KKP Tangkap Kapal Ikan Malaysia di Selat Malaka, Dinakhodai Warga Thailand, ABK-nya Asal Myanmar

KKP menangkap satu Kapal Perikanan Asing (KIA) berbendera Malaysia di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEEI) Selat Malaka, Sabtu (15/6/2019).

Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap satu Kapal Perikanan Asing (KIA) berbendera Malaysia di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEEI) Selat Malaka, Sabtu (15/6/2019). 

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap satu Kapal Perikanan Asing (KIA) berbendera Malaysia di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEEI) Selat Malaka, Sabtu (15/6/2019).

Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Agus Suherman.

"Penangkapan dilakukan oleh KP Hiu 12 yang dinakhodai Capt Novry Sangiang pada sekitar pukul 06.30 WIB,” ungkap Agus.

Polisi Belum Berniat Periksa Bekas Anggota Tim Mawar Fauka Noor Farid Terkait Kerusuhan 22 Mei

"Terhadap KM KHF 1786 dengan alat tangkap trawl yang merupakan alat penangkapan ikan yang dilarang Pemerintah Indonesia,” sambungnya.

"Kapal ikan Malaysia yang ditangkap juga dinakhodai oleh warga negara Thailand dengan Anak Buah Kapal (ABK) sebanyak empat orang berkewarganegaraan Myanmar,” imbuhnya.

Selanjutnya, kapal dan seluruh awak kapal dibawa ke Pangkalan PSDKP Lampulo Aceh, dan akan dilakukan penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.

Ingatkan Demonstran di Sekitar MK, Moeldoko: Kami akan Bikin Sesuatu Kalau Macam-macam

Agus mengatakan, kapal tersebut melakukan penangkapan ikan di WPP-NRI tanpa dilengkapi dokumen perizinan dan menggunakan alat tangkap trawl yang dilarang.

"Kegiatan tersebut diduga melanggar Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009, dengan ancaman pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp 20 miliar," jelasnya.

Penangkapan tersebut menambah jumlah KIA yang berhasil ditangkap KKP sejak Januari hingga Juni 2019, menjadi total 33 KIA, yang terdiri dari 15 kapal Vietnam, 15 kapal Malaysia, dan 3 kapal Filipina.

BW Minta MK Diskualifikasi Jokowi-Maruf Amin dan Tetapkan Prabowo-Sandi Menang 52 Persen

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, KKP bakal menenggelamkan sedikitnya 30 kapal asing bermasalah, setelah libur Idul Fitri 1440 Hijriah.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, sudah ada 30 kapal yang telah diputus bersalah oleh pengadilan dan berkekuatan hukum tetap.

"Masih ada (penenggelaman kapal) di beberapa tempat. Ada di Batam, Tarempa, Natuna, Bitung, dan Pontianak juga ada," ungkap Susi Pudjiastuti saat menggelar open house di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2019).

 Bomber Kartasura Sudah Dibaiat Pimpinan ISIS Lewat Medsos pada Akhir 2018

Menurut Susi Pudjiastuti, jumlah kapal yang ditenggelamkan kemungkinan bertambah dalam sebulan ke depan, apabila sudah ada putusan pengadilan.

Saat ini, katanya, ada sekitar 90 kasus kapal bermasalah yang masih menjalani sidang di pengadilan Indonesia.

"Ada 90 yang belum inkracht (berkekuatan hukum tetap) kemarin. Kalau bulan ini selesai 30 ya berarti 60 kapal lagi," kata Susi Pudjiastuti.

 Bomber Kartasura Sempat Ajak Orang Tuanya Ikut ISIS, tapi Ditolak

Susi Pudjiastuti yang terkenal sebagai penenggelam kapal, memang telah menyatakan perang terhadap pelaut asing yang mencuri ikan dari laut Indonesia.

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti menyatakan akan menenggelamkan 51 kapal 'maling ikan', yang terdiri dari 38 unit kapal asal Vietnam, 6 unit kapal dari Malaysia, 2 unit kapal asal Tiongkok, 1 unit kapal Filipina, dan 4 kapal tanpa identitas.

Pada awal Mei lalu, Susi Pudjiastuti juga menyatakan akan menenggelamkan sebanyak 26 kapal ikan asing berbendera Vietnam di Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat.

 Arus Mudik Lebaran 2019 Lancar, Fadli Zon: Itu Memang Tugas Pemerintah karena Rakyat Bayar Pajak

Kapal ikan asing (KIA) tersebut telah diselidiki oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan (PSDKP), dan akan ditenggelamkan secara bertahap di beberapa lokasi.

Di antaranya di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat sebanyak 23 KIA, dan di perairan Sambas, Kalimantan Barat sebanyak tiga KIA.

KKP menjelaskan, bahwa kapal asing pencuri ikan yang selama ini dilelang berpotensi kembali digunakan untuk kejahatan serupa.

 Ali Mochtar Ngabalin: Skenario Tuhan Membuat Indonesia Teduh dan Damai Luar Biasa

"Kata MenKP (Susi Pudjiastuti), kebijakan kita satu, kapal ikan asing yang tertangkap, pasti ditenggelamkan. Jadi kalau ada lelang KIA, itu kebijakan yang merugikan kita," tulis pihak KKP.

Menteri Susi Pudjiastuti, dalam cuitan itu, mengungkapkan kapal pelaku illegal fishing dilelang dengan harga masuk ke negara hanya Rp 100 juta, Rp 200 juta, hingga Rp 500 juta.

Sedangkan keuntungan mereka Rp 1 miliar-Rp 2 miliar dari sekali melaut dengan mencuri di wilayah Indonesia.

 Setiap Hari Kerjaan Bomber Kartasura Rakit Bom di Kamar Tidur dan Latihan Meledakkannya di Sawah

"Secara hitungan ekonomi mereka masih untung dibandingkan dengan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) dari hasil lelang. Dalam hal ini, KKP akan terus bersikap tegas untuk memperkuat detterent effect (efek gentar)," tulis akun KKP.

Sebagai informasi, hubungan antara Indonesia dan Vietnam memang memanas setelah kapal berbendera Vietnam dengan sengaja menabrakkan diri ke KRI Tjiptadi-381 di Natuna Utara, Sabtu (27/4/2019).

Kementerian Luar Negeri pun telah menyampaikan protes kepada pihak Kedutaan Besar Vietnam di Jakarta terkait insiden tersebut, dan memanggil Kedutaan Besar yang bersangkutan.

 Lebaran Perdana Tanpa Ani Yudhoyono, AHY: Hampa

Kapal pengawas perikanan Vietnam diketahui memprovokasi kapal TNI AL, karena telah menangkap kapal berbendera Vietnam BD 979 yang sedang melakukan penangkapan ikan secara ilegal.

Namun, provokasi yang dilakukan Vietnam diketahui bukan kali pertama terjadi. Ini merupakan kesekian kalinya Vietnam melakukan hal serupa kepada Indonesia.

"Untuk saat ini KKP terus melakukan ketegasan dan soliditas sesama aparat penegakan hukum di laut, dengan cara terus melalukan patroli intensif," tegas KKP.

Benahi Kinerja PNS

Susi Pudjiastuti juga berkeinginan membenahi kinerja PNS di KKP, agar kinerja sektor kelautan dan perikanan nasional makin melesat.

"Saya ingin membawa birokrasi ke good governance (tata kelola pemerintahan yang baik)," kata Susi Pudjiastuti.

Menurut Susi Pudjiastuti, saat ini sejumlah program seperti golden shake hand atau terkait dengan permintaan pensiun dini, juga masih belum terekrut dengan baik.

 Pengangguran, Bomber Kartasura Sering Minta Uang ke Orang Tua untuk Beli Peralatan Elektronik

Wanita kelahiran Pangandaran Jawa Barat 54 tahun lalu itu, juga ingin pihaknya merekrut lulusan yang mendapatkan nilai cumlaude.

"Ini untuk memperbaiki kualitas PNS," cetus Susi Pudjiastuti.

Selain itu, dia berencana membuat sistem akselerasi atau percepatan, sehingga pegawai muda yang baru dan berkualitas dapat naik tingkat dengan baik dan cepat.

 Kapolri Ungkap Anggotanya Sebulan Tak Sadarkan Diri Setelah Dikeroyok Pesilat Hingga Tengkorak Pecah

Hal tersebut dinilai akan memperbaiki kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga makin baik dalam melakukan pembenahan atau reformasi sektor kelautan dan perikanan nasional.

"Saya belajar bahwa bekerja di perusahaan sendiri dan di pemerintah berbeda," ujar Susi Pudjiastuti.

Pertama Kali Lebaran di Jakarta

Susi Pudjiastuti merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah di Jakarta untuk pertama kalinya.

"Karena katanya ada tradisi pejabat sekali waktu harus open house, ya sudah saya lakukan," ungkap Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti bercerita, ia biasanya menghabiskan waktu Lebaran di kampung halamannya, Pangandaran, Jawa Barat.

 Kapolri Sarankan Pemudik Kembali ke Jakarta Besok untuk Hindari Hal Ini

"Biasanya kan saya tidak pernah Lebaran di Jakarta, baru kali ini di Jakarta, biasanya ya saya pulang ke kampung bersama keluarga," bebernya.

Di sana, Susi Pudjiastuti memiliki tradisi tersendiri, yaitu mengajak warga Pangandaran makan bareng di kediamannya.

"Kalau biasanya yang paling penting orang Pangandaran, anak-anak, janda, bapak-bapak yang tua, pada datang ke rumah. Kita suguhin makan, kita rame sama-sama, nyenengin masyarakat," cerita Susi Pudjiastuti.

 Istana Jelaskan Alasan Jokowi Batal Salat Id di Masjid Kampung

Pada Idul Fitri kali ini, kata Susi Pudjiastuti, ia memaknainya sebagai sebuah momen kemenangan setelah satu bulan beribadah di Bulan Ramadan.

"Untuk saya, selain kemenangan atas puasa kita, Ramadan sudah kita lakukan dengan baik," cetusnya.

Lanjut Susi Pudjiastuti, Ramadan juga dinilai sebagai momen kebersamaan berkumpul dengan keluarga.

 Bomber Kartasura Jadi Tersangka, Bakal Dideradikalisasi oleh BNPT

Menurutnya, dengan kumpul bersama keluarga akan memberikan semangat tersendiri.

Orang yang memiliki semangat akan lebih sehat menjalankan rutinitasnya, dan jika seluruh masyarakat Indonesia sehat, akan jadi bangsa yang hebat.

"Orang jadi punya semangat spirit pulang bertemu keluarga excitement. Kalau orang punya excitement sehat, bahagia, kan membuat kita lebih sehat dan puluhan juta orang sehat akan membuat bangsa ini lebih sehat," jelas Susi Pudjiastuti.

 Arus Mudik Lebaran 2019 Lancar, Fadli Zon: Jangan-jangan karena Tiket Pesawat dan Tarif Tol Mahal

Susi Pudjiastuti juga berharap setelah Lebaran, bangsa ini semakin bersatu dan tidak ada perpecahan.

"Ya saya berharap setelah kumpul dengan keluarga, jiwa kita, pikiran kita lebih baik, lebih sehat, lebih senang, akan merekatkan seluruh bangsa ini untuk bersatu akan membangun Indonesia," beber Susi Pudjiastuti. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved