Jokowi Bakal Umumkan Susunan Kabinet Sebelum Dilantik, Peluang Parpol di Luar Koalisi Tertutup?
Menurut OSO, dalam menyusun kabinet pemerintahan mendatang, Presiden berkomunikasi dnegan banyak pihak.
KETUA Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) membenarkan Joko widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan kabinetnya sebelum dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2019.
"Nah, itu kan kalian sudah tahu jawabannya sudah begitu, juga sama," ujar OSO di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (15/8/2019) .
OSO mengaku mengetahui hal tersebut dari bahasa tubuh Presiden.
• Kepala Bappenas Pastikan Jokowi Besok Umumkan Lokasi Baru Ibu Kota Indonesia
Dalam beberapa kali pertemuan, lanjutnya, Jokowi menyampaikan bahasa tubuh yang mengarah pengumuman susunan kabinet dilakukan sebelum pelantikan.
"Beliau menyampaikannya pakai bahasa tubuh," katanya.
Bahkan, menurut OSO, Presiden akan mengumumkan kabinetnya sesegera mungkin.
• Kisah Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon pada 15 Agustus 1945, Setelah Itu Soekarno-Hatta Diculik
Hal tersebut menurutnya merupakan hal yang biasa dan tidak ada yang spesial.
"Sama saja, itu kan tergantung Presidennya mau atau tidak sebelum atau sesudah. Toh orang itu juga yang akan dipilih nanti," paparnya.
Menurut OSO juga, dari bahasa tubuh yang ditampilkan Jokowii, tidak akan ada peluang partai di luar koalisi Indonesia Kerja yang masuk kabinet di pemerintahan mendatang.
• Jokowi Ungkap Satu Kepala Daerah Bakal Jadi Menteri, Siapakah Dia?
"Tidak juga (peluang partai di luar koalisi), tentu beliau punya pemikiran yang lebih jauh dan lebih memungkinkan, untuk sejalan dengan pikirannya," tuturnya.
Menurut OSO, dalam menyusun kabinet pemerintahan mendatang, Presiden berkomunikasi dnegan banyak pihak.
Meskipun memiliki hak prerogatif, Jokowi berkomunikasi dengan Ketum Parpol pengusung dalam penyusunan kabinet.
• Kivlan Zen Gugat Wiranto Soal Pam Swakarsa, Kuasa Hukum: Itu Kewenangan Pengadilan Militer
"Siapa bilang (tidak komunikasi)? Masing-masing mungkin sudah diajak bicara, satu-satu dipanggil."
"Kalau saya sih sudah tahu dan sudah pernah bicara sama beliau. Kita sepakat untuk menyerahkan hak prerogatif kepada Presiden sendiri," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku sudah rampung menyusun kabinet baru yang akan dipimpinnya bersama Maruf Amin.
• Jusuf Kalla Bilang Cina Tidak Bakal Serang Indonesia dari Sektor Pertahanan, tapi Lewat Sisi Ini
Jokowi mengaku tinggal mengumumkan susunan kabinetnya di waktu yang tepat.
"Sudah final semua," kata Jokowi saat bertemu pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (15/8/2019), dikutip dari Kompas.com.
• Surya Paloh: Kita Malu-malu Kucing Mendeklarasikan Indonesia Adalah Negara Kapitalis Liberal
"Tinggal kami umumkan. Bisa Agustus, bisa juga saat pelantikan (20 Oktober 2019). Semua sudah final," sambungnya.
Menurut Jokowi, kabinetnya bakal mempertahankan sejumlah menteri lama, menarik satu kepala daerah, dan terdapat menteri berusia muda.
Berikut ini gambaran kabinet berdasarkan bocoran dari Jokowi yang dirangkum Tribunnews.com, Kamis (15/8/2019):
1. Ada Kepala Daerah Bakal Jadi Menteri
Jokowi menyebut bakal ada satu kepala daerah jadi menteri dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka.
Jokowi yang sempat ragu lantaran tidak persis ingat, menjadi mantap menjawab akan ada kepala daerah yang akan menjadi menteri.
• KKB Bunuh Briptu Hedar, Jusuf Kalla: Apabila Diserang Harus Kembali Membalas
Hal itu terjadi saat Menteri Sekretaris Negara Pratikno memastikan lewat anggukan.
"Iya Pak, ada satu," ujar Pratikno.
2. Sejumlah Menteri Dipertahankan Atau Bertukar Posisi
Jokowi menyebut ada beberapa menteri yang bertahan di kabinet, entah di posisinya saat ini atau menempati posisi yang lebih strategis dengan kewenangan lebih luas.
Menurut Jokowi, menteri yang bertahan adalah menteri yang jelas implementasi kebijakannya.
"Tidak hanya merombak, membongkar, tetapi juga melakukan perbaikan atas perombakan dan pembongkaran itu," jelas Jokowi.
• Identitas Pemeran Video Vina Garut Terkuak, Lawan Mainnya Ternyata Mantan Suami
Jokowi akan mempertahankan menteri yang bisa mengkesekusi masalah dengan baik, meskipun kerap tidak disukai oleh publik.
Sebaliknya, dia tidak akan segan mengganti menteri yang disukai publik tetapi sebenarnya menimbulkan masalah.
Terpisah, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, memprediksi sejumlah nama yang mungkin masih akan menemani Jokowi lima tahun lagi.
• Surya Paloh Sebut Anaknya Gagah tapi Kurang Cocok Jadi Menteri
Pertama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Lakonnya sebagai penjaga perairan Indonesia tak diragukan lagi.
Ia berada di garis terdepan jika ada kapal asing ilegal yang mencoba mengeruk sumber daya laut manusia.
• Jokowi Bakal Umumkan Lokasi Ibu Kota Baru Saat Pidato Kenegaraan Besok? Moeldoko: Kita Lihat Saja
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambanag Brodjonegoro, juga diprediksi tetap berada di kabinet.
"Kan kalau digonta-ganti nanti berubah lagi program yang sedang berjalan saat ini."
"Mereka yang tahu masterplan, pemindahan ibu kota, jadi tidak bisa diganti," ulas Pangi kepada Kompas.com, Jumat (12/7/2019).
• Kabareskrim Perintahkan Anak Buahnya Selidiki Dugaan Kejahatan Siber Dibalik Listrik Padam Massal
Nama lain yang diperkirakan masih aman di posisinya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Sebab, ada kebijakan yang sudah berjalan dan dirasa sulit untuk digantikan orang lain.
3. Sejumlah Menteri Tak Dipertahankan
Selain terdapat sejumlah menteri yang dipertahankan, Jokowi menyebut bakal ada menteri yang tidak tidak dipakai lagi.
Jokowi menyebut nama sebagai contoh, tetapi tidak untuk diberitakan.
Pangi Syarwi Chaniago memprediksi nama yang tak dipakai lagi adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dari Partai Kebangkitan Nasional (PKB).
• TERUNGKAP! Proklamasi Kemerdekaan RI Ternyata Dibacakan Pertama Kali di Cirebon oleh Seorang Dokter
Lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem.
Keempatnya kini tengah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi meski baru sebatas saksi.
Pangi melanjutkan, nama menteri lainnya yang diperkirakan tergeser yakni sejumlah menteri yang pernah kena tegur dari Jokowi.
• Video Vina Garut Total Ada 44, Dijual di Twitter Rp 50 Ribu
Menteri-menteri tersebut dianggap performanya kurang dalam mencapai target pemerintah.
Ia mencontohkan menteri-menteri yang kena tegur Jokowi saat sidang kabinet paripurna beberapa waktu lalu.
Mereka adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
• Apes! Lagi Cek Kamera, Artis Ini Malah Memotret Sosok Putih Nangkring di Atas Pohon
Lalu, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
4. Dua Kementerian Baru
Jokowi mengaku akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.
Kementerian tambahan itu adalah Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat, maka ada kementerian-kementerian baru," beber Jokowi.
• Jadi Trending Topic Twitter, Warganet Bilang Vina Menyatukan Indonesia
Ada pun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu."
"Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti, sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi ini masih tetap kita hitung," tuturnya.
5. Menteri Muda
Menteri berusia muda dipastikan bakal mengisi kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Menurut Jokowi, menteri muda itu usianya ada yang bawah 35 tahun, bahkan ada di bawah 30 tahun.
Jokowi mengatakan calon menteri muda tersebut berasal dari kalangan profesional.
• Jusuf Kalla Bilang Cina Tidak Bakal Serang Indonesia dari Sektor Pertahanan, tapi Lewat Sisi Ini
Tak hanya itu, calon menteri itu memiliki pengalaman manajerial yang kuat.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ungkap Jokowi.
Saat ditanya apakah calon menteri tersebut berasal dari perusahaan start up, Jokowi hanya tersenyum.
• Kivlan Zen Gugat Wiranto Soal Pam Swakarsa, Kuasa Hukum: Itu Kewenangan Pengadilan Militer
Ia menyebutkan banyak nama masuk saat menyaring nama-nama calon menteri muda.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.
Calon menteri muda ini nantinya akan menempati kementerian baru.
• Bowo Sidik Pangarso Simpan Uang Rp 8 Miliar di Lemari Pakaian, Lalu Dimasukkan Dalam 400 Ribu Amplop
Maka dari itu, Jokowi menyebutkan yang dibutuhkan adalah manajerial kuat.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," cetusnya.
5. Komposisi 45 Persen dari Parpol, PDIP Terbanyak
Jokowi menyatakan bahwa Kabinet Kerja pada periode mendatang akan diwarnai gabungan menteri dari profesional dan unsur partai politik.
Secara spesifik, Jokowi menyatakan bahwa komposisi menteri dari partai politik memiliki porsi yang sedikit lebih kecil ketimbang kalangan profesional.
"Partai politik bisa mengusulkan, tetapi keputusan tetap di saya. Komposisinya 45 persen," kata Jokowi.
• Anggaran Formula E 2020 Membengkak dari Rp 3,69 Miliar Jadi Rp 360 Miliar, Ini Penjelasan DPRD DKI
Dengan demikian, maka perbandingan menteri dari kalangan profesional dengan unsur partai politik adalah 55 persen berbanding 45 persen.
Dengan komposisi ini, partai koalisi pendukung Jokowi akan mendapat 15 kursi, sementara sisanya 19 kursi akan diisi profesional.
Berdasarkan komposisi ini, Jokowi yakin pemerintahan akan berjalan secara efektif.
• Polisi Papua Diberondong Tembakan Saat Olah TKP di Lokasi Penemuan Jenazah Briptu Hedar
Apalagi, saat ini Jokowi didukung lebih dari 50 persen partai politik yang ada di parlemen.
Dalam Pemilu Legislatif 2019, partai pendukung Jokowi berhasil mendapatkan perolehan suara sekitar 62,71 persen suara nasional atau 60,3 persen kursi parlemen.
Partai tersebut adalah PDIP, Nasdem, Golkar, PKB, PPP, Hanura, PKPI, PSI, Perindo, dan PBB.
• Ini Alasan Anies Baswedan Gelar Upacara HUT ke-74 RI di Pulau Reklamasi
Jumlah dukungan ini lebih besar dibandingkan saat Jokowi menjadi kepala daerah, baik itu Wali Kota Solo atau Gubernur DKI Jakarta.
"Dulu waktu saya di Solo, di Jakarta, itu tidak masalah," ucap Jokowi.
Dalam kongres V PDIP, Kamis (8/8/2019) lalu, Jokowi menjamin bahwa PDIP bakal mendapatkan kursi terbanyak.
• Anggaran untuk Formula E 2020 Rp 360 Miliar, Kata Anies Baswedan DKI Bakal Untung Rp 1,2 Triliun
Jaminan itu disampaikan Jokowi menjawab permintaan Megawati agar menteri dari PDIP di Kabinet Jokowi-Maruf Amin lebih dari empat.
Meski tidak merinci berapa jumlah menteri dari PDIP di kabinet mendatang, Jokowi menjamin PDIP bakal dapat paling banyak dibanding parpol lain.
"Tapi yang jelas PDIP pasti yang paling terbanyak (jumlah menterinya). Itu jaminannya saya," tegas Jokowi.
6. Jaksa Agung Bukan dari Parpol
Jokowi menyebut dalam Kabinet Jokowi-Maruf Amin, jabatan Jaksa Agung bakal diserahkan bukan dari kalangan parpol.
Jokowi juga menegaskan Jaksa Agung mendatang tidak berasal dari representasi partai politik.
"Tidak dari partai politik," kata Jokowi, Rabu (14/8/2019).
• Fadli Zon Juga Bantah Ada Penumpang Gelap di Sekitar Prabowo, Lalu Kaitkan Unjuk Rasa di Hong Kong
Jokowi mengatakan, dalam sejarahnya, Jaksa Agung bisa juga dari luar Kejaksaan Agung.
Meski begitu, dia belum memastikan apakah ini berarti Jaksa Agung akan diisi dari eksternal Korps Adhyaksa.
Merujuk pernyataan Jokowi ini, Jaksa Agung saat ini, HM Prasetyo, diperkirakan kuat bakal tak akan menduduki kembali jabatan Jaksa Agung di Kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Sebab, HM Prasetyo merupakan kader Partai NasDem. (Taufik ismail)