Total Uang Serangan Fajar Milik Bowo Sidik Pangarso Rp 8,45 Miliar, KPK Menghitungnya Sebulan Lebih

KPK mengekspose hasil temuan uang di dalam 84 kardus dan dua kontainer plastik milik anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Penyidik KPK menunjukkan uang tunai yang dikemas dalam 84 kardus dalam operasi tangkap tangan anggota DPR Bowo Sidik Pangarso. 

Sementara, uang yang disita KPK senilai Rp 8 miliar dari 84 kardus yang terbagi 400 ribu amplop, ditemukan di kantor PT Inersia milik Bowo Sidik Pangarso.

Nantinya uang di dalam amplop itu bakal digunakan Bowo Sidik Pangarso untuk kepentingan logistik serangan fajar Pemilu 2019.

Artinya, dari Rp 8 miliar dengan penerimaan Rp 1,5 miliar dari PT HTK, ada sisa uang senilai Rp 6,5 miliar yang diduga diterima pihak lain sebagai gratifikasi. KPK telah mengantongi asal muasal gratifikasi tersebut.

Perusuh Aksi 22 Mei Datang dari Jawa Barat Lalu Dikumpulkan di Sunda Kelapa Sebelum Menyerang

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Nusron Wahid membantah menyuruh Bowo Sidik Pangarso menyiapkan 400 ribu amplop, untuk serangan fajar.

Sebelumnya, Bowo Sidik Pangarso mengaku diminta Nusron Wahid menyiapkan amplop tersebut.

"Tidak benar," kata Nusron Wahid kepada Tribunnews, Selasa (9/4/2019).

Fadli Zon kepada Demonstran Aksi 22 Mei: Apa yang Saudara Lakukan Sejalan dengan Konstitusi UUD 1945

Ia mengaku tidak tahu menahu mengenai amplop yang dituduhkan tersebut. Ia juga mengatakan tidak tahu kasus itu.

Sebelumnya, pengacara Bowo Sidik Pangarso, Saut Edward Rajagukguk, menyatakan kliennya mendapat 'perintah' dari Nusron Wahid.

Pernyataan Saut terkait kasus suap yang menjerat Bowo Sidik Pangarso. Bowo Sidik Pangarso menerima suap terkait kerja sama pengangkutan pelayaran.

BREAKING NEWS: Ini Daftar Nama Korban Kerusuhan Aksi 22 Mei yang Meninggal di RSUD Tarakan

Yang kemudian uang suap senilai Rp 1,2 miliar dan sejumlah uang gratifikasi setotal Rp 6,5 miliar, disiapkan Bowo Sidik Pangarso untuk kebutuhan serangan fajar di Pemilu 2019.

Uang yang ditotal mencapai Rp 8 miliar itu, dipecah Bowo Sidik Pangarso ke dalam 400 ribu amplop, dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu.

"Amplop mau dibagi ke Jawa Tengah atas perintah pimpinan dia, Pak Nusron Wahid. Pimpinan di pemenangan pemilu. Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) Jateng-Kalimantan. Ini langsung disampaikan Bowo ke penyidik," ungkap Saut di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).

Ini Wajah-wajah Tersangka Kerusuhan Aksi 22 Mei

Bowo Sidik Pangarso dan Nusron Wahid berada dalam satu wadah partai politik yang sama, yaitu Golkar.

Selain di satu parpol, Bowo Sidik Pangarso dan Nusron Wahid juga maju sebagai anggota calon legislatif (caleg) DPR di daerah pemilihan (dapil) yang sama, yakni Jawa Tengah II.

"Ya karena dia (Bowo Sidik Pangarso) diperintah, ya dia bilang diperintah (oleh Nusron Wahid). (Tujuannya) supaya banyak yang memilih mereka berdua, karena di dapil yang sama," jelas Saut.

Dian Sastrowardoyo Kenang Peristiwa 21 Tahun Silam: Saya akan Selamanya Tolak Jalan Kekerasan

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved