Demonstran Kembali Bikin Bandara Hong Kong Tersendat, China Kerahkan Mobil Lapis Baja di Perbatasan

"Kekerasan, tidak peduli apakah itu menggunakan kekerasan atau memaafkan kekerasan, akan mendorong Hong Kong ke jalan yang tidak bisa kembali

youtube euronews
Situasi penjemputan di Bandara Hong Kong yang terganggu aksi demonstrasi 

Ratusan penerbangan kembali dibatalkan di bandara Hong Kong, pada Selasa (13/8/2019), akibat terganggu aksi demonstrasi pro-demokrasi.

Itu menjadi kali kedua otoritas bandara Hong Kong mengambil tindakan karena demonstrasi yang digelar di area bandara, setelah sebelumnya pada Senin (12/8/2019) sore bandara ditutup.

Massa pengunjuk rasa pada Selasa (13/8/2019) sore membuat barikade menggunakan troli bagasi di jalan menuju gerbang keberangkatan, menghalangi para calon penumpang untuk check-in.

"Saya ingin menutup bandara seperti kemarin, sehingga sebagian besar keberangkatan penerbangan akan dibatalkan," kata salah seorang pengunjuk rasa berusia 21 tahun yang mengaku bernama Kwok.

Otoritas bandara Hong Kong mengumumkan telah menangguhkan seluruh proses check-in keberangkatan, tetapi tetap ada beberapa penerbangan yang datang maupun lepas landas.

"Operasi terminal di Bandara Internasional Hong Kong telah benar-benar terganggu akibat aksi pertemuan publik di area bandara," kata otoritas bandara dalam sebuah pernyataan.

Situasi Hongkong Memburuk, Demonstran Duduki Bandara, Migrant Care Mulai Khawatirkan Nasib TKI

Usai Diduduki Demonstran, Bandara Hong Kong Beroperasi Lagi, Kini Krisis Mulai Menghantui Negara Itu

Ini Kronologi Lengkap Penyebab Rusuh di Hongkong, Penerbangan Terganggu

"Semua layanan check-in untuk penerbangan keberangkatan telah ditangguhkan sejak pukul 16.30 waktu setempat."

"Penerbangan keberangkatan dan kedatangan lainnya untuk sisa hari akan terus beroperasi, dan maskapai penerbangan akan menyediakan pengaturan untuk penumpang yang belum menyelesaikan proses keberangkatan," tambah pernyataan tersebut.

"Anggota masyarakat disarankan untuk tidak datang ke bandara. Begitu pula untuk yang telah ada di bandara disarankan untuk meninggalkan gedung terminal sesegera mungkin," lanjut pernyataan otoritas bandara.

Pimpinan Hong Kong Sempat Menangis

Demo pada Selasa (13/8/2019), menjadi hari kelima massa pengunjuk rasa menduduki bandara.

Aksi tersebut semula diagendakan hanya berlangsung selama tiga hari, pada Jumat (9/8/2019) hingga Minggu (11/8/2019).

Namun aksi demo berlanjut hingga Senin dengan massa yang lebih besar dan memaksa otoritas bandara untuk menghentikan operasi bandara sejak sore dan membatalkan sisa jadwal penerbangan.

Operasional bandara sempat berangsur normal pada Selasa pagi, namun massa kembali menduduki bandara setelah pemimpin Hong Kong Carrie Lam muncul dalam konferensi pers dan menyampaikan pernyataannya di hadapan media.

Lam telah memperingatkan bahwa aksi demonstrasi yang diwarnai kekerasan dapat membawa kota menuju "jalan yang tidak dapat kembali".

"Kekerasan, tidak peduli apakah itu menggunakan kekerasan atau memaafkan kekerasan, akan mendorong Hong Kong ke jalan yang tidak bisa kembali, akan menjerumuskan masyarakat Hong Kong ke dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan dan berbahaya," kata Lam dalam konferensi pers.

Timnas U-18 Indonesia Terancam Tak Diperkuat Mochamad Supriadi yang Alami Cedera Saat Hadapi Myanmar

"Situasi di Hong Kong dalam seminggu terakhir telah membuat saya merasa sangat khawatir bahwa kita telah mencapai situasi berbahaya ini," tambahnya.

Lam, yang mencoba menjawab serangan pertanyaan dari wartawan sempat hampir menangis dan meminta warga untuk tenang.

Situasi Hongkong Airport yang dikuasai pengunjuk rasa hingga Senin (12/8) malam.
Situasi Hongkong Airport yang dikuasai pengunjuk rasa hingga Senin (12/8) malam. (Live Youtube Euronews)

"Luangkan waktu sebentar untuk berpikir, lihat kota kita, rumah kita, apakah Anda semua benar-benar ingin melihatnya terdorong ke dalam jurang," kata Lam.

Dalam kesempatan itu, Lam kembali tidak memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa untuk mundur dari jabatannya.

Kemendikbud: Rekrutmen CPNS Tanpa Tatap Muka dan Tidak Bayar

Hong Kong telah jatuh ke dalam krisis terburuk sejak 1997 saat menyerahKan kota itu dari Inggris ke China.

Aksi demonstrasi yang berlangsung lebih dari 10 pekan awalnya dipicu penolakan terhadap UU Ekstradisi yang kini ditangguhkan.

Namun gerakan menentang undang-undang kontroversial itu telah berkembang menjadi gerakan menuntut reformasi demokrasi secara penuh

China Kerahkan Kendaraan Lapis Baja

Sementara itu, Sejumlah besar kendaraan lapis baja dilaporkan mulai dikerahkan ke kota di China daratan yang berseberangan dengan perbatasan Hong Kong.

Dalam rekaman yang diunggah dua media China, Senin (12/8/2019), iring-iringan kendaraan pengangkut personel hingga tank tersebut terlihat di kota Shenzhen, provinsi Guangdong, di China selatan.

Perilisan video itu muncul menyusul kembali terjadinya demonstrasi yang berakhir bentrok pada akhir pekan lalu, menambah panjang krisis yang telah berlangsung selama 10 minggu dan disebut sebagai yang terburuk sejak penyerahan Hong Kong dari Inggris kepada China pada 1997.

FAKTA Baru, Dua Petugas yang Memandikan Jenazah Diperiksa dalam Kasus Kematian Aurel

Dalam video yang diunggah People's Daily, pada Senin (12/8/2019), konvoi kendaraan lapis baja itu disebut dalam rangka perjalanan menuju Shenzhen untuk latihan.

 Video berdurasi 39 detik itu menampilkan iring-iringan kendaraan lapis baja yang berjumlah puluhan, yang melintasi ruas jalan, termasuk saat hujan turun.

Tidak ada narasi yang menyertai rekaman, memunculkan spekulasi mengenai tujuan konvoi tersebut.

Aksi protes yang dilakukan massa pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong semakin meluas setelah memasuki pekan ke-10, salah satunya di bandara internasional.

TERUNGKAP Terdakwa Kerusuhan 22 Mei Hanya Diiming-imingi Rp 50.000 untuk Demo di Bawaslu

Sekitar 5.000 pengunjuk rasa yang memadati aula kedatangan di Bandara Internasional Hong Kong telah memaksa otoritas bandara untuk menghentikan operasional, membatalkan penerbangan, dan menutup bandara.

Aksi di bandara telah berlangsung sejak Jumat (9/8/2019) dan semula diagendakan selama tiga hari hingga Minggu (11/8/2019). Namun aksi berlanjut hingga Senin dengan massa yang lebih besar. 

Aksi demonstrasi yang kerap kali berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan telah mendorong Beijing untuk mengambil tindakan.

Salah satunya dengan menggambarkan aksi demo kekerasan sama dengan terorisme.

Para pengunjuk rasa radikal Hong Kong telah berulang kali menggunakan alat berbahaya untuk menyerang petugas kepolisian."

"Hal itu sudah merupakan kejahatan serius yang menggunakan kekerasan dan juga menunjukkan tanda-tanda pertama munculnya terorisme," kata Yang Guang, juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Makau dari Kantor Dewan Negara.

Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning Sambangi Pameran Foto Kotret Di Museum Juang Tangerang

Kepolisian China sebelumnya pada 6 Agustus lalu juga telah menggelar latihan pasukan anti-huru hara yang diikuti 12.000 personel di wilayah Shenzhen, yang berbatasan langsung dengan Hong Kong.

"Latihan itu bertujuan untuk menjaga stabilitas sosial, mendorong moral polisi dan mempersiapkan pasukan menjelang peringatan 70 tahun berdirinya China," kata kepolisian Shenzhen dalam sebuah pernyataan kepada Global Times.

Sebelumnya, sebuah video yang menunjukkan latihan pasukan China di Hong Kong dalam menghadapi demonstrasi juga telah dirilis militer Beijing.

Sementara itu, seorang pejabat senior dalam pemerintahan Amerika Serikat telah mendesak kepada seluruh pihak yang berseteru untuk menghindari kekerasan di Hong Kong.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terganggu Aksi Demo, Ratusan Penerbangan di Bandara Hong Kong Kembali Dibatalkan", Penulis : Agni Vidya Perdana. Dan dengan judul "Demo Hong Kong: Tank dan Kendaraan Lapis Baja China Disiagakan di Perbatasan", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved