 Juta untuk mencari dan membayar dukun santet, berinisial A.
"Tersangka AK mencari dukun untuk menyantet korban biar meninggal. Dia mengeluarkan uang Rp 40 juta untuk biaya ke dukun untuk santet suaminya. Tapi suaminya gak mempan disantet," kata Argo Yuwono dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/9/2019).
Karenanya kata Argo, kemudian Aulia berencana mencari senjata api untuk menghabisi suaminya.
• Ihsan Tarore Tabrak Truk Kontainer: Kurang Waspada dan Ikhlas Tidak Tuntut Ganti Rugi Mobil Ringsek
"Dan mencari eksekutornya untuk menembak. Dia mengeluarkan Rp 25 Juta untuk beli senpi. Tapi kurang karena harganya Rp 50 Juta. Lalu nambah Rp 10 Juta, tapi gak jadi menembak karena harga senpinya mahal.
Akhirnya terpikirkan kembali untuk menghabisi dengan membakar. Itu sudah direncanakan dari awal juga," papar Argo.
Dalam perencanaannya kata dia, Aulia tidak sendiri, tapi dibantu oleh keponakannya yang sudah dianggap anak yakni Kelvin alias KV, lalu dua tersangka dari Lampung.
"Juga ada orang lain yang ikut serta dalam rencana pembunuhan tersebut," katanya.
• Kasus Pelecehan Pabrik Susu Berakhir Damai, Aura Kasih: Kasihan Sudah Uzur
Argo menjelaskan pembunuhan kepada Edi alias Pupung dan Dana ini dirancanajan bulan Juli 2019 di sebuah apartemen di Kalibata.
"Berawal dari perencanaan di bulan Juli. Di apartemen itu ada pertemuan tersangka AK, dia sering curhat ke pembantunya inisial T, kalau dia gak kuat ada utang. Dia uutang di 2 bank di Jakarta totalnya Rp 10 Miliar," kata Argo.
Di satu bank, tambah Argo, Aulia utang Rp 2,5 Miliar dan satu bank lain Rp 7,5 Miliar.
"Bunganya sekitar Rp 200 Juta per bulan. Dengan adanya uutang tersebut, tersangka AK keluh kesah terus. Dia berupaya bagaimana caranya agar suaminya mau rumahnya di Lebak Bulus, dijual untuk membayar hutang tersebut," kata Argo.
• Drone Jatuh di Atap Gedung Gara-gara Tabrak Burung, Dinas Pemadam Diminta Evakuasi oleh Pemilik
Tapi tambah Argo suami Aulia, yakni Edi alias Pupung tak pernah kunjung merelakan menjual rumahnya.
"Hingga direncanakanlah pembunuhan itu mulai dari santet, ditembak dan dibakar," katanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Suyudi menjelaskan kasus ini berawal saat tersangka Aulia curhat soal masalah ekonominya ke mantan pembantunya TN.
"Karena bunga berjalan dia kepayahan membayarnya yakni Rp 200 Juta perbulan," kata Suyudi.
Kemudian katanya Aulia minta bantuan TN untuk membunuh suami dan anak tirinya. "Karenanya TN mengenalkan suaminya bernama RD ke tersangka AK. RD diminta untuk mencari dukun santet dan menyantet korban, tapi gak berhasil," katanya.
Sehingga kata Suyudi opsi kedua rencana pembunuhan dengan menembak korban dan mencari eksekutor serta senpi dengan menyiapkan uang Rp 25 Juta.
"RD sempat berangkat ke jogja untuk mencari eksekutor dan senpi diminta tersangka AK. Tap gak berhasil," kata Suyudi.
Kemudian, katanya, Aulia curhat lagi ke pembantunya yang sekarang yakni TT.
"Oleh TT sempat dikenalkan ke AK, dukun santet, yang tak berhasil santet korban.
Oleh dukun santet akhirnya AK dikenalkan lagi oleh SK dan AG, asal Lampung yang nantinya membantu pelaku mengeksekusi korban," katanya.
Aulia dan dua tersangka lain yakni SK dan AG yang dihadirkan dalam jumpa pers tampak membisu dan tak menanggapi pernyataan wartawan.
Suyudi mengatakan dalam kasus ini untuk sementara pihaknya menetapkan 4 tersangka yakni Aulia Kesuma, dan keponakannya yang dianggap anak yakni KV alias Kelvin serta dua eksekutor yang membantu pembunuhan yakni AG dan SK.