Jembatan Kedaung di Tangerang Mulai Beroperasi, Pro Kontra Masih Mewarnai

Pembangunan Jembatan Kedaung sempat tertatih-tatih. Proyek yang terseok-seok selama bertahun-tahun itu, kini sudah tampak wujudnya.

WARTA KOTA/ANDIKA PANDUWINATA
Jembatan Kedaung yang menghubungkan wilayah Kedaung Barat Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, dengan Kedaung Baru Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, mulai beroperasi. 

WARTA KOTA, TANGERANG - Pembangunan Jembatan Kedaung sempat tertatih-tatih.

Proyek yang terseok-seok selama bertahun-tahun itu, kini sudah tampak wujudnya.

Jembatan tersebut menghubungkan wilayah Kedaung Barat Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, dengan Kedaung Baru Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Dengan pembangunan jembatan ini, warga dari Sepatan dan Neglasari atau sebaliknya, akan sangat dimudahkan melintas antar-wilayah. Jembatan ini juga menjadi akses pintas ke Bandara Soekarno-Hatta, dari kawasan pesisir utara Kabupaten Tangerang.

Baca: SBY Siapkan AHY untuk Pilpres 2024

Jembatan Kedaung berdiri tegak membentang menyeberangi Sungai Cisadane di bawahnya. Namun, keberadaan jembatan tersebut menuai pro dan kontra.

Sebagian masyarakat senang dengan adanya pembangunan itu, sehingga dapat mempersingkat waktu tempuh.

Namun, di sisi lain sebagian warga dirundung nelangsa. Lantaran mata pencaharian mereka tergerus akibat adanya Jembatan Kedaung tersebut.

Sebelum Jembatan ini ada, masyarakat umumnya menaiki alat transportasi perahu eretan sebagai penghubung. Para pekerja perahu eretan pun kini gundah terkait keberadaan Jembatan Kedaung.

Baca: Jokowi Kesulitan Cari Lahan di Jawa untuk Dijadikan Bank Tanah

"Ya pasti kami penghasilannya berkurang lah dengan adanya jembatan itu," ujar Apip (31), pekerja perahu eretan kepada Warta Kota di Neglasari, Kota Tangerang, Rabu (6/9/2017).

Hal senada disampaikan Jamen (45), rekan seprofesi Apip. Menurutnya, keberadaan Jembatan Kedaung sangat berdampak buruk pada kelangsungan pekerjaannya.

"Mayoritas warga di dekat Jembatan ini usahanya perahu eretan. Sudah ada selama puluhan tahun kami mencari nafkah dengan usaha itu. Kalau ada Jembatan seperti ini, gimana penghasilan kami sehari-hari menghidupi keluarga?" tuturnya.

Baca: Niko Panji Tirtayasa: Novel Baswedan, Berobatlah ke Indonesia, Kita Sama-sama Bersihkan Nama Baik

Ia meminta agar pemerintah mencari jalan keluar. Terlebih, pembangunan jembatan ini untuk kemaslahatan masyarakat.

"Harus dicari solusinya. Ada Jembatan atau pembangunan, tapi harus dipikirin juga biar enggak ada orang yang sengsara ke depannya," kata Apip.

Rega (36), pria asal Sepatan, Kabupaten Tangerang, justru senang jika Jembatan Kedaung tersebut beroperasi.

Baca: Fahri Hamzah: Postur Jokowi Enggak Ada Tampang Otoriter, Tidak Diktator

"Saya kalau dari rumah biasanya harus putar jalan dulu kalau mau ke Bandara Soetta. Dengan adanya Jembatan ini jadi dekat, hanya perlu 15 atau 20 menit saja sampai ke bandara," ungkap Rega yang mengendarai sepeda motor.

Hal serupa dialami Yanti (29), warga asal Neglasari, Kota Tangerang. Ia menyebut Jembatan Kedaung sangat membantu akses untuk ke tempat kerjanya.

"Saya kerja di Mauk, Kabupaten Tangerang. Kalau lewat Jembatan ya jadi dekat, enggak harus ribet dan macet-macetan lagi," ucapnya.

Baca: Bertemu Jokowi, AHY Dinilai Sedang Mainkan Politik Dua Kaki

Pantauan Warta Kota di lokasi, Jembatan Kedaung saat ini sudah mulai beroperasi. Walau pun sempat mendapat penolakan keras dari warga yang mayoritas pekerja perahu eretan.

Namun, jembatan tersebut belum beroperasi secara total. Hanya diperuntukkan bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Spanduk imbauan pun terpampang di atas Jembatan Kedaung. Mobil tak boleh melintas.

Titik simpul pengujung jembatan ke arah Neglasari jalannya tampak sempit. Jalan tiga bercabang yang sempit ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kemacetan parah, jika mobil diizinkan melintasi Jembatan Kedaung.

"Kami sedang sosialisasi kepada warga mengenai pengoperasian Jembatan ini. Sebenarnya Jembatan Kedaung pembangunannya kewenangan Pemprov Banten, di sini kami hanya sebatas koordinasi," jelas Kasubag Perencanaan Dinas PU Kota Tangerang Hafid, saat dihubungi Wartakotalive.com. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved