Satpol PP Menertibkan Lapak PKL yang Menempati Trotoar di Kawasan Tanah Abang
Penertiban ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas laporan masyarakat mengenai keberadaan lapak PKL yang menempati area trotoar tersebut.
Penulis: Joko Supriyanto |
Sejumlah lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati trotoar Jalan Fachrudin, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat.
Penertiban ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas laporan masyarakat mengenai keberadaan lapak PKL yang menempati area trotoar tersebut.
Mereka yang kedapatan membangun lapaknya di atas trotoar pun langsung diberikan peringatan oleh petugas untuk membongkar lapaknya, sebagian dari mereka pun membongkar lapaknya sendiri.
Namun ada beberapa lapak yang ditinggal pemiliknya terpaksa di bongkar petugas.
Dengan mengunakan alat seadanya, lapak-lapak tersebut pun langsung diangkut oleh petugas, selain itu beberapa gerobak turut diangkut.
• Rocky Gerung Ungkap Istilah Berbagi Kolam dan Amien Rais Berharap Jajaran Prabowo Tetap Jadi Oposisi
• Iwan Bule Membantah Dia Pernah Diperiksa TGPF dan Jelaskan Sejumlah Pertemuan dengan Novel Baswedan
• Kaum Imigran Akhirnya Pindah ke Trotoar karena Tidak Kunjung Ada Kejelasan Atas Permohonan Suaka
Asisten Pemerintahan Jakarta Pusat, Sujanto Budiroso yang turut serta memantau penertiban ini mengatakan penertiban yang dilakukan secara persuasif, mereka yang tidak melanggar pun tetap perlu diawasi.
"Ini merupakan kegiatan rutin."
"Penertiban jalan terus, tapi kita lebih persuasif kepada pemilik warung, kami ingatkan.
"Kalo dia bisa pindah bongkar sendiri ya bongkar sendiri, cari tempat lebih baik," kata Sujanto Budiroso, Senin (15/7/2019).
Menurut Budiroso, pendekatan secara persuasif ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada para pedagang agar tidak membangun lapak nya di atas trotoar karena hal itu tentu akan menganggu ketertiban umum.
"Kita harus menyadarkan warga masyarakat yang biasanya mereka berdagang sesuka hati."
"Di mana saja mereka mau berdagang."
"Nah, ini lah fungsi satpol PP karena kan mereka penegakak perda," katanya.
Secara terpisah, di lokasi yang sama, pihak Kecamatan Tanah Abang mengatakan dalam penertiban ini pihaknya mengerahkan sebanyak 60 personil.
Mereka yang kedapatan melanggar, lapaknya diangkut ke kantor Wali Kota Jakarta Pusat.
"Nah hari ini di sepanjang Jalan Fakhrudin. Tadi sudah kita angkut beberapa tadi," katanya.

Pihaknya mengaku terus berupaya melakukan pemantauan terhadap keberadaan para PKL yang membandel, tapi tentu dengan cara persuasif akan dilakukan terlebih dahulu sebelum penertiban dilakukan.
"Tentu kita akan lakukan pengawasan rutin, dengan cara-cara persuasif," ucapnya.
Sejumlah petugas Satpol PP membongkar lapak PKL yang ditinggal pemiliknya d jalan Fachrudin, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Senin (15/7/2019).
Sejumlah pekerja terlihat tengah mengerjakan pelebaran trotoar di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019).
Pemprov DKI Jakarta akan mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kali.
Rencananya, trotoar akan dibuat senyaman mungkin dan indah seperti telah dilakukan di kawasan Jalan MH Thamrin.

Sementara itu, terungkap, setelah hampir satu tahun, para pencari suaka dari beberapa negara tinggal di trotoar disekitar Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, Jakarta Barat. Mereka membangun tenda sebagai tempat tinggal mereka.
• Video Penjelasan Kabid Humas Polda Berkas Perkara Makar Sofyan Jacob dan Kivlan Zein Belum Lengkap
• Ike Edwin Mendaftar Jadi Capim KPK dengan Dukungan Anak dan Istri Selain Dukungan Kalangan Publik
• LPSK Mendukung Putusan Hakim Agung untuk Membebaskan Remaja Korban yang Divonis 6 Bulan Penjara
Namun, setelah satu tahun tidak ada kepastian dari UNHCR mengenai nasib mereka, kini, mereka beralih tinggal di trotoar di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Pantauan Wartakotalive.com kini justru lokasi tempat mereka tinggal di sekitar Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat atau didekat kantor Rudenim Kalideres nampak sepi keberadaan imigran.
Hanya terlihat beberapa imigran tinggal dengan mendirikan tenda di trotoar jalan tersebut.
Mereka pun mengakui jika rekannya telah pergi beberapa waktu lalu.
Akibatnya menimbulkan pemandangan kumuh dan tak sedap di pandangan mata.
• Sedimen di Saluran Air Kalibata Tengah Setebal 40 cm Rawan Mengakibatkan Munculnya Genangan
Mereka yang tersisa pun hanya berharap belas kasihan kepada warga sekitar untuk memberikan bantuan.
Salah seorang pedagang sekitar, Ilham (35) mengatakan tidka mengetahui pasti kemana para imigran disekitar Rudenim pindah, pasalnya sejak Senin, sudah mulai berkurang keberadaan mereka.
"Saya juga ngak tahu mereka kemana, cuma tadi saya baca berita pada ke Jakarta Pusat kalo ngak salah. Pokoknya Senin itu udah sepi ngak tahu dah, biasanya kan ramai," kata Ilham, Rabu (3/7/2018).
Dikatakan Ilham, para imigran ini dalam kesehariannya hanya duduk dan tinggal di sekitar trotoar, tapi ada diantara mereka juga mengontrak.
Mereka yang kebanyakan di depan hanya berharap ada bantuan-bantuan yang biasanya data dari orang-orang sekitar
"Ya, mereka kalo di trotoar nunggu bantuan apa aja, soalnya ada aja yang ngasih ini itu lah. Ada juga yang tinggal di kontrakan tapi infonya itu juga saya juga ngak tahu," katanya.
• Pengungsi Afghanistan Ogah Dipulangkan Sebelum Perang di Negara Mereka Selesai
Sementara itu, Bambang (36) salah seorang warga sekitar mengatakan para imigran mencari suaka ini sudah mulai pindah ke Kebon Sirih, Jakarta Pusat sejak Minggu lalu. Mereka pergi dengan menyewa sebuah bus.
"Minggu, kalo nggak salah mereka pada pindah. Ya mungkin karena ngak ada kejelasan juga disini makannya dia pindah sendiri kan sudah ada satu tahun disini," ucapnya.
Secara terpisah, salah seorang petugas Rudenim Kalideres mengatakan jika para imigran yang berada di luar merupakan imigran gelap yang tak memiliki dokumen.
• LPSK Mendukung Putusan Hakim Agung untuk Membebaskan Remaja Korban yang Divonis 6 Bulan Penjara
Sedangkan imigran yang ada di Rudenim merupakan imigran yang dtangkap oleh imigrasi, namun masih memiliki dokumen, mereka imigran yang gelap dan tak memiliki dokumen ini meminta suaka ke beberapa negara yang memang menerima mereka.
"Jadi, mereka ini sebenarnya tidak memiliki dokumen dan sengaja menghilangkan dokumen mereka untuk mencari suaka di negara yang menerima mereka salah satunya di Australia," katanya.
Untuk itu mereka kembali lagi ke UNHCR untuk meminta kepastian karena sejak awal mereka pernah menetap disana sebelum akhirnya setahun lalu datang dan menetap disekitar Rudenim Kalideres.

• Terungkap Berkas Perkara Kasus Makar Eggi Sudjana dan Lieus Sungkharisma Masih Diteliti Jaksa