Film

Pengalaman Menyeramkan Ade Firman Hakim Saat Syuting Malam Jumat The Movie di Studio PFN Jakarta

Ada beberapa kejadian janggal yang dialami bintang film Ade Firman Hakim ketika syuting Malam Jumat The Movie dilakukan di Studio PFN, Jakarta Timur.

Warta Kota/Nur Ichsan
Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). 

Ada suasana yang membuat merinding bintang film Ade Firman Hakim (30) ketika sedang menjalani proses pengambilan gambar film (syuting) Malam Jumat The Movie medio Februari 2019.

Salah satu lokasi yang dipakai sebagai tempat pengambilan gambar berada di Studio Perum Produksi Film Negara (PFN), Jalan Otista Raya, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Di film tersebut, Ade Firman Hakim beradu akting, salah satunya bersama YouTuber Ewing.

Bintang film Ade Firman Hakim dan Ewing, pemilik akun YouTube 'Malam Jumat' disela mempromosikan film horor berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Bintang film Ade Firman Hakim dan Ewing, pemilik akun YouTube 'Malam Jumat' disela mempromosikan film horor berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (Warta Kota/Nur Ichsan)

Ewing yang senang mengabadikan rekaman kejadian horor di akun YouTube 'Malam Jumat' itu adalah si empunya cerita yang kemudian diangkat ke layar lebar Malam Jumat The Movie

Ade Firman Hakim menceritakan, proses syuting Malam Jumat The Movie yang dilakukan di Studio PFN itu terasa sangat menyeramkan.

Diantara Ratusan Vlog Kisah Mistis di Akun YouTube Malam Jumat, Ewing Berkesan pada Cerita Horor Ini

"Ada satu hari saat syuting, kru di lantai 3 (Studio PFN) sedang mengatur lighting (lampu)," kata Ade Firman Hakim berbincang di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, kemarin.

Ketika sedang mengatur posisi lampu sebagai penerangan untuk syuting Malam Jumat The Movie di sebuah ruangan gelap di Studio PFN, lanjut Ade Firman Hakim, mendadak muncul dua orang.

Dua orang ini tidak dikenal Ade Firman Hakim ataupun para kru film.

Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (Warta Kota/Nur Ichsan)

"Satunya orangnya tinggi, dan orang yang lain bertubuh pendek," kata Ade Firman Hakim yang pernah ikut berakting film 22 Menit ini.

Ketika itu, kedua orang yang tidak dikenal itu mendatangi Ade Firman Hakim dan menanyakan kegiatan yang sedang dilakukan di Studio PFN.

"Ada syuting apa nih mas?," kata Ade Firman Hakim menirukan pertanyaan kedua orang yang tidak dikenalnya itu.

Coba Buka Kanal YouTube Malam Jumat Milik YouTuber Ewing, Pasti Menyeramkan Saat Ditonton

Aneh, pikir Ade Firman Hakim.

Jika mereka adalah kru film, atau setidaknya pengunjung yang ingin melihat syuting, lanjut Ade Firman Hakim, pasti sudah tahu jika ketika itu sedang ada syuting Malam Jumat The Movie.

Tak lama kemudian, disela sedang break syuting, Ade Firman Hakim sempat menanyakan kedua orang yang ditemuinya tadi kepada petugas keamanan Studio PFN.

YouTuber Ewing mempromosikan film horor misteri 'Malam Jumat The Movie' di Kantor Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
YouTuber Ewing mempromosikan film horor misteri 'Malam Jumat The Movie' di Kantor Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (Warta Kota/Nur Ichsan)

Namun, Ade Firman Hakim justru terkejut ketika mendengar jawaban petugas keamanan yang mengaku tidak pernah melihat orang bertubuh tinggi besar dan lainnya berbadan pendek itu.

Pikiran Ade Firman Hakim mulai 'aneh-aneh' dan membayangkan jika kedua orang tadi adalah makhluk gaib.

Lain hari, masih di lokasi syuting film yang sama, Ade Firman Hakim kembali menemui hal janggal.

Ade Firman Hakim disela syuting 'Malam Jumat The Movie'.
Ade Firman Hakim disela syuting 'Malam Jumat The Movie'. (Instagram @malamjumatthemovie)

"Saat saya sedang syuting melakukan adegan membanting badan, mendadak set di belakang saya ikut terangkat. Padahal, benda itu berat," ujar Ade Firman Hakim.

Satu lagi cerita janggal terdengar Ade Firman Hakim ketika Hadrah, lawan mainnya, melihat muncul sesosok perempuan di ujung ruangan.

Hadrah, cerita Ade Firman Hakim, mengaku tidak mengetahui perempuan misterius itu.

Ade Firman Hakim Mengakui Menjadi YouTuber Seperti Para Selebritas Ternama itu Tidak Mudah

Disela sedang syuting itu, Hadrah hanya meminta supaya si perempuan tadi tidak masuk ke lokasi syuting dulu.

"Eh, begitu dilihat lagi ternyata perempuan tadi menghilang," ujar Ade Firman Hakim.

Selama syuting Malam Jumat The Movie, Ade Firman Hakim merasakan, aura di studio tersebut tidak enak dan lembab.

VIDEO: Ade Firman Hakim Kesulitan Jadi Youtuber Halu di Malam Jumat The Movie

Ade Firman Hakim mengaku terganggu melihat beberapa peristiwa janggal itu.

"Jadi nggak nyaman. Saya nggak bisa melihat (makhluk gaib), tapi bisa merasakan," ujar Ade Firman Hakim.

Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Bintang film Ade Firman Hakim disela mempromosikan film horor pertamanya berjudul 'Malam Jumat The Movie' di Redaksi Warta Kota, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). (Warta Kota/Nur Ichsan)

Sebagai aktor film Indonesia, Ade Firman Hakim begitu berharap, PFN yang sangat bersejarah bagi industri film negeri ini itu diperbaiki oleh pemerintah.

"Sayang banget kalau bangunannya terbengkalai," kata Ade Firman Hakim.

Sejarah PFN

Dikutip dari wikipedia, PFN berdiri diawali beroperasinya perusahaan film oleh Albert Balink pada 1934. Kala itu bernama Java Pacific Film.

Java Pacific Film terpisah dengan Kolonial Institute atau Institut Kolonial yang pada 1919 memproduksi film Onze Oost atau Timur Milik Kita.

Hadirnya Java Pacific Film justru bersamaan dengan pembentukan Nederlandsch Indiche Bioscoopbond (Gabungan Bioskop Hindia) dan Film Commisie yang menjadi cikal bakal Lembaga Sensor Film.

Pada 1936, Java Pacific Film berubah menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF).

Perusahaan ini memfokuskan diri pada pembuatan film cerita dan film dokumenter.

Selama pendudukan Jepang di Indonesia pada 1942, pengambilalihan seluruh kekayaan yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda dilakukan pihak Jepang, salah satunya ANIF.

Dari aset-aset perusahaan ANIF, Tentara Kekaisaran Jepang kemudian mendirikan perusahaan perfilman yang diberi nama Nippon ii Eiga Sha yang berada di bawah pengawasan Sendenbu.

Film yang diproduksi Nippon Eiga Sha umumnya bertujuan sebagai alat propaganda politik Jepang sebagai pemersatu Asia.

Nippon Eiga Sha didirikan pada April 1943 oleh pemerintah pendudukan Jepang di Jakarta.

Tenaga Pribumi-Nusantara yang bekerja dalam perusahaan itu yaitu Raden Mas Soetarto, yang sudah berpengalaman di bidang film dan diangkat sebagai juru kamera.

Raden Mas Soetarto menjadi orang Pribumi-Nusantara pertama di perusahaan tersebut.

Ketika Nippon Eiga Sha berdiri, Soetarto diangkat oleh Jepang sebagai wakil pimpinan perusahaan yang merangkap Ketua Karyawan Indonesia dan juru kamera.

PFN baru resmi dipakai pada 1975.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved