Rusuh Papua
Gubernur Papua Barat Sebut Gedung DPRD Sudah Terbakar Saat Demonstran Tiba, Ada yang Menunggangi
GUBERNUR Papua Barat Dominggus Mandacan mengungkapkan, aksi unjuk rasa masyarakat di Manokwari, awalnya berlangsung dalam koridor damai.
GUBERNUR Papua Barat Dominggus Mandacan mengungkapkan, aksi unjuk rasa masyarakat di Manokwari, awalnya berlangsung dalam koridor damai.
Aksi unjuk rasa itu digelar untuk memprotes dugaan persekusi mahasiswa asal Papua di Jawa Timur.
Namun, menurutnya ada yang manfaatkan momentum tersebut untuk melakukan aksi demi kepentingan tertentu, hingga mengakibatkan Gedung DPRD Papua Barat di Manokwari terbakar.
• Ternyata Dulu Bekasi Masuk Wilayah Jakarta, Lalu Keluar Gara-gara Belanda
“Jadi adik-adik mahasiswa dan masyarakat awalnya melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi atas kejadian di Jawa Timur."
"Tapi ketika mereka bergerak ke Gedung DPRD, ternyata sudah ada kebakaran."
"Ada pihak-pihak yang memanfaatkan gerakan massa ini untuk kepentingan suatu kelompok hingga gedung itu terbakar,” ungkapnya saat dihubungi awak media, Senin (19/8/2019).
• Minta Jokowi Bentuk Kementerian Adat, Staf Khusus Presiden: Papua Butuh Dihargai
Oleh karena itu, ia mendukung pengusutan atas tindak pembakaran tersebut, dan ia mendorong agar pelakunya segera diproses hukum.
Sebelumnya, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meminta Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mencabut pernyataannya soal wacana memulangkan masyarakat asal Papua dari Kota Malang.
Pernyataan itu diucapkan seusai kericuhan pada 15 Agustus 2019, yang melibatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Malang, saat memperingati 57 tahun perjanjian New York.
Selain itu, Dominggus juga meminta Sofyan Edi meminta maaf kepada rakyat Papua.
• Jokowi: Untuk Apa Studi Banding ke Luar Negeri? Padahal Informasi Bisa Diperoleh dari Smartphone
“Bagi saya pernyataan Bapak Wakil Wali Kota Malang untuk meminta masyarakat Papua pulang seharusnya tidak terjadi."
"Seharusnya pernyataan itu dicabut dan beliau meminta maaf kepada rakyat Papua,” ucap Dominggus saat dihubungi awak media, Senin (19/8/2019).
Menurut Dominggus, Sofyan Edi sebagai pejabat pemerintah daerah tak seharusnya melontarkan pernyataan tersebut.
• Polisi Sudah Jerat Tiga Tersangka Terkait Kasus Video Vina Garut, Salah Satunya Biseksual
Karena baginya masyarakat Papua, khususnya mahasiswa asal Papua sebagai bagian dari masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia, berhak menuntut ilmu di mana pun.
Dominggus juga menyatakan dirinya siap diajak berdiskusi dengan pemerintah daerah Malang dan Jawa Timur untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Dengan adanya masalah tersebut seharusnya saya, Gubernur Papua, dan Gubernur Jawa Timur diajak berdiskusi dan difasilitasi menyelesaikan masalah secara arif dan bijaksana."
• Wali Kota Bekasi Usulkan Pembentukan Provinsi Pakuan Bhagasasi, Ini Cakupan Wilayahnya
"Bukan malah membuat pernyataan yang tak seharusnya,” ucap Dominggus.
Kejadian di Malang dan dugaan upaya persekusi serta rasisme di Surabaya, Jawa Timur, menyulut aksi unjuk rasa yang juga berakhir rusuh di Manokwari, Papua Barat, hari ini.
Akibat kerusuhan itu Gedung DPRD Papua Barat dibakar oleh massa.
• Jokowi Pindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, Fahri Hamzah: Sulit Meninggalkan Jakarta
Dominggus memastikan kondisi di wilayah Manokwari dapat dikendalikan bersama Panglima Daerah Militer dan Kapolda setempat.
Sebelumnya, kerusuhan pecah di Manokwari Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Arus lalu lintas lumpuh total, Gedung DPRD dibakar.
Akibat aksi ini, ruas jalan tersebut lumpuh total.
• Kibarkan Bendera 1.014 Meter Persegi di Dasar Teluk Manado, WASI Bikin Rekor Baru
Bahkan, sejumlah toko-toko dan bank pemerintah tutup.
Tampak sejumlah aparat berada di titik lokasi, untuk mengamankan situasi.
Karo Ops Polda Papua Barat Kombes Moch Sagi mengatakan, situasi Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.
• Satpol PP Usir Nelayan Tak Lama Setelah Anies Baswedan Sebut Pulau Reklamasi Milik Indonesia
“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” ujarnya.
Hingga pukul 08.00 WIT, akses jalan Yos Sudarso di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.
Kompas TV melaporkan, dalam kerusuhan itu, massa membakar Gedung DPRD Papua Barat.
• Anies Baswedan: Persatuan dan Kebersamaan Adalah Hasil Usaha, Harus Diperjuangkan
Dalam tayangan Kompas TV terlihat api bercampur kepulauan asap menyelimuti gedung wakil rakyat di Papua Barat.
Kontributor Kompas TV, Budi Setiawan melaporkan, akibat pembakaran gedung DPRD Papua Barat, sejumlah ruas jalan ditutup.
Salah satunya adalah jalan utama di daerah itu, Jalan Yos sudarso.
• Prabowo Subianto: Partai Gerindra Perjuangkan Pemindahan Ibu Kota Sejak 2014
Menurut Budi, peristiwa berawal dari aksi protes warga atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Massa kemudian menyampaikan protes dengan menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk sebagai bentuk protes.
Sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk membuat blokade jalan.
• SALUT! Di Bawah Hujan Deras dan Kabut Tebal, Anak-anak Papua Tetap Kibarkan Merah Putih
Aparat aparat keamanan berusaha membbubarkan aksi massa. Sebagian berjaga di objek vital seperti bank, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
"Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran Gedung DPRD ini," kata Budi melaporkan ke Kompas TV.
Pantauan Kompas.com, sejumlah ruas jalan yang diblokade adalah Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi, dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.
• Ini Pesan Pedas Ahok untuk Para Pejabat di Hari Kemerdekaan ke-74 RI
Sebelumnya, sejumlah organisasi masyarakat (ormas) terlibat bentrok dengan mahasiswa penghuni asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/8/2019).
Aksi tersebut dipicu oleh informasi yang menyebutkan bahwa oknum mahasiswa diduga telah merusak bendera merah putih dan membuang ke selokan.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar asrama, dan 43 orang diamankan petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
• HUT ke-74 RI, Rizal Ramli Sebut Nasionalisme Indonesia Sekadar Slogan dan Romantika
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Sejumlah kelompok ormas mendatangi asrama mahasiswa asal Papua, karena diduga sengaja mematahkan bendera Indonesia dan membuangnya ke selokan.
Muhammad, salah satu perwakilan massa, mengatakan, di grup-grup WhatsApp banyak beredar foto oknum mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera merah putih.
• Kasatpol PP DKI Jakarta Sempat Salah Sebut Usia RI Saat Jadi Komandan Upacara di Pulau Reklamasi
"Di satu grup (WhatsApp) bendera merah putih dipatah-patahkan dan dibuang di selokan. Saya lihat (foto) itu di grup Aliansi Pecinta NKRI," kata Muhammad.
Menurutnya, saat massa tiba di asrama, bendera merah putih sudah terpasang kembali di depan halaman.
2. Mahasiswa bantah rusak bendera
• Ini Sosok Gadis Manis Pembawa Baki Bendera Saat HUT ke-74 RI di Istana
Dorlince membantah penghuni asrama merusak bendera merah putih yang terpasang di depan asrama.
"Sebenarnya kalau perusakan bendera itu tidak. Karena tadi pagi sampai tadi siang, (bendera merah putih) itu masih terpasang," kata Dorlince dihubungi melalui telepon, Jumat (16/8/2019).
Menurut Dorlince, kesalahpahaman itu berawal pada siang harinya.
• Hadiri Upacara HUT ke-74 RI di Istana, Maruf Amin Tampil Tanpa Sarung
Beberapa mahasiswa Papua, termasuk dirinya, keluar asrama untuk membeli makanan.
Namun, saat kembali ke asrama, tiang beserta bendera Indonesia sudah tidak ada di asrama tersebut.
"Setelah kembali, memang benderanya tidak ada. Tapi opini yang digiring di luar sana itu, kami (dituduh) merusak bendera dan sejenisnya. Sementara kami sendiri tidak tahu," ujar dia.
• Upacara di Pulau Reklamasi, Anies Baswedan: Ini Lahan Milik Republik Indonesia
3. Penjelasan mahasiswa terkait aksi petugas
Dorlince mengatakan, pada pukul 15.20 WIB saat asrama dipadati ormas, aparat keamanan diduga merusak pagar asrama dan mengeluarkan kata-kata rasisme.
"Tentara masuk depan asrama disusul lagi Satpol PP lalu merusak semua pagar. Mereka maki kami dengan kata-kata rasis," kata Dorlince.
• Soal Pemindahan Ibu Kota, Fadli Zon: Uangnya dari Mana? Jangan Sampai Mengundang Keterlibatan Asing
Akibatnya, kata dia, sejumlah kelompok ormas yang memadati asrama turut bersikap reaksioner dengan melemparkan batu ke dalam asrama.
"Kami terkurung di aula. Ormas, tentara, dan Satpol PP masih di luar pagar, belum masuk," ujar dia.
4. Dobrak pintu dan tembakan gas air mata
• Jokowi Sindir Kebiasaan Pejabat Studi Banding ke Luar Negeri, Begini Reaksi Fadli Zon
Sebanyak 43 mahasiswa Papua dibawa ke Mapolrestabes Surabaya setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua, Sabtu (17/8/2019) sore.
Puluhan mahasiswa Papua tersebut diangkut paksa dan dimasukkan ke dalam truk oleh aparat kepolisian dari asrama mereka di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan.
"Saat ini (mereka), kami ambil keterangan di Polrestabes Surabaya, seluruhnya ada 43 (mahasiswa Papua yang ditangkap)," kata Leo, di Asrama Mahasiswa Papua, Sabtu. (Rizal Bomantama)