Lebaran

Tak Ingin Ada Lagi Perbedaan Awal Ramadan dan Syawal, Pemerintah Dorong Penyatuan Kalender Hijriah

MENTERI Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Kementerian Agama bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong penyatuan kalender Hijriah.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) didampingi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Kerukunan Umat Beragama Yusnar Yusuf (kiri) dan Ketua Komisi 8 DPR Ali Taher sampaikan hasil sidang isbat, Senin (6/6/2019). 

MENTERI Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Kementerian Agama bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong penyatuan kalender Hijriah.

Lukman Hakim Saifuddin berujar, kesamaan penentuan 1 Dzulhijah, 1 Ramadan, dan 1 Syawal tersebut, memiliki implikasi besar pada kehidupan secara keseluruhan.

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, MUI akan melakukan pertemuan kajian ilmiah oleh sejumlah pakar yang difasilitasi Kementerian Agama," kata Menag di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2019) malam.

Ini Daftar Lokasi Lihat Bulan dan Urutan Proses Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1440 Hijriah

"Mudah mudahan kita bisa bersepakat, berapa sebenarnya kriteria hilal yang bisa dilihat. Jadi kesamaan dalam kriteria," sambungnya.

Dia melanjutkan, untuk mencapai penyatuan kalender hijriah, ada dua hal yang perlu disepakati, baik pemerintah maupun ormas-ormas seperti Muhammadiyah dan NU, yakni kriteria posisi hilal dan pihak otoritas untuk melakukan sidang isbat.

Sejauh ini, baru poin kedua yang telah disepakati, yaitu kewenangan sidang Isbat dilakukan oleh Kementerian Agama.

SBY Salami Megawati di Bawah Tenda Merah Putih

"Mencari titik temu bagaimana kita bisa menyepakati kriteria yang disepakati bersama, sehingga kita punya acuan yang sama," ujar menteri dari PPP ini.

Diharapkan dengan adanya kalender Hijriah itu, tak ada lagi yang lebih dahulu mengumumkan sejumlah agenda penting Umat Islam, seperti awal Ramadan dan awal Syawal.

Sehingga, masyarakat tak lagi dibingungkan dengan perbedaan seperti jatuhnya hari raya yang sebelumnya pernah terjadi.

KontraS Terima Tujuh Pengaduan Aksi Kerusuhan 21-22 Mei, Korban Mengaku Disiksa Aparat

"Karena prinsip dasarnya kita bersepakat bahwa penetapan itu harus menggunakan dua metode," ucapnya.

"Metode hisab dan metode rukyat. Hisab adalah perhitungan, sementara rukyat melihat langsung, observasi. Dua-duanya saling melengkapi. Dua-duanya bukan untuk dipertentangkan sebenarnya," paparnya.

"Sekarang kan bingung ada yang mengatakan Lebaran sekian, ada yang mengatakan oh belum tentu," cetus Lukman Hakim Saifuddin.

Ini Dua Keinginan Ani Yudhoyono yang Belum Terwujud, Meski Lahannya Sudah Tersedia

"Dan ini terkait karena Bangsa Indonesia Lebaran itu festival, tidak hanya ritual keagamaan. Tapi sudah melebur pada budaya, pada mudik, ada libur bersama, macam-macam. Dan itu implikasinya besar secara nasional," bebernya.

Lukman Hakim Saifuddin memaknai Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum setiap pribadi menjadi suci kembali, setelah beribadah satu bulan, menahan haus, lapar, serta hawa nafsu.

Dia berharap, setiap muslim kembali pada jati diri kemanusiaan.

Ani Yudhoyono Penuhi Janji Pulang Bareng Besannya dari Singapura, tapi Naik Hercules

"Mudah-mudahan Idul Fitri ini mampu mengambalikan kita semua kembali ke jati diri kemanusiaan kita. Setelah selama sebulan kita berlatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu kita," paparnya.

Dirinya dalam kesempatan itu, tak lupa mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri bagi seluruh umat muslim yang akan merayakan sukacita Lebaran esok hari.

"Marilah kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk bisa mempererat sekaligus memperkuat ikatan persaudaraan kita," ajaknya.

Ani Yudhoyono Selalu Catat Semua Treatment Medis dari Dokter Pakai Tangan Sendiri

"Tidak hanya persaudaraan seagama, tapi juga persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama umat manusia," imbuh Lukman Hakim Saifuddin.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1440H/2019M jatuh pada Rabu 5 Juni 2019.

Hal ini berdasarkan paparan tim Falaqiyah Kemenag terkait posisi hilal dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan dunia.

Romahurmuziy Kembali Menginap di Rumah Sakit Polri Kramat Jati

Posisi hilal berada antara minus 1 derajat 26 menit sampai dengan minus 0 derajat 5 menit.

"Artinya bahwa seluruh wilayah di Tanah Air posisi hilal berada di bawah ufuk," jelas Lukman Hakim Saifuddin.

Selain itu, tidak ada satu pun petugas perukyat yang ditugaskan di seluruh wilayah Indonesia melihat hilal.

Ani Yudhoyono: Saya Pasrah tapi Tidak Menyerah

"Petugas yang tersebar di 105 titik seluruh provinsi dari Aceh sampai Papua menyatakan, tidak ada satu pun dari mereka (petugas di bawah sumpah) melihat hilal," bebernya

Sehingga, sesuai kaidah, ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin, Bulan Ramadan tahun ini digenapkan 30 hari, dan artinya pada Selasa 4 Juni 2019, masyarakat masih menjalankan puasa.

"Satu Syawal 1440 H jatuh pada Rabu 5 Juni 2019," ucapnya.

Jemaah An Nazir dan Naqsabandiyah Rayakan Lebaran Hari Ini, Muhammadiyah Rabu 5 Juni 2019

Sidang isbat dihadiri oleh perwakilan MUI Yusnar Yusuf, Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher, dan Imam Masjid Besar Istiqlal Nazarudin Umar.

Kemudian, para Duta Besar Negara sahabat, Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Ada juga Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

Bukan Polisi, Ini Identitas Pengemudi Fortuner Berpelat Polri yang Ditilang di Jalur Puncak Bogor

Rangkaian sidang isbat diawali dengan pemaparan secara terbuka mengenai posisi hilal berdasarkan data hisab oleh pakar astronomi, Cecep Nurwendaya.

Lalu dilanjutkan penjelasan dari Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Syawal 1440H, oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Moh Agus Salim.

Sementara, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU mengatakan, dalam rangka penentuan 1 Syawal 1440 H, Tim Rukyatul Hilal Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah melakukan rukyatul hilal bil fi'li atau melakukan observasi hilal di lapangan di beberapa lokasi yang telah ditentukan pada Senin (3/6/2019).

Pengemudi Toyota Fortuner Berpelat Polisi Sudah Pindah dari BSD Sejak Tahun Lalu

Namun, dari pemantauan lapangan tersebut, ternyata tidak berhasil melihat hilal.

Dengan demikian, umur Bulan Ramadan 1440 Hijriah 30 hari atau istikmal.

"Atas dasar istikmal tersebut dan berdasar pendapat madzahibul arba'ah atau empat imam madzab, maka Nahdlatul Ulama mengikhbarkan atau memberitahukan bahwa 1 Syawal 1440 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Hari Rabu tanggal 5 Juni 2019," ungkap Robikin dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (3/6/2019).

Polisi Ciduk Penyebar Hoaks yang Bilang Masjid di Petamburan Diserang, Padahal Itu Foto di Sri Lanka

Ia pun berharap semoga amal ibadah umat muslim di Bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT dan amaliyah selama Bulan Ramadan dapat diteruskan di bulan-bulan berikutnya.

"Selamat menutup Bulan Ramadan dengan amal ibadah terbaik dan selamat menyongsong Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Mohon maaf lahir-batin atas segala salah dan khilaf," kata Robikin. (Rina Ayu/Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved