Maftuh Basyuni Ungkap Rahasia Sebenarnya Soeharto Tolak Ditemui BJ Habibie Hingga Akhir Hayat
Ketika Soeharto menolak ditemui BJ Habibie setelah dia menyerahkan kekuasaannya, ada alasannya, ini versi Maftuh Basyuni.
Presiden RI ke II, Soeharto punya perjalanan panjang di tampuk kekuasaan RI hingga 32 tahun.
Sosok Presiden RI ke-II kembali menjadi buah bibir seiring dengan peringatan 52 tahun Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar).
Salah satu yang paling banyak dibicarakan adalah tentang naskah dan dokumen asli Super Semar, yang berkop Angkatan Darat (AD).
Baca: Alasan Lawan Politik Jokowi Walkout di Saat Rapimnas Partai Demokrat dari pada Kasih Kartu Kuning
Sosok Soeharto sendiri menyimpan banyak kisah yang terus menjadi pembicaraan hingga akhirnya peralihan kekuasaan kepada Wakil Presiden BJ Habibie.
Salah satu kisah lain yang paling banyak dibicarakan adalah ketika Soeharto menolak untuk ditemui BJ Habibie setelah dia menyerahkan kekuasaannya.
Sebenarnya, tokoh yang akrab disapa Pak Harto itu sudah mengerti dan merasakan bagaimana gejolak yang terjadi di Indonesia di tahun 1998.
Bukan tanpa alasan, dia mengundurkan diri secara mendadak di tengah gelombang demonstrasi berkepanjangan yang terjadi di Indonesia.
Buku Pak Harto The Untold Story mengungkapkan bagaimana sebenarnya tokoh yang banyak dihujat di akhir kepemimpinannya itu.
Sifat Soeharto selalu digambarkan sebagai sosok yang tegas dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, meski untuk sebagian kalangan, hal itu dianggap tidak tepat.
Baca: Genap 52 Tahun Surat Asli Super Semar masih Misteri Meski Soeharto tidak lagi Berkuasa
Meski banyak yang tidak setuju dengan roda pemerintahan di masa Orde Baru (Orba) yang dilaksanakan dengan tangan besi, tapi di masa itu keamanan dan ketertiban lebih bisa dirasakan masyarakat.
Salah satu bagian di buku tersebut memberikan sejumlah rahasia di antaranya terkait dengan bagaimana Soeharto hingga akhir hayat menolak ditemui oleh BJ Habibie.
Hingga Habibie menjadi Presiden, Soeharto menolak untuk berjumpa dengan Habibie.
Soeharto sudah menganggap Habibie seperti anak kandungnya itu tidak sekali pun mau ditemui oleh Habibie.
Dalam buku Pak Harto The Untold Stories, mantan Kepala Protokol Istana zaman Soeharto, Maftuh Basyuni, membeberkan penggalan kisahnya.
Baca: Satu Hari Setelah Super Semar Terbit Jadi Pembenaran untuk Tindakan Terkelam di Sejarah Bangsa
Maftuh, kala itu, menjadi penyampai pesan dari Habibie di Istana ke Soeharto di Cendana, Jakarta Pusat.
Sejak Pak Harto berhenti, beberapa kali, Maftuh Basyuni datang ke Cendana untuk menyampaikan permintaan BJ Habibie, yang ingin bertemu dengan Pak Harto.
Mantan Menteri Agama di era Presiden SBY itu mengisahkan, di saat ulang tahun Soeharto ke-77 tepatnya 8 Juni 1998, Habibie datang dengan membawa bunga dan kartu ucapan selamat.
Namun, lagi-lagi ditolak Soeharto.
Soeharto menitipkan sebuah pesan kepadanya untuk disampaikan kepada Habibie.
"Sampaikan ke Pak Habibie, dalam situasi seperti ini tidak elok Pak Habibie bertemu dengan Pak Harto, nanti ketularan dihujat orang banyak. Biarlah Pak Harto sendiri yang menghadapi hujatan-hujatan itu, yang lain bekerja sebaik-baiknya untuk bangsa dan negara," kata Soeharto kepada Maftuh.
Sementara, menurut Maftuh, pada 21 Mei 1998 menjadi hari terakhir Soeharto melihat BJ Habibie.
Usai Habibie disumpah menggantikan Soeharto, Habibie mendapat ucapan dari banyak orang di Istana.
Pada saat itulah, Soeharto memilih untuk meninggalkan acara dan memilih pulang.
"Pak Harto di mana?" tanya Habibie kepada Maftuh.
"Sudah pulang ke Cendana," jawab Maftuh.
Ternyata, kala itu, merupakan momen terakhir Habibie bisa bertemu Soeharto.
Baca: Panggabean Cabut Pistol di Kala Basuki Rahmat Minta Bung Karno Tanda Tangan Super Semar Berkop AD
Soeharto secara diam-diam atau terbuka memang tidak pernah bertemu BJ Habibie sampai akhirnya berpulang.
Hingga akhirnya, Soeharto berpulang, BJ Habibie tetap tidak bisa bertemu dengan Soeharto.
Kenyataan ini diakui sebagai salah satu kepedihan yang dirasakan sangat menyayat oleh BJ Habibie.
Sedangkan mantan Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni (77 tahun) meninggal dunia di RS Gatot Subroto setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit tersebut.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh putranya, Irvan Basyuni, melalui telepon kepada Antara, Selasa (20/9/2016).

Sebelumnya, almarhum Maftuh sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Malaysia.
Di rumah sakit tersebut Maftuh sempat menjalani penyinaran untuk penyakit kankernya di sekitar paru-paru.
Baca: Pidato Banjir Pujian, Jokowi Sebenarnya Dikecilkan Anak Buahnya
Pada Selasa petang, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama beberapa menteri sempat membesuk Maftuh di rumah sakit tersebut.
Muhammad Maftuh Basyuni, SH. (lahir di Rembang, Jawa Tengah, 4 November 1939) adalah Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
