Budayawan Ini Sebut Anies Baswedan Jenius Karena Melihat Hal yang Tak Bisa Dilihat Orang Lain

SENIMAN dan budayawan, Jaya Suprana, menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan seorang yang jenius.

youtube Jaya Suprana Show
Anies Baswedan saat diwawancara oleh Jaya Suprana 

Tapi sebelumnya harus diketahui dulu bahwa soal penggunaan dana CSR dan KLB, Ahok merupakan Gubernur yang kerap kali menggunakan dana tersebut di berbagai proyek.

Seperti penataaan waduk Pluit, penataan Kali Besar, proyek simpang susun semanggi, pembangunan jalan inspeksi, pembangunan RPTRA, dan lainnya. Seluruhnya dibangun di masa Ahok.

Dalam wawancara antara Jaya Suprana dan Anies Baswedan, Jaya Suprana mengajukan pertanyaan terkait melayani masyarakat. 

Pertanyaan itu diajukan Jaya Suprana dengan bunyi lengkap 'Sebetulnya anda ini kan seorang pelayan yang mengabdikan diri ke masyarakat. Nah saya merasa sebelum anda itu ada kesan birokrasinya itu pemerintah, maunya memerintah, bukan melayani. Itu anda merasakan nggak?'

Anies Baswedan kemudian menjawab pertanyaan tersebut dengan panjang lebar. Dibawah ini adalah transkrip dari jawaban Anies Baswedan berdasarkan video tersebut : 

Ya, saya merasakan. ini malah kita ingin mendorong cara mengelola ini ke next stage .

Jadi kalau dibilang pemerintahan kita ini. Kami ini sebagai pemerintah, administrator, itu paling dasar, kita hanya melihat warga itu semata-mata sebagai residen.

Level yang lebih tinggi, kami sebagai service provider, dan rakyat sebagai customer, dan ini adalah yang kemarin (era Ahok).

Sekarang sudah naik lagi, pemerintah sebagai fasilitator, dan warga sebagai partisipan. Kenapa? karena warganya sudah empowered juga. Terdidik, mandiri, karena itu mereka bisa melakukan banyak hal.

Ada lagi yang lebih tinggi lagi, kami sebagai kolaborator,penggerak, dan warga sebagai cocreator. Nah itu yang dalam literatur tentang kota disebut sebagai city for point O. Itu yang disebut partisipasi warga.

Kita jangan hanya jadi pelayan, tapi kita harus bisa jadi penggerak. Kalau penggerak itu merangsang masyarakat untuk bergerak, apalagi nanti jadi kolaborator. Kita bekerja bersama

Apalagi tidak ada kota dengan LSM sebanyak jakarta, tidak ada kota dengan perusahaan sebanyak jakarta. Nggak ada. Itu semuanya empowered.  Rugi betul kalau kita di pemerintahan itu merasa kamilah penyedia solusi atas seluruh masalah di kota ini.  Weh, jangan, ini penyedia solusi semua ini.

Justru kita harus bilang, ’saudara-saudara, ini masalah kita semua, mari bantu'

Pak jaya, coba nanti pak jaya kapan-kapan lihat saat Bung Karno meluncurkan usaha pemmberantasan buta huruf tahun 1948 di alun-alun Yogyakarta. Disitu ada papan tulis besar, lalu Bung Karno menulis A I U E O Lah wong 90 persen buta huruf, ya jadi harus dilancarkan.

Itu banner diatasnya tulisannya begini ‘BANTULAH USAHA PEMBERANTASAN BUTA HURUF’.Coba, kata pertamanya apa? BANTULAH. Negara itu berkata kepada rakyat semua, sodara-sodara BANTULAH..BANTULAH..ayo selesaikan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved