Mbah Moen Meninggal
Mbah Moen Berpulang, Ini Doa Fadli Zon Hingga Tangisan Putri Gus Dur Jadi Trending Topik
Tokoh ulama ternama Indonesia Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah. Pimpinan DPR RI hingga putri Gus Dur mengcapkan belasungkawa dan doa.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Sebenarnya, lanjut Rommy, beredar juga video klarifikasi atau lanjutannya yang tidak pernah diedarkan oleh para pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
"Di video kedua, Mbah Moen menegaskan doanya ditujukan untuk Pak Jokowi. " ... La Pak Prabowo Innama Pak Jokowi, Joko Widodo" (bukan Prabowo, melainkan Joko Widodo)," katanya.
Bahkan, menurut Rommy, sebagai penegasan, dalam doanya agar calon petahana terpilih lagi sebagai presiden, Mbah Moen menyebut dua kali, yakni Jokowi dan Joko Widodo.
• FAKTA-FAKTA Pos Satpam Rumah Susi Pudjiastuti Dirusak, Ibu Pelaku Duga Anaknya Dibisiki Jin
Polemik insiden keseleo lidah Mbah Moen itu lantas diperbesar oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, dengan membuat puisi berjudul Doa yang Ditukar.
Puisi Fadli Zon tersebut diposting dalam akun twiternya @fadlizon. Berikut ini isi puisi tersebut:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Fadli Zon Zon, Bogor, 3 Feb 2019.
Puisi 'Doa yang Ditukar' karya Wakil Ketua DPR Fadli Zon itu lantas diprotes sejumlah pihak, salah satunya Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi.
Mereka protes dan meminta Fadli Zon meminta maaf, karena menilai puisi itu telah menghina ulama Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Meskipun demikian, Fadli Zon yang juga menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, tidak akan meminta maaf karena telah membuat puisi terebut.
• Jokowi Bersyukur Gempa Banten Tak Disusul Tsunami, Belum Pastikan Kapan Kunjungi Lokasi Terdampak
Menurut Fadli Zon, tidak ada yang salah dengan puisi yang dibuatnya itu.
"Ya untuk apa saya melakukan sesuatu yang tidak saya lakukan," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Fadli Zon kembali menegaskan bahwa puisi Doa yang Ditukar tidak ada kaitannya dengan Mbah Moen.
• Isi Tas Anda dengan 10 Barang Ini, Dijamin Selamat dari Tsunami dan Gempa!
Menurutnya, puisi tersebut ditujukan kepada penguasa, bukan kepada Mbah Moen.
"Saya kira saya udah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan enggak ada hubungannya dengan Mbah Maimun," kata Fadli Zon.
Dia menambahkan, "Saya kira bagi mereka yang memahami itu, di situ jelas, sangat jelas, bahkan dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa, Mbah Maimun kan bukan penguasa."
• Ancaman Tsunami Mengintai, BNPB Bakal Gelar Ekspedisi Destana untuk Meminimalisasi Korban
Fadli Zon meminta puisi tersebut tidak terus digoreng atau dipelintir, seolah-olah ditujukan kepada Mbah Moen.
Baginya, Mbah Moen merupakan ulama yang sangat arif dan bijaksana.
"Jadi jangan dipolitisir, jangan digoreng maupun dipelintir, enggak ada sama sekali. Saya mengenal beliau adalah ulama yang baik, ulama yang humble, ulama yang arif," paparnya.
• Baiq Nuril: Jangan Pernah Berikan Ruang untuk Laki-Laki Nakal!
Sebelumnya, Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi KH Apep Saefulloh menyayangkan adanya puisi yang dianggap menghina ulama senior KH Maimoen Zubair oleh Fadli Zon.
Hal itu diungkapkan Apep kepada wartawan, seusai dialog tertutup dengan Tim Kampanye Daerah Kota Sukabumi di Hotel Horison, Jumat (8/2/2019) malam.
Acara itu dilaksanakan secara tertutup, dalam rangkaian Safari Kebangsaan VII yang dipimpin Sekretaris TKN Jokowi-Maruf Amin Hasto Kristiyanto.
• Maafkan Kepala Sekolah Pelecehnya, Baiq Nuril: Tuhan Saja Maha Pengampun, Masa Manusia Enggak?
Menurut Kiai Apep, dalam pertemuan itu, dilakukan dialog soal bagaimana cara menepis hoaks dan fitnah yang saat ini bertebaran.
Satu di antara yang dibahas juga adalah soal puisi Doa yang Ditukar. Puisi itu menyangkut ulama senior KH Maimun Zubair.
"Dia sangat menghina ulama. Di mana kiai sepuh yang berdoa begitu ikhlas tapi dipelintir, bahwa itu merupakan doa yang dibayar."
"Padahal saya lihat Mbah Maimoen itu orang yang ikhlas dan sesepuh daripada satu partai Islam dan juga dia seorang ulama besar," beber Kiai Apep. (*)