Pilkada Serentak 2020
Ini Nasihat Pengamat untuk Para Pendatang Baru yang Berniat Bertarung di Pilkada Serentak 2020
SETELAH penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi.
Penulis: | Editor: Yaspen Martinus
SETELAH penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Indonesia kembali menggelar pesta demokrasi.
Pada 2020, diselenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) di 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.
Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan, pilkada serentak bukan merupakan ajang coba-coba bagi para pendatang baru.
• Jabat Sekretaris Jenderal Dua Periode, Hasto Kristiyanto Bikin Rekor Baru di PDIP
Untuk itu, kata dia, para pendatang baru harus lebih agresif memperkenalkan diri.
Sebab, kata dia, para pendatang baru tak memiliki satu modal utama yang sudah dipegang para petahana, yaitu popularitas dan elektabilitas.
"Kalau mau imbangi popularitas dan elektabilitas petahana, pendatang baru harus sadar diri, jangan merasa kuat sebelum bertanding," ujarnya, Sabtu (10/8/2019).
• Mahasiswa Lampung Tertembak Peluru Polisi, Begini Kronologinya
Dia menjelaskan, masyarakat tentu sudah mengetahui sepak terjang calon petahana.
Sementara, bagi para pendatang baru, sebagus apa pun gagasan yang ditawarkan, terasa percuma jika tidak sampai pada masyarakat.
Dia menyarankan para pendatang baru lebih aktif bergerak terjun di lapangan dan menampilkan terobosan dalam upaya pengenalan diri serta gagasan yang ditawarkan.
• Demokrat: Di Era SBY Tak Ada Partai Koalisi Minta Jatah Menteri Secara Terbuka, Apalagi Saat Kongres
Para pendatang baru pun perlu menyesuaikan diri dengan segmen masyarakat yang ditemui.
Menurut dia, para pendatang baru tak perlu terjebak pada dikotomi, termasuk melakukan black campaign, melainkan merangkul semua kalangan.
"Membaur dengan lingkungan sekitar, kalau ketemu anak muda ya pakai gaya anak muda, sesuaikan segmentasi. Kalau ketemu tokoh ya tampil sopan," sarannya.
• Jabat Sekjen PDIP Lagi, Hasto Kristiyanto Minta Jangan Dijadikan Menteri
Selain aktif terjun di lapangan, kata dia, para pendatang baru juga perlu bermain pada tatanan media sosial dan media mainstream atau arus utama, sebagai bentuk keterbukaan pada publik.
Serta, dia menegaskan, jangan mudah terbuai hasil survei internal.