Berita Tangerang Selatan
Begini Akhir Guru Honorer di Tangerang Selatan yang Mencoba Bongkar Praktik Pungli di Sekolahnya
Guru honorer di Kota Tangerang Selatan, Rumini (44), dipemecat ketika mencoba membongkar praktik pungli di tempatnya mengajar.
Penulis: Zaki Ari Setiawan |
Rumini juga memiliki bukti lainnya yaitu surat dari orangtua yang sempat protes tentang pungutan itu. Namun protes itu tiba-tiba meredup.
• Masyarakat Dilarang Keras Beli Motor Berkode ST, Simak Penjelasan Polisi Soal Motor Berkode ST
• KEMUNCULAN Ani Yudhoyono Lewat Mimpi, Minta Ibas dan Aliya Rajasa Untuk Menjaga 3 Sosok Ini
• Baru Sebulan Bebas, Eks Bupati Bogor Rachmat Yasin Jadi Tersangka Lagi. Kali Ini Potong Dana SKPD
Mengaku Laptop dan Handphonenya Diretas Setelah Memiliki Data BOS dan BOSDa
Hal janggal tiba-tiba terjadi pada perangkat komunikasi serta laptop yang dimiliki Rumini setelah memindahkan data BOS dan BOSDa.
Rumini bercerita, kedua perangkat pribadinya itu seakan-akan diretas, sehingga tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya padahal terdapat keperluan untuk memasukan nilai ujian murid-muridnya.
Bahkan, Rumini mengaku sempat pergi ke Cikarang untuk memasukan nilai dengan memanfaatkan warung internet.
"Di Warnet di Cikarang tembus juga, ini minta share location press enter, your destination press enter, tukang warnet sampai bantuin juga, sampai kaget ko gini sih. Padahal bukanya pakai flashdisk," ungkapnya.
Kini telepon genggam Rumini juga tidak dapat diaktifkan, ketika memindahkan kartu nomor teleponnya, handphone lainnya juga ikut rusak. Sementara, banyak data di dalam handphone dan laptopnya.
"Saya pindahin kartu ke hape (handphone) adik saya, malah rusak juga kedap kedip terus," ujarnya.
• Al Ghazali Susul Dul Jaelani Tinggal di Rumah Maia Estianty, Begini Curhatnya
• Jadwal Lengkap MotoGP Belanda 2019, Akankah Valentino Rossi Mengulang Kejayaan Dua Musim Silam?
Diintimidasi di Sekolah Hingga Diikuti Orang Tidak Dikenal
Keputusannya untuk mengambil data BOS dan BOSDa juga mengakibatkan Rumini mendapatkan sejumlah intimidasi di sekolah.
Sejak saat itu juga Rumini diminta untuk mengundurkan diri.
Bahkan Rumini juga sudah tidak lagi diajak dalam kegiatan yang digelar oleh pihak sekolah.
Dangan nada berat, Rumini mengingat perlakuan yang pernah didapatnya.
Matanya menghadap ke arah jalan ketika bercerita pengalaman pahit yang dilakukan beberapa oknum pegawai di sekolah.
"Saya kalau inget gitu-gitu sedih sendiri, saya harus keluar ke pintu, lari ke lapangan, sampai motor dikejar ramai-ramai, posisi standing masih dipegangin," ujar Rumini yang mengaku trauma.