Budayawan Ini Sebut Anies Baswedan Jenius Karena Melihat Hal yang Tak Bisa Dilihat Orang Lain

SENIMAN dan budayawan, Jaya Suprana, menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan seorang yang jenius.

youtube Jaya Suprana Show
Anies Baswedan saat diwawancara oleh Jaya Suprana 

Karena itu seorang gubernur dikasih waktu 5 tahun, supaya dia  punya perencanaan bisa jalan. Kalau tidak, dia pakai dana CSR, apa bedanya dengan swasta.

Nah, saya ingin di jakarta membangun secara tersistemkan. Ada sistemnya, ada perencanaan, ada proses yang benar, nanti diujung bisa dipertanggungjawabkan. InsyaAllah dengan benar pula. Itu yang sekarang sedang  kami lakukan.

Nah program-program ini semua perlu waktu untuk bisa terlihat. Kami punya 5 tahun masa kerja, dan dibua lah susunan itu. Ini yang harus kita sadari sebagai orang yang  mengelola mandat. Bahwa untuk melihat hasil harus perlu proses. Kadang-kadang kita perlu cepet hasilnya. Kalau mau yang instan-instan itu, yang instan pula itu.Makanya kita harus fokus, jangan samoai distrack.

Pada akhirnya rakyat di jakarta akan menilai apa yang kita kerjakan dari apa yang mereka rasakan. Bukan dari keramaian. Ini yang kami fokuskan, apalagi sosial media ini sangat aktif. Makanya saya lebih takut apa yang ditulis sejarawan besok.

Saya punya contoh. Pak Jaya lihat koran-koran sebelum menjelang konferensi Asia Afrika? Koran-koran di indonesia menjelang konferensi Asia Afrika, saat itu yang paling banyak dikriik itu soekarno. Karen dibilang menghambur-hamburkan uang karena mengadakan konferensi untuk orang se Asia Afrika

Ali sastroamitdjojo habis di koran-koran itu. Bapak lihat saja di koran-koran itu isinya kritik semua. Dan yang mengkriktik itu orang-orang yang mengerti, bukan yang tak mengerti. Yang sama-sama bikin republik ini. Umur republik baru 10 tahun kok. Orang-orang matang mereka itu, mengkritik dengan kata-kata yang sangat keras. Apa kata mereka itu.

Padahal berikutinya konferensi itu dikenang sebagai salah satu konferensi yang memerdekakan Afrika dan Asia di dunia. Jadi membuat sejarah itu adalah membuat perjuangan, bukan sekedar entertaining opinion.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat Apel Gerebek Sampah GBK, Senin (30/7/2018).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat Apel Gerebek Sampah GBK, Senin (30/7/2018). (WARTA KOTA/ANGGIE LIANDA PUTRI)

Dalam bagian kedua ini kelihatan Anies Baswedan justru menentang penggunaan KLB dan CSR. Padahal saat menjawab pertanyaan sebelumnya, Anies Baswedan menyebut perusahaan swasta adalah sebuah solusi. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved