Warga Menangis Bahagia Dapat Sertifikat Tanah Program Jokowi, Anggap Sebagai Pertolongan Allah
Tangis bahagia, itulah yang dirasakan Sumarsini seusai mendapat sertifikat tanah setelah menanti selama 48 tahun.
Jokowi menjelaskan, pembagian sertifikat tanah bukan hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga dijalankan di seluruh daerah di Indonesia. Ia menilai, program ini sangat penting untuk menghindarkan sengketa lahan di masyarakat.
"Kenapa sertifikat ini diberikan? Karena setiap saya ke desa ada sengketa lahan. Saya sampaikan apa adanya, enggak di Sumatera, Bali, Papua, semua ada yang namanya sengketa lahan. Jadi rame, ke pengadilan rame," papar Jokowi.
Di Gelanggang Remaja Pasar Minggu, Jokowi menyerahkan 12 sertifikat tanah secara simbolis kepada masyarakat, dari total 3 ribu sertifikat yang diberikan kepada warga DKI Jakarta.
• Tangkis Serangan Fitnah, Jokowi Bakal Kasih Sepeda kepada Pihak yang Masih Menyebutnya Antek Asing
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, ada 126 juta bidang tanah yang harus bersertifikat di seluruh Indonesia, tapi hingga tahun 2015 baru sekitar 46 juta bidang bersertifikat.
Melihat kondisi tersebut, kata Jokowi, Menteri ATR Sofyan Djalil langsung diperintah untuk mempercepat penyerahan sertifikat tanah kepada warga, di mana targetnya 5 juta sertifikat tanah pada 2017, dan 7 juta pada 2018.
"Alhamdulillah semua target terlampaui. Tahun-tahun sebelumnya, setahun hanya keluar 500 ribu sertifikat yang keluar di seluruh Indonesia," bebernya.
• Lima Fakta ART Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan, Potong Ari-ari Pakai Gunting Kuku Lalu Dibekap Kain
Masalah pembagian sertifikat tanah sempat disinggung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat debat kedua Pilpres 2019.
Pembagian sertifikat tanah itu dinilai oleh Prabowo Subianto berdampak buruk bagi masa depan Indonesia.
"Kami punya pandangan strategis yang berbeda, yang dilakukan Bapak Jokowi dan pemerintahannya menarik dan populer untuk 1-2 generasi, tapi tanah tidak tambah. Jadi kalau bapak bangga bagi-bagi sertifikat 12 juta, pada saatnya kita enggak punya lahan untuk dibagi, jadi bagaimana nanti masa depan?" kritik Prabowo Subianto.(Danang Triatmojo/Seno Tri Sulistiyono)