Aksi Terorisme

Gara-gara Sempat Ditelepon Seseorang, Rumah Kontrakan Pengemudi Ojek Online Ini Didobrak Densus 88

EKO alias Tohirin (34) kaget saat rumah kontrakannya digerebek Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Minggu (5/5/2019) sekitar pukul 03.00 WIB.

Penulis: Muhammad Azzam |
WARTA KOTA/MUHAMMAD AZZAM
Eko alias Tohirin (34) menunjukkan pintu rumah kontrakannya di Gang Salon RT 03 RW 01, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang rusak didobrak Densus 88. 

"Enggak boleh ada yang rekam sama mendekat. Tapi saya intip-intip ada yang dibawa kantong jenazah. Sekitar jam 11 baru mulai kembali normal," bebernya.

Ketua RT 01/01 Yusuf (51) menceritakan, terduga teroris itu berlari ke arah rumah warga setempat dan mengaku mengejar maling.

Prabowo Heran 300 Lebih Petugas KPPS Meninggal, Katanya Baru Sekarang Terjadi

"Dia bukan orang sini. Itu teroris bilang lagi ngejar maling. Dia masuk gang. Terus ada anak kecil yang ngeliat (melihat). Terus dia bilang ke polisi yang lagi ngejar," paparnya di lokasi.

Aksi kejar-kejaran itu sampai ke gang sempit antar-rumah warga. Merasa terkepung, terduga teroris meledakkan diri saat hendak ditangkap.

"Jadi polisi pada nyari, ada warga yang nunjukin lihat. Cari sana-sini, terorisnya ngumpet di antar-dinding rumah warga. Nah, mau ditangkap langsung ada suara tembakan, ada bunyi ledakan dan keluar asap," ungkapnya.

Bukan Cuma Wartawan, Prabowo Juga Damprat Intel saat Hari Buruh

Tini (42), warga yang rumahnya menjadi lokasi pelarian terduga teroris. mengatakan, saat kejadian berlangsung. dirinya dievakuasi ke rumah warga yang ada di depannya.

Selepas itu, dirinya juga melihat gang sempit di samping rumah banyak darah, kemudian dibersihkan Densus.

"Habis beres juga masih ada sisa sisa darah sama gosongnya. Ini sudah dibersihkan, ditutup warga pakai pasir dan tanah," terangnya.

Ini Lima Poin Hasil Ijtima Ulama Jilid Tiga, Kubu 01 Anggap Politik Ugal-ugalan

Dirinya sempat melihat terduga teroris itu saat kejar-kejaran bersama polisi.

"Dia (terduga teroris) lari dari arah belakang, sempat ada ledakan dari situ, kaget saya. Saya ngelihat orangnya lari cuma enggak lihat wajahnya. Lihat belakangnya aja, lari dia diuber-uber sama Densus," bebernya.

Sebelumnya, penggerebekan terduga teroris juga terjadi di sebuah ruko di Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Ijtima Ulama Jilid Tiga Desak KPU Diskualifikasi Jokowi-Maruf Amin, Kubu 01: Itu Gerombolan Politik

Ruko itu kerap didatangi oleh empat orang misterius.

Empat orang itu terdiri dari tiga laki-laki dan seorang perempuan. Ruko itu berada di Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

"Mereka kalau datang paling sering malam hari, tapi enggak tahu aktivitasnya ngapain aja di dalam karena selalu tertutup," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas Maryanto (35), Sabtu (4/5/2019).

Polisi Sebut Aksi May Day Disusupi Kelompok Anarko Sindikalisme, Siapa Mereka?

Menurut dia, belum genap satu bulan ruko itu dihuni oleh empat orang misterius tersebut.

Kemungkinan, kata dia, mereka baru menempati ruko tersebut setelah pemilihan umum (pemilu) pada Rabu 17 April 2019 lalu.

"Rolling door-nya selalu tertutup, jadi warga enggak bisa lihat aktivitasnya. Eh tahu-tahu malah ada penggerebekan," ungkapnya.

UPDATE Pahlawan Demokrasi Gugur: 382 Petugas KPPS Wafat, 3.529 Orang Sakit

Abdullah (40), warga lainnya, mengaku tidak tahu bahwa ruko tersebut telah diisi oleh sejumlah orang.

Menurutnya, ruko tersebut selalu dalam keadaan tertutup sehingga warga beranggapan bahwa ruko itu kosong.

"Sehari-hari posisinya ketutup begitu aja, dulu pernah dipakai oleh Ki Opung jadi tempat usaha las," jelasnya.

Kapolri Kejar Pembuat Hoaks Polri Siap Tembak Mati Perusuh NKRI Sekalipun Cucu Nabi

Anggota Densus 88 menggerebek terduga teroris di sebuah rumah toko di Kampung Pangkalan RT 011/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Sabtu (4/5/2019) dini hari.

Berdasarkan penuturan warga, harga ruko yang dijual oleh pemilik lama kepada pemilik baru sebesar Rp 11 juta.

"Dulu pemiliknya Bapak Ki Opung, namun sejak tujuh bulan lalu dijual kepada Bapak Menin atau Mandor Patek," beber Maryanto (35).

Saat Ijtima Ulama Jilid Tiga, Mantan Komisoner KPU Ini Ungkap Ada Dugaan Kecurangan Masif

Maryanto mengakui hal itu setelah dia bersama warga menelusuri kepemilikan ruko tersebut.

Pada Sabtu (4/5/2019) siang, bahkan Maryanto selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas ini sempat menemui Ki Opung.

"Tadi siang saya ketemu dengan Ki Opung dan beliau menjelaskan bahwa rukonya sudah dijual seharga Rp 11 juta. Itu pun pembayarannya belum lunas," terang Maryanto.

Orang Penting di BNPB Ini Ungkap Pernah Kirim 32 Surat Lamaran, Cuma Tujuh yang Dibalas

Kepada Maryanto, Ki Opung bercerita bahwa Manin alias Mandor Patek baru menyetor uang sebesar Rp 6 juta untuk membeli ruko tersebut.

Namun, sampai sekarang pemilik barunya belum membayar sisa uang sebesar Rp 5 juta kepada Ki Opung.

"Setelah dijual kepada Bapak Manin, lalu sama dia (Manin) dikontrakkan ke orang lain. Mungkin terduga teroris ini yang mengontraknya," ucapnya.

Anies Baswedan Bilang Banjir Pekan Lalu Tak Separah di Zaman Ahok

Dia menjelaskan, harga ruko tersebut begitu murah karena berdiri di lahan milik pihak pengairan, dalam hal ini Perum Jasa Tirta II, selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebelumnya ruko tersebut digunakan oleh Ki Opung sebagai tempat usaha las.

"Jadi ini lahan garapan Ki Opung yang kemudian dijual ke orang lain," paparnya.

Unggul di Bengkulu Berdasarkan Hasil Hitung Suara KPU, Kubu Prabowo-Sandi Merasa Pantas Klaim Menang

Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Candra Sukma Kumara membenarkan adanya penangkapan terduga teroris.

Namun, Candra menjelaskan, terduga teroris yang ditangkap cuma satu orang, bukan dua orang seperti yang diungkapkan warga.

"Benar ada (penggerebekan) satu orang yang ditangkap," kata Candra saat dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (4/5/2019).

Kelompok Ijtima Ulama Tanya Maruf Amin, Apakah Masih Mau Pimpin Indonesia Kalau Ada Dugaan Curang?

Meski demikian, Candra mengakui masih ada dua orang lagi yang dicari polisi. Mereka dicari diduga berkaitan dengan penangkapan terduga teroris yang ditangkap.

"Dua orang masih dalam pencarian petugas," ujar Candra. (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved