Jembatan Kedaung di Tangerang Mulai Beroperasi, Pro Kontra Masih Mewarnai
Pembangunan Jembatan Kedaung sempat tertatih-tatih. Proyek yang terseok-seok selama bertahun-tahun itu, kini sudah tampak wujudnya.
"Harus dicari solusinya. Ada Jembatan atau pembangunan, tapi harus dipikirin juga biar enggak ada orang yang sengsara ke depannya," kata Apip.
Rega (36), pria asal Sepatan, Kabupaten Tangerang, justru senang jika Jembatan Kedaung tersebut beroperasi.
Baca: Fahri Hamzah: Postur Jokowi Enggak Ada Tampang Otoriter, Tidak Diktator
"Saya kalau dari rumah biasanya harus putar jalan dulu kalau mau ke Bandara Soetta. Dengan adanya Jembatan ini jadi dekat, hanya perlu 15 atau 20 menit saja sampai ke bandara," ungkap Rega yang mengendarai sepeda motor.
Hal serupa dialami Yanti (29), warga asal Neglasari, Kota Tangerang. Ia menyebut Jembatan Kedaung sangat membantu akses untuk ke tempat kerjanya.
"Saya kerja di Mauk, Kabupaten Tangerang. Kalau lewat Jembatan ya jadi dekat, enggak harus ribet dan macet-macetan lagi," ucapnya.
Baca: Bertemu Jokowi, AHY Dinilai Sedang Mainkan Politik Dua Kaki
Pantauan Warta Kota di lokasi, Jembatan Kedaung saat ini sudah mulai beroperasi. Walau pun sempat mendapat penolakan keras dari warga yang mayoritas pekerja perahu eretan.
Namun, jembatan tersebut belum beroperasi secara total. Hanya diperuntukkan bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Spanduk imbauan pun terpampang di atas Jembatan Kedaung. Mobil tak boleh melintas.
Titik simpul pengujung jembatan ke arah Neglasari jalannya tampak sempit. Jalan tiga bercabang yang sempit ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kemacetan parah, jika mobil diizinkan melintasi Jembatan Kedaung.
"Kami sedang sosialisasi kepada warga mengenai pengoperasian Jembatan ini. Sebenarnya Jembatan Kedaung pembangunannya kewenangan Pemprov Banten, di sini kami hanya sebatas koordinasi," jelas Kasubag Perencanaan Dinas PU Kota Tangerang Hafid, saat dihubungi Wartakotalive.com. (*)