Mbah Moen Meninggal
Mbah Moen Meninggal, Mahfud MD Dapat Firasat Aneh Waktu Ketemu Terakhir Kali
Mahfud MD ternyata sempat mendapatkan perlakuan berbeda saat bertemu dengan Mbah Moen untuk terakhir kalinya.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya Salah satu tokoh pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen telah berpulang di Mekkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019).
Hal itu dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi saat dikonfirmasi oleh Wartakotalive.com
“Ya betul. Kami dapet info duka dari yang dampingi beliau selama di Mekkah,” kata Ahmad lewat pesan What’s App.
• Jadi Lokasi Perluasan Ganjil Genap, Tak Ada Sosialisasi di Jalan Fatmawati Hingga Patung Pemuda
Padahal kata Ahmad, baru dua hari lalu dirinya mengunjungi mbah Moen.
“Kami sangat kehilangan beliau. Dua hari lalu saya msih sempat sowan beliau dan masih sehat wal afiat,” kata Ahmad Baidowi.
Saat ini kata Ahmad, sejumlah politisi PPP sejang perjalanan menuju Rumah Sakit untuk memastikan hal tersebut.
“Kami sangat kehilangan. Sekarang kami lagi perjalanan ke RS,” tandasnya.
• Ajudan Iriana Jokowi, Sandhyca Putrie yang Masih Lajang Masuk Tentara Lewat Jalur Sarjana
Dikutip kompas.com Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa juga membenarkan hal tersebut.
"Saya dapat informasi dari Gus Rozin, staf istana yg ada di Mekkah. Mbah Maiomeon meninggal saat ibadah haji," ujarnya
Saat itu, Ketua Majelis Syariah PPP itu ditemani putranya yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Kepada Megawati, Mbah Moen menjelaskan kedatangannya hendak bersilaturahim sebelum pergi menunaikan ibadah haji.
Dia berangkat ke Mekah pada Minggu 28 Juli 2019. "Hanya silaturahim dan pamitan karena mau naik haji hari Minggu ke Tanah Suci. Itulah namanya persaudaraan yang hangat di antara beliau berdua," kata Wasekjen PDI-P, Eriko Sotarduga.
Dikutip dari Wikipedia Kyai Haji Maimun Zubair lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 adalah seorang ulama dan politikus.
Ia merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun.
Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun.
Tapi rupanya tenaga dan pikiran ia masih dibutuhkan oleh negara sehingga ia diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.