Film

Pengalaman Menyeramkan Ade Firman Hakim Saat Syuting Malam Jumat The Movie di Studio PFN Jakarta

Ada beberapa kejadian janggal yang dialami bintang film Ade Firman Hakim ketika syuting Malam Jumat The Movie dilakukan di Studio PFN, Jakarta Timur.

Warta Kota/Nur Ichsan
Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). 

Hadirnya Java Pacific Film justru bersamaan dengan pembentukan Nederlandsch Indiche Bioscoopbond (Gabungan Bioskop Hindia) dan Film Commisie yang menjadi cikal bakal Lembaga Sensor Film.

Pada 1936, Java Pacific Film berubah menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF).

Perusahaan ini memfokuskan diri pada pembuatan film cerita dan film dokumenter.

Selama pendudukan Jepang di Indonesia pada 1942, pengambilalihan seluruh kekayaan yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda dilakukan pihak Jepang, salah satunya ANIF.

Dari aset-aset perusahaan ANIF, Tentara Kekaisaran Jepang kemudian mendirikan perusahaan perfilman yang diberi nama Nippon ii Eiga Sha yang berada di bawah pengawasan Sendenbu.

Film yang diproduksi Nippon Eiga Sha umumnya bertujuan sebagai alat propaganda politik Jepang sebagai pemersatu Asia.

Nippon Eiga Sha didirikan pada April 1943 oleh pemerintah pendudukan Jepang di Jakarta.

Tenaga Pribumi-Nusantara yang bekerja dalam perusahaan itu yaitu Raden Mas Soetarto, yang sudah berpengalaman di bidang film dan diangkat sebagai juru kamera.

Raden Mas Soetarto menjadi orang Pribumi-Nusantara pertama di perusahaan tersebut.

Ketika Nippon Eiga Sha berdiri, Soetarto diangkat oleh Jepang sebagai wakil pimpinan perusahaan yang merangkap Ketua Karyawan Indonesia dan juru kamera.

PFN baru resmi dipakai pada 1975.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved