Tangkis Serangan Fitnah, Jokowi Bakal Kasih Sepeda kepada Pihak yang Masih Menyebutnya Antek Asing

PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan rasa prihatinnya karena sering disebut antek asing.

Antara Foto/Puspa Perwitasari
CALON Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Alumni Trisakti Pendukung Jokowi di Jakarta, Sabtu (9/2/2019). Alumni Trisakti Pendukung Jokowi mendeklarasikan dukungan untuk memenangkan capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019. 

PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan rasa prihatinnya karena sering disebut antek asing.

Curahan hati Jokowi itu ia sampaikan saat memberi arahan dalam Rakornas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).

Bahkan, Jokowi akan memberi sepeda bagi siapa saja yang masih menyebutnya antek asing.

Jokowi Tengah Malam Temui Nelayan Tambak Lorok, Fadli Zon: Apa Hebatnya? Ada Dampaknya Enggak?

“Blok Mahakam, Blok Rokan hingga Freeport sudah kita kuasai. Seperti itu kok saya dibilang antek asing, dipikir mudah apa? Perlu negosiasi empat tahun. Kalau masih ada yang sebut antek asing silakan maju, saya kasih sepeda,” tutur Jokowi kepada ribuan kepala desa yang mengikuti rakornas tersebut.

Jokowi mengaku tak pernah menggembar-gemborkan hal tersebut sebelumnya. Namun, Jokowi mengaku kini harus menjelaskan hal tersebut, karena fitnah sebagai antek asing yang menyerang dirinya semakin sering.

“Dulu saya diam saja memang, tapi sekarang harus bicara, karena fitnah ke saya sebagai antek asing semakin banyak. Saya tidak marah ini, saya hanya menjelaskan, boleh kan?” ujar Jokowi.

Jokowi Salah Sebut Data Impor Jagung, Fadli Zon: Bukan Meleset, Itu Namanya Bohong

Jokowi berharap, para kepala desa bisa memberi contoh dan mengimbau kepada warganya agar berpolitik secara sehat.

“Saya harap anda sebagai tokoh di desa bisa mengimbau warganya agar tak terpengaruh politik yang tidak sehat, apalagi fitnah semakin banyak jelang bulan politik ini,” ucapnya

Bukan kali ini saja Jokowi menjelaskan kepada masyarakat bahwa ia bukan antek asing. Sejak masa kampanye Pilpres 2019 dimulai pada 23 September 2018, Jokowi kerap menjelaskan berbagai isu yang menyerangnya.

Sering Kritik Kebijakan Jokowi, Jusuf Kalla: Saya Bicara Apa yang Menurut Pikiran Saya Benar

Saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Simposium Nasional Kebudayaan Tahun 2017 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Presiden Joko Widodo menyinggung masih banyaknya pihak yang berbicara soal antek asing, antek aseng, bahkan kebangkitan PKI.

"Coba kita lihat, banyak yang masih berteriak-teriak mengenai antek asing, antek 'aseng', dan PKI bangkit," kata Presiden Jokowi, Senin (20/11/2017).

Padahal, kata Presiden Jokowi, mengenai komunisme dan PKI sendiri, sikapnya sudah sangat jelas.

Resmi Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Indonesia Harus Lewati Proses Ini

"Kalau PKI bangkit ya gebuk saja sudah, gampang. Payung hukumnya juga jelas, TAP MPRS-nya masih ada. Kenapa kita harus bicara banyak-banyak mengenai ini?" ucap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi melanjutkan, belakangan ini juga sering ditemukan adanya pendidikan politik yang dilakukan para elite politik yang kurang baik kepada masyarakat.

"Yang kita lihat memang banyak juga elite-elite politik kita yang masih memberikan pendidikan yang tidak baik pada masyarakat kita," ujar Jokowi.

Gading Marten Minta Hashtag Kasihan Gempi Diubah Jadi Kasihan Bapaknya

Karena itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan menyebarkan cara-cara berpolitik yang penuh santun.

Ia pun berpesan bahwa pendidikan politik yang beretika ini tak hanya berlaku bagi para politikus, tapi juga harus ditularkan kepada generasi-generasi muda Indonesia.

"Oleh sebab itu, nilai-nilai keindonesiaan kita, nilai-nilai kesopanan, kesantunan, dan semua yang terkandung dalam ideologi Pancasila, saya kira harus terus disampaikan kepada anak-anak kita. Mengenai kerukunan, persaudaraan, dan toleransi," papar Presiden Jokowi.

Jadwal Lengkap Piala Presiden 2019: Persib Bandung Vs Tira Persikabo Jadi Laga Pembuka

Jokowi juga mengeluhkan banyaknya fitnah yang ditujukan kepadanya di dunia maya. Termasuk, fitnah yang menyebut dirinya sebagai antek asing.

Presiden Jokowi pun memberi penjelasan saat dirinya membuka Pendidikan Kader Ulama (PKU) XII yang diadakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor yang digelar di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018).

“Bagaimana bisa saya disebut antek asing, sementara Blok Mahakam yang selama ini dikelola Prancis dan Jepang, kini 100 persen diserahkan sepenuhnya pengelolaannya pada Pertamina, begitu juga dengan Blok Rokan,” tutur Jokowi.

Caleg Nasdem Pertanyakan Landasan Hukum Larangan Kampanye di Rusun

Jokowi juga menceritakan usaha Pemerintah Indonesia yang melalui negoisasi alot, berusaha mengambil alih mayoritas saham PT Freeport Indonesia.

“Saya dan para menteri juga berusaha ambil alih Freeport, alot sekali, bukan perkara mudah. Kami sudah berupaya 3,5 tahun, kita ngotot dapat saham mayoritas 51 persen, kalau tidak begitu Indonesia tidak mau,” tegas Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu juga mengeluhkan suara sumbang masyarakat Indonesia yang tetap ada walaupun pemerintah secara resmi sudah memiliki mayoritas saham Freeport.

Simulasi Pemilu 2019 di Jakarta Utara, Seorang Pria Protes Cuma Dapat Surat Suara Pilpres

“Selama 40 tahun kita hanya dapat 9,3 persen saham Freeport semua diam saja, giliran sudah tanda tangan ‘head of agreement’ 51,2 persen itu suaranya jelek semua,” keluh Jokowi.

“Harusnya kesepakatan itu didukung penuh, karena hal itu langkah awal Freeport bisa jadi 100 persen dikelola Indonesia,” sambung Jokowi.

Ia pun meminta masyarakat cerdas dalam menerima informasi yang berseliweran di media sosial. Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam isu yang dipolitisasi.

Dishub DKI Larang Migo Mengaspal di Jalanan Ibu Kota, Ini Alasannya

“Masyarakat jangan mudah terjebak isu yang dipolitisasi, karena memang isu-isu seperti itu ujung-ujungnya politik,” papar Jokowi.

Presiden Joko Widodo menilai isu-isu yang menyerang dirinya jelang Pemilihan Presiden 2019, semakin aneh.

Salah satunya, ia disebut sebagai antek asing atau kaki tangan dari pihak luar yang menguntungkan asing, dan tidak memikirkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Pulpen yang Dibawa Jokowi Saat Debat Kedua Pilpres 2019 Ternyata Usulan Tim Kampanye, Ini Tujuannya

"Antek asing, antek aseng, antek asing yang mana? Blok Mahakam yang dulu dikelola Prancis dan Jepang, sudah 100 persen saya serahkan kepada Pertamina sejak 2015," ujar Jokowi di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Jokowi mengaku kerap mengikuti perkembangan isu-isu yang tidak mendasar di tengah-tengah masyarakat, melalui media massa maupun media sosial‎.

"Saya itu kalau dari Istana (Jakarta) menuju ke Bogor, punya waktu satu jam. Saya buka-buka berita, saya buka media sosial, jadi saya ngerti, tahu yang menjadi isu-isu," papar Jokowi.

43 TPS di Jakarta Utara Masuk Kategori Rawan, Ini Indikatornya

‎Menurut Jokowi, pemerintah sudah banyak mengambil alih sumber daya alam (SDA) di Tanah Air, yang selama ini dikuasai oleh perusahaan luar negeri.

"Blok Rokan, Chevron, sudah 100 persen dimenangkan Pertamina. Freeport yang 40 tahun kita diberi 9,3 persen (saham), kita bisa mendapatkan 51 persen," ungkap Jokowi.

Menguasai 51 persen saham Freeport Indonesia di Papua, kata Jokowi, tidak semudah membalikkan tangan dan memerlukan waktu tidak singkat.

Sudin SDA Jakarta Pusat Bakal Bangun 100 Sumur Resapan di Sekitar Monas, Baru 10 yang Jadi

"Enggak mudah mendapatkan ini (51 persen saham Freeport), baik tekanan politik, baik tekanan kanan kiri," ucap‎ Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menjawab isu adanya serbuan tenaga kerja asing (TKA) ‎di berbagai daerah di Tanah Air.

"‎Katanya ada 10 juta tenaga kerja dari Tiongkok yang membanjiri Indonesia, mana? Isu-isu seperti ini banyak dipercayai, kalau enggak saya terangkan berulang-ulang dipikir sebuah kebenaran. Padahal, tenaga kerja asing yang ada di Indonesia palingan 80-an ribu semuanya," beber Jokowi.

Bantah Isu Bakal Digantikan Ahok, Maruf Amin: Emangnya RT?

Berdasarkan data yang diterima olehnya, tenaga kerja asing di Indonesia tidak melebihi 1 persen dari total pekerja, dan ini sangat kecil dibandingkan negara lain, seperti Uni Emirat Arab yang 80 persen tenaga kerjanya orang asing.

"Arab Saudi 33 persen, Brunei 32 persen, Singapura 24 persen, Malaysia 5 persen, ‎Indonesia 0,03 persen, 1 persen aja tidak ada, kok diramein, jutaan dari mana? Ngitungnya kapan?" tutur Jokowi.

Seusai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Al-Barkah Kota Bekasi, Jumat (25/1/2019), Jokowi menyampaikan tiga isu yang menerpa dirinya.

Jalan Rusak di Depan Metropolitan Mall Bekasi Diperbaiki, Warga Berterima Kasih

"Mumpung bertemu, saya ingin sampaikan dan luruskan isu-isu yang menimpa saya. Saya diam, tapi lama-lama ini di luar batas. Saya geleng-gelang, 9 juta orang lebih percaya lagi," kata Jokowi kepada para jemaah.

Jokowi mengatakan, isu itu mulai dari soal dirinya itu dituduh anggota PKI, anti ulama, anti Islam, dan antek asing.

"Presiden Jokowi PKI, itu sudah empat tahun berjalan. Saya lahir tahun 1961, PKI bubar dalam tahun 1965-1966. Berarti umur saya balita, mana ada PKI balita," ujar Jokowi.

BREAKING NEWS: Ledakan Terjadi di Mall Taman Anggrek, Kaca Gedung Hancur

Isu lainnya, kata Jokowi, yakni anti ulama dan Islam.

"Anti ulama, anti Islam. Lah, yang tanda tangan Perpres Hari Santri itu siapa? Itu bentuk saya peduli terhadap santri dan ulama, akan perjuangannya yang ikut andil besar dalam merebut kemerdekaan di negeri ini. Setiap minggu saya sering ke pondok pesantrren bertemu ulama," tuturnya.

Jokowi juga heran atas tuduhan atau isu yang menyebut dirinya antek asing. Sebab, Blok Mahakam, Blok Rokan dan Freeport sudah dikuasi Pemerintah Indonesia.

Jenguk Ahmad Dhani di Lapas Medaeng, Prabowo: Ketidakbenaran Hukum Ini akan Dicatat Sejarah

"Itu Blok Mahakam sudah 55 tahun dikuasai Jepang dan Prancis, 2015 sudah kita ambil total 100 persen. Begitu juga Blok Rokan, 95 tahun dikelola Chevron Amerika, kita sudah kuasai 100 persen," paparnya.

"Terakhir kita kuasi saham mayoritas Freeport 51 persen. Itu patut kita syukuri dan lakukan semua itu tidak mudah. Kalau mudah sudah dari dulu," sambungnya.

Jokowi pun semakin berani menentang para pihak yang melancarkan fitnah kepadanya. Jokowi sempat menduga pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Sandiaga Uno menggunakan konsultan asing, dalam kontestasi Pilpres 2019.

Ledakan di Mall Taman Anggrek Berasal dari Pipa Gas di Koi Cafe di Lantai 4

Awalnya, Jokowi menjelaskan teori propaganda Rusia yang kerap menyebarkan berita bohong secara bertubi-tubi kepada masyarakat, agar masyarakat menjadi ragu terhadap fakta yang sebenarnya.

"Memang teorinya seperti itu. Yang dipakai (kubu Prabowo-Sandi) konsultan asing," ujar Jokowi saat menghadiri acara dukungan dari sedulur kayu dan mebel Jokowi di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).

Menurut Jokowi, konsultan asing tersebut tidak memikirkan dampak-dampaknya dalam menjalankan strateginya di kehidupan masyarakat.

Jadi Tersangka Sejak Oktober 2018, Neneng Hassanah Yasin Baru Ajukan Surat Pengunduran Diri

"Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, tidak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak. Ini membuat rakyat khawatir atau tidak, enggak peduli. Konsultannya konsultan asing," papar Jokowi.

"Terus yang antek asing siapa? Jangan sampai kita disuguhi kebohongan yang terus menerus. Rakyat sudah pintar, baik yang di kota atau di desa," sambung Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta kepada pendukungnya untuk berkampanye atau menyampaikan sesuatu kepada masyarakat secara benar, tanpa menyebarkan berita bohong.

"Yang paling penting bagaimana, karena waktu kita tinggal 2,5 bulan. Kita kerja sampaikan yang benar itu benar, jangan dibalik-balik. Gampang kok," ucap Jokowi. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved