Budayawan Ini Sebut Anies Baswedan Jenius Karena Melihat Hal yang Tak Bisa Dilihat Orang Lain
SENIMAN dan budayawan, Jaya Suprana, menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan seorang yang jenius.
Itulah kenapa republik ini bisa survive, karena pemimpinnya berpikir sebagai gerakan, bukan berpikir sebagai administrator, bukan berpikir sebagai service provider, karena tidak menggerakan.

Dalam jawaban itu terlihat Anies Baswedan merasa rugi apabila pemerintah DKI Jakarta sekarang menjadi penyedia solusi.
Sebab menurut Anies, di Jakarta ada banyak perusahaan yang sebenarnya bisa pula menjadi penyedia solusi (Lihat jawaban Anies Baswedan yang dihitamkan dan dimiringkan).
Mari kita lihat bagaimana tak konsistennya Anies Baswedan saat menjawab pertanyaan berikutnya dari Jaya Suprana.
Pertanyaan berikutnya dari Jaya Suprana cukup singkat.Dia hanya ingin tahu apa yang sebenarnya yang akan dikerjakan Anies Baswedan berikutnya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan pun kembali menjawab panjang lebar pertanyaan singkat dari Jaya Suprana itu.
Anies pun menjawab bahwa dia kini ingin menyelesaikan dan menuntaskan apa yang ia janjikan saat Pilkada DKI dahulu.
"Jadi sebagai gubernur,saya sedang bekerja melunasi itu (mandat dari rakyat)," kata Anies Baswedan.
Berikutnyadi bawah adalah kata-kata Anies sesuai yang ada di video wawancaranya dengan Jaya Suprana :
Dan saya merasa di jakarta ini potensi untuk distrack (gangguan) tinggi. Kenapa? Karena kota ini di dunia salah satu yang paling ramai media sosialnya.
Sehingga kalau kita tak fokus pada apa yang direncanakan, maka nanti akan fokus pada apa yang diramaikan.
Padahal apa yang diramaikan 2 tahun lalu saja kita sudah nggak ingat. Makanya saya tak takut apa yang akan ditulis di sosial media, saya lebih takut oleh apa yang akan ditulis oleh para sejarawan di masa depan.
Makanya mandatnya ini mau saya jalankan. Lalu saya turunkan mandat ini berupa Peraturan Gubernur nomor 1058 berisi 60 program strategis DKI Jakarta. Ini harus dijalankan, supaya anggaran kita dikerjakan ke arah sana.
Kita seringkali melihat program besar, karya-karya besar, dan ketika ditanya datangnya darimana, (ternyata dari) denda KLB. Barang besar KLB, lah APBDnya dimana. APBD sebesar in kok CSR. Masa tempat-tempat bagus dibangunnya pakai CSR. APBDnya mana?
Berada di pemerintahan, artinya ada perencanaan. Nah, mandat tadi diterjemahkan dalam bentuk 60 program strategis, diterjemahkan jadi perencanaan, baru nanti dieksekusi.