Simak Penampakan Gunung Api Anak Krakatau Erupsi dan Meletus 3 Kali, Terekam Kamera Pemantau ESDM RI

Gunung Api Anak Krakatau berstatus waspada, Selasa (25/6/2019). Gunung Api Anak Krakatau alami erupsi, hingga Gunung Api Anak Krakatau meletus 3 kali.

Penulis: PanjiBaskhara | Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Gunung Api Anak Krakatau berstatus waspada, Selasa (25/6/2019). Gunung Api Anak Krakatau alami erupsi, hingga Gunung Api Anak Krakatau meletus 3 kali. (Instagram Kepulauan Krakatau @krakatau_ca_cal) 

Gunung ini muncul di lokasi kaldera induknya yang meletus dahsyat pada 1883 silam.

Letusan ini tercatat menjadi salah satu letusan gunung api terdahsyat di dunia.

Pada tahun 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mulai terpantau aktif pada bulan Juni.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus mengalami pasang surut.

Pada Oktober 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau sempat cukup tinggi.

Pada Desember 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan, hampir setiap hari mengeluarkan lava pijar.

Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 20.30 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi besar.

Sebagian badan gunung longsor ke laut Selat Sunda.

Longsoran ini memicu terjadinya tsunami yang menghantam kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan dan Banten.

Gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai 6-8 meter ini merenggut 437 korban jiwa.

Korban jiwa berasal dari lima kabupaten. Rinciannya, Kabupaten Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus di Lampung.

Perubahan Fisik Gunung

Pasca mengalami erupsi besar pada akhir 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mengalami perubahan fisik.

Ketinggian Gunung Anak Krakatau terpangkas, dari semula 328 mdpl menjadi kini 110 mdpl.

Gunung Anak Krakatau pun kini memiliki kawah.

“Gunung Anak Krakatau memang salah satu gunung api aktif di Indonesia. Peningkatan aktivitasnya biasanya memiliki rentang waktu 1-6 tahun. Sebelum 2018 ini, tahun 2012 Gunung Anak Krakatau juga sempat mengalami peningkatan aktivitas dan sempat erupsi,” kata Andi Suardi beberapa waktu lalu.

Meski demikian, pesona Gunung Anak Krakatau menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Cukup banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang kerap menyambangi gunung api di tengah Selat Sunda ini sebelum terjadinya erupsi besar pada akhir tahun lalu.

Gunung Anak Krakatau merupakan kawasan cagar alam.

“Sebenarnya sudah banyak wisatawan lokal dan juga dari luar yang ingin melihat kondisi Gunung Anak Krakatau pasca erupsi besar akhir tahun lalu. Tetapi, saat ini status Gunung Anak Krakatau masih level III Siaga. Belum diperbolehkan mendekati kawasan gunung api tersebut dalam jarak dekat,” kata Umar, penggiat wisata di Pulau Sebesi, pulau berpenghuni terdekat dari Gunung Anak Krakatau.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved