Berita Tangerang
Siswa SMPN 21 Kota Tangerang Kelelahan Bersihkan Debu Proyek, Kegiatan Belajar Mengajar Tak Dimulai
siswa SMPN 21 Kota Tangerang kelelahan, lantaran siswa berkali-kali bersihkan debu di kelas dari proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Para siswa SMPN 21 Kota Tangerang kelelahan, dikarenakan siswa berkali-kali bersihkan debu di kelas dari proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Selain siswa kelelahan bersihkan kelas dari debu proyek, siswa SMPN 21 Kota Tangerang was-was masuk sekolah di hari pertama.
Para siswa SMPN 21 Kota Tangerang takut hirup debu proyek, lantaran gedung sekolahnya terkepung proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Benda ini terpantau memang terkepung proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
• Amien Rais Setuju Rekonsiliasi, tapi Jangan Bagi-bagi Kursi
• Seleksi Anggota KASN Periode 2019-2024 Segera Dibuka
• VIDEO: Anis Matta Siap Keluar dari PKS Kalau Garbi Jadi Partai Politik
Debu-debu tanah merah di area proyek tersebut menyelinap ke dalam ruangan kelas.
Proses belajar mengajar pun terganggu, bahkan belum kunjung dimulai sampai saat ini.
Bahkan anak-anak terpaksa menghirup deburan debu-debu itu.
Mereka kerap kali menutup hidung dan mulut hingga mata perih lantaran tersapu debu.
• Mulan Jameela Bakal Isi Konser Dangdut di Jawa Tengah Bersama New Monata
• Polisi Tunggu Hasil Pemeriksaan Jaksa Atas Berkas Kasus Makar Eggi dan Lieus
• Pengacara Nikita Mirzani Bantah Kliennya Lakukan Tindakan KDRT Terhadap Dipo Latief
"Iya minta tolong, gimana caranya debu-debu itu enggak masuk ke kelas," ujar Ifa siswi kelas 81 saat ditemui Warta Kota di SMPN 21 Kota Tangerang, Senin (15/7/2019).
Ia menerangkan para murid sudah gotong royong membersihkan kelas.
Namun tetap saja debu-debu tersebut merangsek masuk.
"Sudah dibersihin kotor lagi kotor lagi, ya capek," ucapnya.
• Jelang Hadapi Tira Persikabo, Persija Jakarta Fokus Berlatih Tendangan Bola Mati
• Talenan Berbahan Kayu atau Berbahan Plastik yang Lebih Baik Ada di Dapur Anda,? Ini Jawabannya
• Hanya Dengan Menukarkan Sampah, Masyarakat Jawa Barat Bisa Naik Haji
Hal senada dengan Riri yang merupakan sekelas Ifa.
Riri mengungkapkan pakaian mereka juga kerap kotor lantaran hembusan debu itu.
"Topi sama jilbab juga jadi banyak debu. Kelihatan merah-merah sudah dibersihkan juga," kata Ifa.
Sebelumnya, SMPN 21 Kota Tanggerang masuk di tahun ajaran baru 2019-2020 dimulai pada Senin (15/7/2019) ini.
Namun, proses kegiatan belajar mengajar di SMPN 21 Kota Tangerang belum dimulai.
Hal itu dikarenakan bangunan sekolah SMPN 21 Kota Tangerang terus diselimuti debu-debu proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Seperti diketahui, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Benda ini tedampak dari pembangunan jalan tol tersebut.
• Jelaskan Pertemuan dengan Jokowi, Prabowo Segera Bertemu Amien Rais
• Duh, Rombongan Manchester City Dua Kali Gagal Berangkat
• VIDEO: Orangtua di Depok Antar Anak Sekolah Agar Dapat Bangku Terdepan
Bangunan sekolah sangat dekat dengan area proyek.
Debu-debu tanah merah menyelinap masuk ke ruang kelas.
Sehingga, debu tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Tak luput menjadi ancaman juga untuk kesehatan serta keselamatan siswa.
• Sering Intip Istri Kakak Ipar Berhubungan Intim Hingga Nekat Ajak Begituan, Keesokannya Rinto Tewas
• V BTS Curhat Tidak Tahan Cuaca Panas sampai Mengalami Gata-gatal
• Arkeolog Temukan Gereja Tertua di Dunia di Dekat Laut Kaspia Rusia Berusia 1700 Tahun
"Hari ini sudah masuk sekolah. Tapi belum belajar, karena bersih-bersih dari debu-debu itu," ujar Kepala SMPN 21 Kota Tangerang, Sarnoto saat dijumpai Warta Kota di lokasi, Senin (15/7/2019).
Ia menjelaskan para siswa dan guru gotong royong untuk membersihkan sekolah.
Mereka mengepel lantai kelas dan menyiram pepohohan yang tertempel debu - debu.
Kursi, meja, dinding, hingga seisi kelas pun selalu kotor.
• VIDEO: MENANGIS, Baiq Nuril Bacakan Suratnya untuk Presiden Jokowi
• Jelang Tira Persikabo vs Persija, Pemain Tira Malah Pada Loyo Karena Jadwal Padat
• Cukup Pakai Seragam, Pelajar Jakarta Gratis Naik 176 Bus Sekolah, Ini 20 Rutenya
Setelah dibersihkan, hembusan angin terus saja membawa debu-debu itu masuk ke dalam kelas.
"Bersih-bersih dulu, sudah dibersihkan juga datang lagi debunya. Makanya harus rajin-rajin bersih-bersih," ucapnya.
Menurut Sarnoto, selain proses bersih-bersih, mereka juga memberikan sosialisasi terhadap anak didiknya ini.
Sosialisasi itu terkait permasalahan debu tersebut yang masuk ke ruang kelas.

Para siswa dan siswi saat diberikan pemahaman oleh guru di SMPN 21 Kota Tangerang
"Hari ini belum belajar, fokus bersih-bersih. Untuk kelas 8 dan 9 masih pembentukan struktur kelas"
"Serta mencatat jadwal pelajaran. Sedangkan kelas 7 masih masa orientasi sekolah," kata Sarnoto.
Keluhan Murid SMPN 21 Kota Tangerang

Tahun ajaran baru 2019 - 2020 dimulai pada Senin (15/7/2019) ini.
Wajah-wajah riang dan gembira terlihat mewarnai para pelajar di hari pertama sekolah.
Ironisnya, pemandangan itu tak terlihat di SMPN 21 Kota Tangerang di hari pertama masuk sekolah.
Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Benda tersebut terkurung pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Debu-debu tanah di area proyek menyelinap ke ruang-ruang kelas SMPN 21 Kota Tangerang.
Pantauan Warta Kota di lokasi, para siswa pun tampak tak nyaman.
Mereka sering kali menutup hidung dan mulut ketika udara berembus.
Para siswa ini terpaksa harus menghirup debu-debu yang berterbangan itu.
Ruangan kelas pun terlihat banyak debu-debu melekat.
Mulai dari kursi, meja, lantai dan dinding yang tertempel debu proyek.
Bahkan, pakaian siswa pun tampak kotor berdampak dari tebaran debu tersebut.
"Banyak debunya, masuk ke kelas," ujar Ifa siswa kelas 8i saat dijumpai Warta Kota di SMPN 21 Kota Tangerang, Senin (15/7/2019).
Jarak kelas Ifa sangat berdekatan dengan area proyek pembangunan Jalan Tol Kunciran-Bandara Soetta.
Di belakang kelasnya terlihat gundukan tanah merah yang menggunung tinggi dari pembangunan tersebut.
"Pada tutup hidung, mata juga perih," ucapnya.
Hal senada dengan yang diungkapkan Riri teman sekelasnya.
Riri terus menerus menutup mutut dan hidungnya dengan menggunakan jilbab.
"Kalau begini belajar enggak bisa konsentrasi," kata Riri. (DIK)