Prodi Agama di PTKI Kini Mulai Kekurangan Peminat, Padahal Lulusannya Bisa Berkarya Dimanaaja

Pihak kampus khususnya prodi agama perlu melakukan road-show ke madrasah, dengan mengenalkan Lembaga dan sturuktur keilmuan serta profil prodi agama.

Penulis: Ichwan Chasani | Editor: Ichwan Chasani
istimewa
Para narasumber dan jajaran pimpinan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama berfoto bersama di sela seminar diseminasi hasil penelitian Evaluasi Prodi Agama di PTKI, di Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (25/6/2019). 

Program studi agama (prodi agama) di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) ternyata kekurangan peminat dibanding program studi lainnya. Beberapa prodi tersebut antara lain Perbandingan Madzhab, Studi agama-agama, Ilmu Alquran dan tafsir, Akidah Filsafat Islam.

Hasil penelitian yang dilakukan tahun 2018 lalu di beberapa PTKI oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengungkapkan hal itu.

Hasil penelitian itu diungkap oleh Dr Hayadin S.Ag M.Pd peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, di Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (25/6/2019).

Dr Hayadin mengungkapkan bahwa lokasi penelitian yang menggunakan metode kualitatif itu meliputi UIN Arraniri Aceh, UIN Syarif Qasim Riau, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Walisongo Semarang dan UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Antasari Banjarmasin, dan UIN Alaluddin Makassar.

Sejalan dengan metode penelitian, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumen, kuisioner, dan FGD.

Sasaran penelitian meliputi seluruh program studi agama dengan keilmuan murni pada semua fakultas ilmu agama di PTKI. “Mereka yang menjadi sumber data adalah para pimpinan PTKI, Dosen, mahasiswa PTKI, serta siswa jenjang pendidikan menengah,” ujarnya.

Dari sisi input, kata Dr Hayadin, mahasiswa yang belajar di prodi agama tersebut diketahui berasal dari Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Keterampilan. Beberapa mahasiwa bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti Thailand dan Malaysia.

Pada sisi lain, minat siswa Madrasah Aliyah (MA) cenderung memilih perguruan tinggi umum (PTU) ketimbang perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI).

Salah satu prodi di PTKI yang cenderung diminati siswa MA adalah Pendidikan Agama Islam. Sementara yang paling sedikit diminati adalah prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Bimbingan Konselling Pendidikan Islam, Tasawuf dan Psikotherapy, serta Tarjamah.

Padahal kenyataannya, sebaran alumni prodi agama tidak saja mengabdi pada ruang lngkup keilmuan prodi, tetapi berdiasfora pada berbagai profesi, seperti: politisi, pedagang, TNI/POLRI, maupun pegawai kantoran.

Beberapa upaya telah dilakukan PTKI, fakultas, maupun prodi agama untuk meningkatkan peminat dan mutu prodi agama itu, seperti beasiswa khusus, dan perlakuan khusus pada penerimaan mahasiswa baru.

Berdasarkan hasil penelitian itu, kata Dr Haydin, perlu dilakukan beberapa langkah dalam rangka pemberbaiki eksistensi dan mutu program studi agama di PTKI seperti mempersiapkan Madrasah Aliyah sebagai feeder perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) prodi agama.

Hal itu bisa dilakukan melalui pembinaan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) atau Madrasah Aliyah Khusus (MAK). Sementara pada madrasah Aliyah seperti yang berjalan sekarang, perlu mengembangkan jurusan/peminatan keagamaan.

Untuk menarik minat siswa, lanjut dia, maka pihak kampus khususnya prodi agama perlu melakukan road-show ke madrasah, dengan memperkenalkan Lembaga dan sturuktur keilmuan serta profil program studi agama.

“Program afirmasi dapat diberikan berupa bebas tes dan beasiswa kepada siswa Madrasah Aliyah yang cerdas atau memenuhi kriteria tertentu,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved