Aksi Terorisme
Terduga Teroris yang Ditangkap di Bekasi Cuma Satu Orang, Dua Lagi Masih Dikejar
KEPALA Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Candra Sukma Kumara membenarkan adanya penangkapan terduga teroris.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
KEPALA Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Candra Sukma Kumara membenarkan adanya penangkapan terduga teroris.
Namun, Candra menjelaskan, terduga teroris yang ditangkap cuma satu orang, bukan dua orang seperti yang diungkapkan warga.
"Benar ada (penggerebekan) satu orang yang ditangkap," kata Candra saat dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (4/5/2019).
• BREAKING NEWS: Densus 88 Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Bekasi, Dua Lagi Kabur Bawa Peledak
Meski demikian, Candra mengakui masih ada dua orang lagi yang dicari polisi. Mereka dicari diduga berkaitan dengan penangkapan terduga teroris yang ditangkap.
"Dua orang masih dalam pencarian petugas," ujar Candra.
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror dikabarkan menembak mati terduga teroris.
• Ijtima Ulama Minta Jokowi-Maruf Amin Didiskualifikasi, Sandiaga Uno: Perlu Dipertimbangkan
Peristiwa terjadi di sebuah rumah toko di Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (4/5/2019) subuh.
Oleh penyidik, jenazah tersangka yang belum diketahui identitasnya itu dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Camat Babelan Deni Mulyadi membenarkan hal itu. Menurut dia, ada salah satu pelaku yang tewas ditembak polisi saat penggerebekan itu.
• Ijtima Ulama Desak 01 Didiskualifikasi, Pada Pilpres 2014 Prabowo Juga Pernah Minta Hal Serupa
"Iya benar ada penggerebekan teroris. Informasinya satu yang tewas," kata Deni saat dikonfirmasi pada Sabtu (4/5/2019) petang.
Deni mengatakan, dua terduga teroris lainnya saat ini masih buron. Saat penggerebekan itu, rupanya dua pelaku lagi berhasil kabur.
"Saat ini tempat kejadian perkara (TKP) sudah bersih. Polisi datang dari subuh sampai siang," ujar Deni.
• Terungkap di Persidangan, Segini Gaji Mantan Dirut Pertamina per Bulan, Belum Termasuk Bonus
Dalam kesempatan itu, Deni mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Kecamatan Babelan, agar segera melapor ke polisi bila melihat hal-hal yang mencurigakan.
Dia meyakini, polisi akan menindaklanjuti sekecil apapun informasi yang disampaikan masyarakat.
Sementara, warga Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi menyebut, ada dua terduga teroris yang tewas ditembak mati di lokasi, sedangkan dua pelaku berhasil melarikan diri.
• Dikeluhkan Terlampau Mahal, Menteri Perhubungan Bilang Ada Kemungkinan Tarif Ojek Online Diturunkan
Salah seorang warga bernama Maryanto (35) mengaku penggerebekan itu terjadi seusai salat subuh sekitar pukul 05.00.
Saat itu, banyak polisi berseragam lengkap sambil membawa senjata laras panjang berada di lokasi.
"Pas dicek warga, enggak tahunya ada penggerebekan terduga teroris," ungkap Maryanto.
• Pilot Lion Air yang Pukul Pegawai Hotel Dilarang Terbang, Ancaman Hukuman Pecat Menanti
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, dua terduga teroris tewas di lokasi diduga karena melakukan perlawanan kepada petugas.
Sedangkan dua pelaku lagi berhasil kabur yang diduga membawa bahan peledak.
"Subuh ada puluhan petugas polisi dan sekitar jam 1 siang mereka meninggalkan lokasi," paparnya.
• Desain Ibu Kota Baru Usung Konsep Pancasila, Kalimantan Paling Ideal
Menurut Maryanto, awalnya ruko itu dimiliki oleh warga yang biasa disapa Ki Opung.
Sekitar beberapa bulan lalu, Ki Opung menjual ruko miliknya kepada Manin atau yang biasa disapa Mandor Patek.
Namun, beberapa hari setelah pemilihan umum (pemilu), ada beberapa laki-laki dan seorang perempuan terlihat sering keluar masuk ruko tersebut.
• Ini Tiga Ibu Kota Indonesia Sebelum Jakarta
"Warga tidak tahu aktivitas mereka karena dikenal sangat tertutup dan belum sebulan kalau tidak salah menempati ruko itu," bebernya.
Rumah toko (ruko) yang digerebek oleh anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror, kerap didatangi oleh empat orang misterius.
Empat orang itu terdiri dari tiga laki-laki dan seorang perempuan. Ruko itu berada di Kampung Pangkalan RT 11/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
• Kecewa Tak Boleh Demo di Depan Istana, Buruh Garmen Ancam Tak Jahitkan Seragam Pejabat dan Polisi
"Mereka kalau datang paling sering malam hari, tapi enggak tahu aktivitasnya ngapain aja di dalam karena selalu tertutup," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas Maryanto (35), Sabtu (4/5/2019).
Menurut dia, belum genap satu bulan ruko itu dihuni oleh empat orang misterius tersebut.
Kemungkinan, kata dia, mereka baru menempati ruko tersebut setelah pemilihan umum (pemilu) pada Rabu 17 April 2019 lalu.
• Diteriaki Presiden, Prabowo Sebut Buruh Tulang Punggung Perekonomian Nasional
"Rolling door-nya selalu tertutup, jadi warga enggak bisa lihat aktivitasnya. Eh tahu-tahu malah ada penggerebekan," ungkapnya.
Abdullah (40), warga lainnya, mengaku tidak tahu bahwa ruko tersebut telah diisi oleh sejumlah orang.
Menurutnya, ruko tersebut selalu dalam keadaan tertutup sehingga warga beranggapan bahwa ruko itu kosong.
• Prabowo Ingatkan Media Saat Orasi Hari Buruh: Hati-hati Kau, Kami Bukan Kambing yang Bisa Diatur
"Sehari-hari posisinya ketutup begitu aja, dulu pernah dipakai oleh Ki Opung jadi tempat usaha las," jelasnya.
Anggota Densus 88 menggerebek terduga teroris di sebuah rumah toko di Kampung Pangkalan RT 011/04, Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi pada Sabtu (4/5/2019) dini hari.
Berdasarkan penuturan warga, harga ruko yang dijual oleh pemilik lama kepada pemilik baru sebesar Rp 11 juta.
• Prabowo: Elite Kaya karena Mencuri dari Rakyat Namanya Pengkhianat Bangsa dan Negara
"Dulu pemiliknya Bapak Ki Opung, namun sejak tujuh bulan lalu dijual kepada Bapak Menin atau Mandor Patek," beber Maryanto (35).
Maryanto mengakui hal itu setelah dia bersama warga menelusuri kepemilikan ruko tersebut.
Pada Sabtu (4/5/2019) siang, bahkan Maryanto selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kedung Pengawas ini sempat menemui Ki Opung.
• Tiga Pantun Prabowo di Hari Buruh, Sebut yang Curang Akhlaknya Seperti Lutung
"Tadi siang saya ketemu dengan Ki Opung dan beliau menjelaskan bahwa rukonya sudah dijual seharga Rp 11 juta. Itu pun pembayarannya belum lunas," terang Maryanto.
Kepada Maryanto, Ki Opung bercerita bahwa Manin alias Mandor Patek baru menyetor uang sebesar Rp 6 juta untuk membeli ruko tersebut.
Namun, sampai sekarang pemilik barunya belum membayar sisa uang sebesar Rp 5 juta kepada Ki Opung.
• Tak Cuma Air, Anies Baswedan Sebut Bogor Juga Kirim Sampah ke Jakarta
"Setelah dijual kepada Bapak Manin, lalu sama dia (Manin) dikontrakkan ke orang lain. Mungkin terduga teroris ini yang mengontraknya," ucapnya.
Dia menjelaskan, harga ruko tersebut begitu murah karena berdiri di lahan milik pihak pengairan, dalam hal ini Perum Jasa Tirta II, selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebelumnya ruko tersebut digunakan oleh Ki Opung sebagai tempat usaha las.
"Jadi ini lahan garapan Ki Opung yang kemudian dijual ke orang lain," paparnya. (*)