Otomotif
Ini Penyebab Motor Berkode ST Marak Dijual dengan Harga Murah Sampai Polisi Harus Turun Tangan
Motor berkode ST marak diperjualbelikan, dan diketahui motor berkode ST dijual di pasaran hingga motor berkode ST dijual di situs jual beli online.
Saat ini, motor berkode ST marak diperjualbelikan, dan diketahui motor berkode ST dijual di pasaran hingga motor berkode ST dijual di situs jual beli online.
Lalu, apa penyebab motor berkode ST marak di pasaran? Apakah harga motor kode ST murah?
Sebelumnya pihak kepolisian imbau masyarakat dilarang keras beli motor berkode ST. Lalu, apa arti kode ST dalam pembelian sepeda motor?
Berikut, penjelasan polisi soal motor berkode ST, sehingga kepolisian melarang masyarakat beli motor bekas berkode ST itu.
• Sejumlah Ormas Unjuk Rasa di Depan Gedung MK Jelang Sidang Putusan, Wiranto: Apa yang Diperjuangkan?
• Prodi Agama di PTKI Kini Mulai Kekurangan Peminat, Padahal Lulusannya Bisa Berkarya Dimanaaja
• Kubu Prabowo Optimis Menang di MK dan Akan Ajak Kubu Jokowi Gabung, Netizen: Mau Ketawa Takut Dosa
WartaKotaLive melansir MotorPlus.com, sepeda motor tak dilengkapi surat-surat resmi alias motor bodong semakin banyak beredar di Indonesia.
Saat ini, motor bodong semakin banyak beredar di media sosial dan situs jual beli online.
Untuk jual beli motor tanpa surat-surat ini jelas melanggar aturan.
Namun tak dipungkiri aktivitas ini masih marak, karena harga motor tanpa surat-surat ini yang tergolong miring.
Biasanya motor ini saat dijual ada embel-embel, “STNK only” atau "ST".
Itu artinya motor yang dijual hanya memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) saja, tanpa disertai Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
Untuk itu, demi menimalisir tindakan tersebut, Kapolres Lumajang AKBP Arsal Sahban terus mempersempit adanya penjualan motor bodong di Lumajang.
"Saya ingin menghimbau kepada masyarakat Lumajang, agar tidak bangga menjadi bagian dari pelaku kejahatan," kata Arsal, Selasa (25/6/2019).
Ia menilai apapun alasannya membeli motor bodong sama dengan bagian dari pelaku kejahatan.
"Karena membeli motor bodong sama dengan menyuburkan aksi curanmor," beber AKBP Arsal Sahban.
Menurut penuturan dia, berdasarkan teori ekonomi semakin banyak permintaan, suplainya juga pasti akan meningkat.