Ganjil Genap
Perluasan Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku untuk Sepeda Motor, Ini Alasan Pemprov DKI
PEMPROV DKI Jakarta melakukan perluasan penerapan ganjil genap. Kabar baiknya, kebijakan tersebut hanya menyasar mobil dan tidak berlaku bagi motor.
Penulis: Junianto Hamonangan |
PEMPROV DKI Jakarta melakukan perluasan penerapan ganjil genap.
Kabar baiknya, kebijakan tersebut hanya menyasar mobil dan tidak berlaku bagi motor.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, sepeda motor tidak dikenakan kebijakan ganjil genap yang diberlakukan di sejumlah ruas jalan ibu kota.
• Ini Ruas Jalan di Jakarta yang Terkena Perluasan Ganjil Genap, Mulai Berlaku 9 September 2019
“Dalam tataran pelaksanaannya, ada tahapan yang perlu kita pahami, bahwa untuk sepeda motor tidak diberlakukan ganjil genap,” ucapnya, Rabu (7/8/2019).
Syafrin menambahkan, pihaknya telah melakukan analisa secara mendalam terkait sepeda motor.
Di mana, saat ini pergerakannya pada koridor yang terdampak ganjil genap cukup tinggi.
• Enam Jenderal Polisi Masuk 40 Besar Calon Pimpinan KPK, Ini Kata Mabes Polri
“Tapi setelah kita lakukan analisis mendalam, bahwa pola pergerakan kendaraan bermotor pada koridor ganjil genap tadi, tidak berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja lalu lintas,” katanya.
Syafrin menambahkan, hal itu juga berdasarkan pada saat tertentu di mana sepeda motor tersebut kurang tertib dalam menggunakan lajur sebagaimana mestinya.
“Oleh sebab itu, dengan upaya kami melakukan penertiban lalu lintas ke depan, akan kami masifkan apa yang disebut dengan kanalisasi sepeda motor,” tuturnya.
• PLN Gelontorkan Rp 865 Miliar untuk Bayar Ganti Rugi Pemadaman Listrik kepada 22 Juta Pelanggan
Nantinya, sepeda motor diarahkan menggunakan lajur paling kiri, sehingga aspek keselamatan, kenyamanan, dan keamanan pengguna sepeda motor bisa terjamin selama berada di jalan.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memperluas wilayah ganjil genap bagi kendaraan bermotor.
Total ada empat koridor yang mengalami perubahan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, koridor pertama perluasan ganjil genap mencakup sekitar Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.
• 50 Pelari Sukses Estafet dari Rengasdengklok ke Tugu Proklamasi yang Digelar Holisticare Ester C
“Koridor satu yang semula hanya Sudirman-Thamrin, ada tambahan diperpanjang di sisi utara Jalan Majapahit, Gajah Mada, Hayam Wuruk sampai Kota,” katanya, Rabu (7/8/2019).
Di sisi selatan, proses penerapan ganjil genap akan diperpanjang dari Panglima Polim, Fatmawati sampai simpang TB Simatupang.
“Koridor tambahan dua mulai dari Jalan Suryopranoto, Balikpapan, Kyai Caringin, Tomang Raya, ketemu di simpang Tomang,” ungkapnya.
• Mbah Moen, Jokowi, dan Puisi Doa yang Ditukar
Koridor ketiga, mulai dari simpang Pramuka mengarah dari barat sampai simpang Salemba Matraman.
Tambahan perluasan juga menyasar satu titik lainnya.
“Mulai dari Jalan Salemba persimpangan Pramuka Matraman mengarah ke utara Kramat Raya, kemudian masuk sampai Gunung Sahari hingga ujung RE Martadinata,” beber Syafrin.
• Tereliminasi di Babak Psikotes, Basaria Panjaitan Bilang Begini Lalu WhatsApp-nya Offline
Penerapan perluasan ganjil genap itu dilakukan setelah melihat hasil analisa terhadap peningkatan kinerja lalu lintas di ruas jalan yang telah diterapkan ganjil genap.
“Pada sisi lain terjadi penjngkatan kualitas lingkungan, dalam konteks ini ada perbaikan kualitas udara di koridor di mana ganjil genap diberlakukan,” jelasnya.
Atas dasar hasil analisa itu, ditetapkan adanya perluasan penerapan ganjil genap.
• Blackout di Jawa dan Bali Diduga karena Pohon Sengon, Begini Kata PLN
“Berdasarkan hasil itu, maka kami menetapkan dilakukan perluasan ganjil genap di DKI di mana ada tambahan empat koridor lanjutan,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono meminta dukungan masyarakat terkait rencana perluasan ganjil genap yang tengah dikaji Pemprov DKI Jakarta.
“Perluasan ganjil genap merupakan salah satu langkah yang saat ini memungkinkan untuk segera dilakukan dalam mengurangi kemacetan dan polusi udara,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu (7/8/2019).
• Jenazah Mbah Moen Bakal Dikebumikan di Pemakaman Dekat Masjidil Haram
Menurut Bambang, kebijakan lain seperti ERP (Electronic Road Pricing) yang juga untuk membatasi penggunaan kendaraan bermotor guna mengurai kemacetan, ternyata butuh proses tidak sebentar.
“Padahal, persoalan kemacetan dan polusi udara merupakan masalah yang harus ditangani saat ini."
"Apa nih yang bisa kita lakukan segera dan apa yang bisa kita lakukan saat ini? Dan menurut saya ganjil genap adalah solusinya,” tegas Bambang.
• Jokowi Pernah Dua Kali Diajak ke Kamar Mbah Moen, Ini yang Mereka Lakukan
Bambang menilai selama ini masyarakat sudah nyaman dengan penggunaan kendaraan pribadi.
Tanpa disadari, katanya, kenyamanan yang didapatkan ternyata turut berkontribusi pada kemacetan dan polusi udara.
“Tanpa kita sadari, kenyamanan yang selama ini kita dapat justru membuat kita sendiri dan juga orang lain menjadi susah karena terjebak kemacetan dan polusi udara yang ditimbulkan,” urai Bambang.
• Mengaku Malu Jerebu Karhutla Indonesia Sampai ke Negara Tetangga, Jokowi Ancam Lakukan Ini
Menurut Bambang, salah satu upaya untuk mengurai kemacetan adalah dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi, dan mulai beralih menggunakan angkutan umum massal.
Bambang juga kembali menyampaikan, penerapan aturan ganjil genap ditujukan supaya masyarakat beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum massal.
“Jadi kebijakan ganjil genap yang kita implementasikan tidak kita tujukan supaya masyarakat menggunakan jalur alternatif,” ucap Bambang.
• Kisah Pilu JJ Rizal Kehilangan 43 Ekor Ikan Koi Gara-gara Blackout Massal, Sebut PLN Kurang Ajar
Selama ini, lanjutnya, baik pemerintah pusat maupun daerah, terus berusaha meningkatkan kualitas layanan angkutan umum massal.
Bambang mencontohkan layanan Transjakarta yang pelayanannya terus meningkat.
“Bahkan saat ini Pemprov DKI memiliki layanan Jak Lingko,” ujar Bambang.
Ia menambahkan, sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat, BPTJ juga menghadirkan layanan Transjabodetabek, JR (Jabodetabek Ressidence) dan JA (Jabodetabek Airport) Connexion.
Layanan ini diharapkan mampu membuat masyarakat, khususnya para pelaju dari luar Jakart,a mau beralih menggunakan transportasi umum massal.
Layanan-layanan ini dihadirkan untuk lebih mendekatkan layanan kepada masyarakat dalam mengakses angkutan umum massal dari tempat tinggal mereka. (*)