Pembelian 11 Pesawat Tempur Sukhoi Tak Kunjung Beres, Menteri Pertahanan Beberkan Penyebabnya

MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan proses pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi yang tak kunjung rampung.

Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat ulang tahun ke-71 kepada TNI AU, di dalam kokpit pesawat Sukhoi 27/30 Flanker, di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (9/4/2017). 

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, pihak Sukhoi akan datang ke Indonesia, dan pada November mendatang penandatanganan kontrak dilakukan.

"November (tanda tangan), (nanti) orangnya ke sini," ujarnya kepada wartawan, seusai menghadiri rapat soal pembelian Sukhoi SU-35, di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2017).

Menurutnya, Indonesia butuh satu skuadron atau 16 unit pesawat.

Bomber Pospam Kartasura Sehari-hari Bekerja Jualan Gorengan, Beraksi Pakai Bom Pinggang

Namun, dengan kondisi yang ada, Indonesia hanya bisa membeli 11 unit pesawat, yang satu unitnya dibanderol seharga sekitar 90 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Rencananya, setengah dari harga itu harus dibayar dengan komoditas.

Setelah penandatanganan kontrak pada November mendatang, pihak Sukhoi langsung mengerjakan produksi 11 unit pesawat generasi 4++ itu.

Bomber Pospam Kartasura Amatiran, Jejak Aksi Terorismenya Nihil

Produksi tersebut butuh sekitar dua tahun, dan setelahnya baru pesawat-pesawat itu akan menggantikan pesawat F-5 Tiger di Skuadron 14 TNI Angkatan Udara (AU).

"Dibuat dulu dia, paling tidak dua tahun," katanya.

Menkopolhukam Wiranto, dalam kesempatan terpisah menyebut bahwa pesawat-pesawat tersebut dibeli lengkap dengan alutsista dan sistem avioniknya yang canggih.

‎Besok Jokowi Gelar Open House di Istana Negara, Warga yang Ingin Bersalaman Dikumpulkan di Monas

Dalam pembelian pesawat tempur itu, pihak Indonesia juga mendapat kesempatan mempelajari cara memproduksi pesawat Sukhoi.

Terkait pembayaran, setengah dari total harga 11 unit pesawat Sukhoi SU-35, akan dibayar dengan komoditas lokal.

Wiranto mengatakan ada 17 jenis barang yang diminati Rusia, dan disanggupi oleh Indonesia.

Malam Ini Jokowi Putuskan Besok Mau Salat Id di Mana, Masjid Kampung Masuk Daftar Pilihan

Salah satu barang yang diminati dan disanggupi oleh Indonesia adalah perlengkapan militer buatan anak negeri.

"Ada 17 'item' (barang) yang disetujui. Yang menarik, salah satu item itu, pembelian perlengkapan militer dari Indonesia. Kita sekarang ada produksi perlengkapan mmiliter untuk NATO, kita ada rompi anti peluru, ada sepatu," paparnya.

Di awal 2019, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya berencana membeli pesawat tanpa awak alias drone militer, untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia.

Bomber Pospam Kartasura Tak Mau Lanjutkan Studi karena Ada Mata Kuliah Pancasila

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved